ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. “P” DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI DENGAR
DI BANGSAL P2(SHINTA) RS GRHASIA PAKEM
YOGYAKARTA
Disusun oleh
ISWATUS SHOLIHAH 11.05.653
LAKSITA CANDRAWATI 11.05.655
AKADEMI PERAWATAN WIYATA HUSADA
YOGYAKARTA
2008
HALAMAN PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan pada Nn. P dengan Diagnosa Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran di bangsal Shinta (P2) RS GRHASIA Pakem Yogyakarta, dalam rangka untuk memenuhi tugas kelompok praktek keperawatan jiwa, telah mendapat pengesahan pada :
Hari :
Tanggal :
Kelompok IV
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
(WAHYU W.AMK ) (ANASTASIA SARI K.,S.Kep.Ns)
BAB II
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Ruang Rawat : P2 (SHINTA), RS GRHASIA DIY
Hari/ tanggal : Rabu,14 mei 2008
Jam : 08:00 wib
Oleh : Iswatus Sholihah
Laksita Candrawati
Sumber data : Buku status, pasien, perawat
Metode pngumpulan data :Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi
dokumentasi
Identitas Klien
a.Klien
Nama : Nn.”P”
Umur : 22 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : -
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Margo Rejo Tempel Sleman
No.CM : 02.76.72
Tanggal Masuk :14 Mei 2008
Diagnosa Medis : Aksis I : F 25 dd F 20.2
Aksis II : Skizoid
Aksis III : -
Aksis IV : Tidak jelas
Aksis V : jelek
b.Penanggung jawab
Nama : Tn.”J”
Pekerjaan : Polri
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Margo Rejo Tempel Sleman
Hubungan dengan klien : Ayah
Alasan Masuk
3 hari sebelum masuk RS,Klien menolak minum obat, makan sulit,tidur sulit,tidak mau bicara, klien banyak diam
Faktor Predisposisi
Pernah mondok di Grhasia . Pulang mondok yang pertama tanggal 26 April 2008
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital:
TD: 110/70 mmHg S : 360 C
N : 84 X/mnt RR: 24X/mnt
b. Status Gizi
TB :155 CM
BB :59 Kg
Psikososial
Genogram
Keterangan:
: Permpuan
: Laki-laki
: Pasien
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal serumah
Konsep Diri
Citra Tubuh : Pasien menyukai semua bagian tubuhnya terutama hidungnya karena mancung.
Identitas diri : Klien dapat menyebutkan identitas dirinya yaitu: nama,umur dan klien sadar bahwa dirinya seorang perempuan dan berperilaku seperti layaknya seorang perempuan
Peran Diri :Klien sadar bahwa dirinya penghuni P2, dan dirumah klien merasa sebagai anak dan kakak
Ideal Diri : Klien mengatakan ingin pulang, sembuh dan bekerja ditoko
Harga Diri : Klien tidak suka bergaul atau ngobrol-ngobrol dengan teman-teman sebangsal maupun dengan perawat,namun klien mau berinteraksi jika diajak. Missal:memimpin senam
Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti dengan kien adalah teman dan keluarga
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Selama diRS, sosialisasi dan aktifitas klien selalu dibimbing oleh perawat. Klien cenderung diam, menyendiri, melamun dan mondar-mandir. Mulai tanggal 22 mei 2008 klien mengikuti kegiatan rehabilitasi
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
klien mengatakan tidak suka bergaul dengan teman-teman sebangsal
Spiritual
Klien mengatakan bahwa dia beragama Islam,dan mengaku adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Kegiatan Ibadah
Selama di RS,klien kadang-kadang melakukan kegiatan ibadah(sholat 5 waktu)
Status Mental
a. Penampilan
Klien tampak rapi memakai seragam dari rumah sakit,bersih dan rambut tidak kusut dan rapi.
b Pembicaraaan
Komunikasi koheren, klien berbicara dengan nada pelan dan lambat, klien tidak mau memulai pembicaraan (komunikasi harus dirangsang).
c Aktifitas motorik
Klien mondar mandir tanpa tujuan, duduk sebentar lalu mondar mandir lagi.ADL klien mandiri tapi masih perlu dibimbing oleh perawat. Klien tidak tremor.
d Alam perasaan
Klien tampak murung dan sedih, klien sering diam, tapi kadang tersenyum bila diajak bicara/disapa.
e Afek
Afek labil. Emosi klien berubah-ubah, kadang mudah tersenyum namun kadang walaupun diajak tersenyum, klien hanya diam saja.
f Interaksi selama wawancara
Saat diwawancara, kontak mata klien kurang dan komunikasi masih perlu dirangsang.
g Persepsi
Saat pengkajian, klien mengatakan tadi pagi ada bisikan suara laki-laki dan perempuan menyuruh tidak boleh mandi.
h Isi pikir
Tidak ada ganguan isi pikir
i Proses pikir
Blocking, Selama diajak berkomunikasi klien mampu menjawab pertanyaan dengan benar, tapi tiba-tiba berhenti (bengong,diam), kemudian dilanjutkan kembali.
j Tingkat kesadaran
Kesadaran klien stupor, klien mempertahankan sikap canggung seperti duduk tegak kaku, tatapan mata kosong.
Kemampuan klien terhadap :
Orang : baik
(klien mudah mengingat nama perawat atau teman yang sudah dikenal)
Waktu : baik
(klien mampu menyebutkan waktu pagi, siang, dan malam).
Tampat : baik
klien mengetahui dimana dia dirawat saat ini, yaitu di RS Grhasia ruang P2
Situasi : baik
(klien dapat membedakan antara situasi sepi dan ramai, klien dapat menjawab bahwa pasar lebih ramai dari pada di ruangan/bangsal)
k Memori
Klien mengatakan hanya lulus SMA dan mempunyai 2 adik. Adik yang pertama perempuan dan kedua laki-laki. Klien juga masih ingat tadi waktu makan siang lauknya lele.
Klien mapu mengingat nama perawat yang sudah dikenal.
l Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung dengan lancar mulai dari angka 1-20, Klien dapat menyelesaikan penjumlahan sederhana, seperti : 150+50=200
m Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan,misal:
Klien celananya kotor langsung ganti celana dan waktu selangkangannya sakit(gatal-gatal) langsung mengeluh keperawat.
n Daya titik diri
Klien menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan sedang dirawat diRumah Sakit jiwa.
Kebutuhan Perencanaan Pulang
Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan
klien mengatakan dirinya tidak pernah kekurangan makan di rumah. Klien biasa makan nasi, sayur dan lauk dengan daging atau telur. Dan diantara jam makan kadang klien makan makanan ringan seperti kue, gorengan, dll.
Keamanan
keluarga klien mampu memberikan keamanan fisik bagi klien selama di rumah.
Perawatan kesehatan
Klien control diantar oleh keluarga dan tidak mau minum obat dengan teratur Yang mendukung perawatan kesehatan klien adalah ibunya dan pakdenya.
Pakaian
klien mengatakan bahwa untuk menyediakan pakaian, keluarga klien tidak ada masalah.
Transportasi
Klien jika beraktifitas/perjalanan jarak dekat menggunakan motor, jika jarak jauh menggunakan Bis/transportasi umum.
Tempat Tinggal
Rumah klien sudah permanent dengan dinding tembok dan lantai keramik.
Kegiatan hidup sehari-hari
Perawatan diri
Klien melakukan aktifitas secara mandiri, seperti mandi 2X pagi dan sore,BAB/BAK pada tempatnya(WC),ganti pakaian.
Nutrisi
klien mengatakn tidak ada masalah dengan menu makanan yang disediakan oleh rumah sakit, klien menyukainya. Klien makan 3 kali/hari. Klien jarang membeli/makan makanan ringan. Menurut perawat, nafsu makan klien meningkat, Dari data diperoleh berat badan klien tetap dari sejak masuk hingga saat pengkajian yaitu 49 kg.
Klien mengatakan puas dengan pola makan 3X sehari selama diRS, Klien menghabiskan jatah makan yang disediakan.
Tidur
Klin mengatakan tidak ada gangguan tidur,tidur malam jam 21.00-05.00,tidur siang kadang-kadang .
Penggunaan obat
Klien mau minum obat jika perawat memberikan obatnya. Klien tidak mengeluh adanya mual, pusing atau gatal-gatal setelah minum obat
Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan kalau sedang sakit di bawa berobat ke RS. terdekat.
Aktifitas di dalam rumah
Kegiatan klien di dalam rumah seperti : menyapu,mengepel,memasak.
Aktifitas diluar rumah
Kegiatan klien di luar rumah membantu ibu untuk belanja ke pasar.
Mekanisme Koping
Klien mau berkomunikasi atau mengungkapkan masalahnya jika di tanya oleh orang yang di kenal atau dipercaya. Namun klien lebih sering memilih diam bila sedang ada masalah
Aspek Medis
Diagnosa:
Aksis I : F 25 dd F 20.2
Aksis II : Skizoid
Aksis III : -
Aksis IV : Tidak jelas
Aksis V : jelek
Terapi
CPZ 100 mg ½ - 0 – ½
THP 2 mg 1 – 0 – 1
Stelazin 5 mg 1 – 0 – 1
Diagnosa Keparawatan
1.Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
2. Kerusakan Interaksi Sosial
ANALISA DATA
NO | DATA | MASALAH |
1.
2.
| Data Utama:
DS:
DO:
Data utama: Klien tidak suka bergaul atau ngobrol-ngobroll dengan teman-teman sebangsal DS:
DO:
|
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
Kerusakan Interaksi Sosial |
CATATAN PERKEMBANGAN
No Dx | IMPLEMENTASI | EVALUASI |
1 | 14 Mei 2006 Pkl. 08.00 WIB
Icha-Achi
17 Mei 2008 Pkl. 08.15 WIB
Icha-Achi
19 Mei 2008 PKL.08.10 WIB
Icha-Achi |
Pkl. 12.45 WIB S :
O :
A : Tujuan tercapai sebagian P : Lanjutkan intervensi
Icha-Achi
PKL. 12.50 WIB S :
O :
A : Tujuan tercapai sebagian P : lanjutkan intervensi
Icha-Achi
PKL.12.50 WIB S :
O :
A : Tujuan tercapai sebagian P : Lanjutkan intervensi
Icha-Achi
|
2
|
14 Mei 2008 PKL.08.00
Icha-Achi
17 Mei 2008 PKL.08.15 WIB
Icha-Achi
19 Mei 2008 PKL.08.10 WIB
Icha-Achi
22 Mei 2008 PKL.08.00
Icha-Achi
|
PKL. 12.45 WIB S :
O :
A: Tujuan tercapai sebagian P : lanjutkan intervensi
Icha-Achi
PKL.12.50 WIB S :
O :
A : Tujuan tercapai sebagian P : Lanjutkan intervensi
Icha-Achi
PKL.13.50 WIB
S :
O :
A : Tujuan tercapai sebagian P : Lanjutkan intervensi
Icha-Achi
PKL:12.45 S : -Klien mengatakan direhab suruh ngapain mbak? O :
A : Tujuan tercapai sebagian P : Lanjutkan intervensi
Icha-Achi
|
|
|
|
BAB I
laporan pendahuluan
SHIZOFRENIA
PENGERTAIN
Shizofrenia bukan merupakan suatu penyakit tunggal tetapi merupakan suatu kelompok gangguan dengan ciri-ciri psikotik tertentu. Selama fase akut, lamanya paling tidak 6 bulan.
Psikosis : distorsi atau disorganisasi makro dan kapasitas mental seseorang, yaitu suatu ketidakmampuan untuk berkomunikasi atau mengenali realitas yang menimbulkan kesukaran dalam kemampuan seseorang untuk berperan sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari-hari.
Gangguan shizofrenik umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsiyang mendasar dan khas dan oleh afek yang tidak wajar (inapropriate) atau tumpul biasanya dipertahankan walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian
GEJALA
Gejala psikosis menyebar dalam 5 kategori utama fungsi otak
Kognisi
Termasuk masalah semua aspek ingatan, perhatian, bentuk, dan jumlah ucapan, pengambilan keputusan atau delusi
Persepsi
Termasuk halusinasi, ilusi, maslah intelegensia, sensori
Emosi
Terkait dengan pengekspresian yang berlebihan ( hiperekspresi ), atau kurang ( hipoekspresi ) dengan sikap yang kurang sesuai.
Gerakan dan Perilaku
Termasuk katatonia, waxy flexibility, gerakan mata abnormal, agresi/anxiety, perilaku stereotipik, kurang tekun dalam bekerja dan sekolah
Hubungan
Meliputi isolasi dan menarik diri, harga diri rendah dan ketidakmampuan sosial, kerancuan identitas gender, stigma yang berhubungan dengan penarikan diri dan orang lain.
FAKTOR-FAKTOR PENCETUS
Biologis
Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologis yang maladaptif yang baru mulai dipahami :
Adanya lesi pada area frontal, temporal, dan limbik, paling berhubungan dengan perilaku psikotik.
Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skhizofrenia :
Dopamin neurotransmiter yang berlebihan
Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmiter lain
Masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin
Psikologis
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurologik yang maladaptif belum didukung oleh penelitian
Sosial budaya
Strees yang menumpuk dapat menunjang awitan skizofrenia dan gangguan psikotik lain
STRESSOR PENCETUS
Biologis
Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur pusat informasi
Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara aktif menanggapi rangsangan
Stress Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan streessor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku
PEMICU
Pemicu merupakan prekursor dan stimuli yang sering menimbulkan episode baru suatu penyakit.
-
Kesehatan
Lingkungan
Sikap/perilaku
Gizi buruk
Kurang tidur
Irama sirkardian tidak seimbang
Keletihan
Infeksi
Obat sistem syaraf pusat
Penyebab dan akibat gangguan
Gangguan proses informasi
Kelainan perilaku
Alam perasaan abnormal
Ansietas sedang sampai berat
Rasa bermusuhan / lingkungan yang penuh kritik
Masalh perumahan (tidak puas dengan perumahan)
Tekanan terhadap penampilan (kehilangan kemandirian dalam kehidupan)
Perubahan dalam pola kejadian terhadap pola hidup sehari-hari
Stress (kurang ketrampilan untuk mempertahankan kehidupan)
Kesukaran interpersonal
Gangguan dalam hubungan interpersonal
Kesepian ( isolasi sosial, kurang dukungan sosial )
Kehilangan isyarat lingkungan
Tahanan pekerjaan (ketrampilan bekerja yang kurang)
Ketrampilan sosial yang kurang
Kurang transportasi (sumber)
“Kasihan saya” konsep rendah diri
“Keputusasaan” kurang percaya diri
“Saya gagal” kehilangan motivasi untuk menggunakan ketrampilan
“Kurang kendali” demoralisasi
perasaan dikuasai oleh gejala
“Tidak ada seorang pun yang menyukai saya” tidak mampu memenuhi kebutuahan spiritual
tampak / bertindak berbeda dengan orang lain yang berusia / berbudaya sama
ketrampilan sosial kurang
perilaku agresif
perilaku amuk
pengelolaan pengobatan yang kurang
pengelolaan gejala yang kurang
KATEGORI GEJALA
Gejala positif
Halusinasi
Delusi
Gangguan pemikiran
Gejala negatif
Affective flatering
Aphatis
Miskin pikir
SUMBER-SUMBER KOPING
Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman terhadap pengaruh gangguan otak pada perilaku. Kekuatan dapat meliputi :
Modal intelegensia / kreativitas yang tinggi
Peran orang tua dalam mendidik anak dan remaja tentang ketrampilan koping
Sumber keluarga : pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan
MEKANISME KOPING
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respons neurobiologik termasuk :
Regresi, berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-hari.
Proyeksi sebagai upaya untuk aktivitas hidup sehari-hari
Menarik diri
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A., 1994, Tingkah Laku Bunuh Diri, EGC, Jakarta.
Rawlin’s, et.al., 1993, Menthal Psychiatric nursing A Holistic Life Cyrcle Approach, 3ed, Mosby, USA.
Stuart and Sundeen, 1998, Principles and Practice of Psychiatric nursing, 6ed, Mosby Year Book, USA.
Stuart and Sundeen, 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta.
American Psychiatric Association, 1999, Assessment of Suicide Risk 24 hours After Psychiatric Hospital Admission, Psychiatric Service.
HALUSINASI
PENGERTIAN
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal pikiran dan rangsang eksternal (dunia luar) klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata, misalnya : klien menyatakan mendengar suaru. Padahal tidak ada orang yang bicara.
PROSES TERJADINYA HALUSINASI
Fase pertama
Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepiam yang memuncak dan tidak dapat di selesaikan, klien mulai melamun dan memikirkan hal – hal yang menyenangkan cara ini hanya menolong sementara.
Fase kedua
Kecemasan meningkatkan, menurun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada bisikan yang tidak jelas, klien tidak ingin orang lain tahu ia tetap dapat mengontrol.
Fase ketiga
Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengotrol klien, Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.
Fase empat
Halusinasi berubah menjadi mengancam memerintah dan memarahi klien, klien menjadi takut, tidak berdaya hilang kontrol dan tidak berdaya, hilang dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan
TANDA-TANDA HALUSINASI
Menurut diri, tersenyum sendiri duduk terpaku, bicara sendiri memandang satu arah, menyerang tiba – tiba, arah gelisah.
JENIS HALUSINASI
Halusinasi dengar
Dengan suatu membicarakan, mengejek, menertawakan, mengancam tetapi tidak ada sumbernya disekitarnya.
Halusinasi terlihat
Melihat pemandangan, orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada tetapi klien yakin ada.
Halusinasi penciuman
Menyatakan mencium bau bunga kemenyan yang tidak dirasa orang lain dan ada sumber.
Halusinasi kecap
Merasa mengecap sesuatu rasa di mulut tetapi tidak ada.
Halusinasi raba
Merasa ada binatang merayap pada kulit tetapi tidak ada
F. RENTANG RESPON HALUSINASI
-
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten dengan pengalaman
Perilaku sesuai
Hubungan sosial
Pikiran kadang menyimpang
Ilusi
Reaksi emosional berlebihan atau kurang
Perilaku ganjil / tak lazim
Menarik diri
Kelaianan pikiran / delusi
Halusinasi
Ketidakmampuan untuk mengalami emosi
Ketidakteraturan
Isolasi sosial
0 komentar:
Posting Komentar