ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Dengan
RESPON EMOSIONAL dan GANGGUAN ALAM PERASAAN (MOOD)
Oleh:
TULUS SETIONO
OO219
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UGM
YOGYAKARTA
2005
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Dengan
RESPON EMOSIONAL dan GANGGUAN ALAM PERASAAN (MOOD)
PENGERTIAN
Keadaan emosi yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Suasana hati yang mewarnai seluruh kehidupan psikis sehingga mempengaruhi kehidupan seseorang dalam waktu lama
Mania dan Depresi:
Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yangditandai dengan adanya alam perasaan yang meningkat, meluas atau keadaan emosi yang mudah tersinggung.
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.
A.RENTANG RESPON EMOSIONAL
KepekaaN Reaksi berduka Supresi Penandaan Depresi/
Emosional tak berkomplikasi emosi reaksi berduka mania
(responsive) (reaksi kehilangan (reaksi kehilangan
Wajar) memanjang)
Responsif
Keadaan dimana seseorang sadar dengan perasaannya, terbuka dan dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal
Reaksi kehilangan wajar
Reaksi yang dihadapi oleh setiap orang jika menghadapi kehilangan dan tidak berlangsung lama. Misal: kehilangan orang yang dicintai atau kehilangan barang berharga
Supresi
Merupakan tahap awal respon maladaptive dimana individu menyamngkal perasannya dan menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaan terhadap lingkungan.
Realksi kehilangan memanjang
Keadaan ini akan mengganggu fungsi individu secara efektif. Gejala yang terlihat: bermusuhan,kesedihan yang berlebihan, tidak mampu mengekspresikan perasaan, rendah diri
Mania atau Depresi
Mania gejalanya hiperaktif, euphoria
Depresi gejalanya mengurung diri, malas bergaul, malas mandi.
FAKTOR PREDISPOSISI
Factor genetic, dianbnggap mempengaruhi transmisi gangguan afektif melalui keluarga atau keturunan
Teori agresi menyerang kedalam, menunjukan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang ditujukan pada diri sendiri.
Teori kehilangan objek, merujuk kepada perpisahan traumatic individu dengan benda yang sangat berarti
Teori organisasi kepribadian, menguraikan bagaimana konsep diri yang negative dan harga diri rendah mempengaruhi system keyakinan dan penialaian seseorang terhadap stressor.
Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negative seseorang , dunia seseorang dan masa depan seseorang.
Model ketidak berdayaan yang dipelajari, menunjukan bahwa bukan semata-mata trauma menyebabkan depresi tetapi keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhdap hasil yang penting dalam kehidupannya, oleh karena itu ia mengulang respon yang adaptif
Model perilaku, berkembang dari kerangka teori belajar social, yang mengasumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan
Model biologic, menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama masa depresi, termasuk defisiensi katekolamin, disfungsi endorphin, hipersekresi kortisol dan variasi periodic dalam irama biologic.
FAKTOR PRESIPITASI
Ada 4 besar sumber utama stressor yang dapat mencetuskan gangguan alam perasaan:
Kehilangan yang nyata atau yang dibayangkan termasuk kehilangan cinta seseorang, fungsi fisik, kedudukan atau harga diri. Karena elemen actual dan simbolik melibatkan konsep kehilangan, maka persepsi pasien merupakan hal yang sangat penting.
Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi yang mempunyai damapak terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Perandan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan depresi terutama pada wanita
Perubahan fisiologis diakibatkan oleh oabt-obatan atau sebagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma dan gangguan keseimbangan metabbolik, dapoat mencetuskan gangguan alam perasaan. Diantara obat-obatan tersebut terdapat obat anti hipertensi dan penyalahgunaan zat yang menyebabkan kecanduan. Kebanyakan penyakit kronik yang melemahkan tubuh juga sering disertai dengan depresi. Depresi yang terdapat pada usia lanjut biasanya bersifat kompleks, karena untuk menegakkan diagnosisnya sering melibatkan evaluasi dari kerusakan efek organic dan depresi klinik.
PERILAKU DAN MEKANISME KOPING
Perilaku
Mania: Perbedaan intensitas psikologikal yang tinggi
Depresi: kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi
Mekanisme Koping
Reaksi kehilangan yang memanjang:denial, supresi
Berduka yang belum terselesaikan: represi, supresi
Kurang efektifnya dalam menghadapi kehilangan
PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN ALAM PERASAAN
Pada depresi:
Afektif: Marah, cemas, sedih, putus asa, kesepian, harga diri rendah
Fisiologis: Nyeri perut, anoreksia, insomnia, konstipasi, berat badan turun
Kognitif: Ambivalen, bingung, konsentrasi kurang, menyalahkan diri, pesimis, ragu-ragu, ide bunuh diri
Perilaku: Ganngguan aktivitas, iritabel, ketergantungan, kurang minat, penurunan psikomotor.
Pada Mania
Afektif: Elasi, suka humor, harga diri tinggi, tak mau dikritik, tidak merasa malu, tida merasa bersalah
Fisiologis: Dehidrasi, nutrisi tidak adekuat, sukar tidur, berat badan menurun
Kognitif: Ambisi, denial, pikiran mudah pecah, flight of idea, waham kebesaran, ilusi
Perilaku: agresif, hiperaktif, tak bertangngung jawab, iritabel, kebersihan diri kurang, aktivitas meningkat
SUMBER-SUMBER KOPING
Status sosioekonomi
Keluarga
Jaringan interpersonal
Organisasi sekunder yang dinaungi oleh lingkungan social yang lebih luas.
FAKTOR-FAKTOR RISIKO DEPRESI
Episode depresi sebelumnya
Riwayat keluarga tentang depresi
Percobaan bunuh diri sebelumnya
Jenis kelamin wanita
Usia saat awitan depreesi <40 tahun
Masa Post partum
Kurang dukungan social
Peristiwa kehidupan yang penuh stress
Riwayat personal tentang pennganiayaan seksual
Penyalahgunaan zat terakhir
Komorbiditas medik
POHON MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MIUNGKIN MUNCUL PADA KLIEN DENGAN DEPRESI
Risiko kekerasan pada diri sendiri
Harga diri rendah kronis/situasional
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Putus asa
Kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan interaksi social
Risiko distress spiritual
Gangguan Persepsi sensori
B.RENCANA PERAWATAN
Diagnosis Keperawatan | Tujuan (NOC) | Intervensi (NIC) |
Kerusakan interaksi social | Keterampilan interaksi social Terbuka Menerima hal-halbaru Kooperatif Sensitifitas Asertif Konfrontasi Perhatian/ketenggangan ikhlas/sungguh-sungnguh Hangat tenang Relax Menepati janji Percaya Kompromi
Keterangan: 1 = tida k pernah 2 = terbatas 3 = Moderat 4 = banyak/sering/kokoh 5 = luas/selalu | Modifikasi perilaku: keterampilan social Bantu klien mengidentifikasi masalah dari kurangnya keterampilan social Dukung klien untuk memvebalisasikan perasaannya berkaitan dengan masalah interpersonal Bantu klien mengidentifikasi hasil yang diinginkan dalam hubungan interpersonal atau situasi yang problematic Bantu klien mengidentifikasi kemungkinan tindakan dan konsekuensi dari hubungan interpersonal/sosialnya Identifikasi keterampilan social yang spesifik yang akan menjadi focus training Bantu klien mengidentifikasi tahapan tingkah laku untyuk mencapai keterampilan social Sediakan model yang menunjukan tahapan tingkah laku dalam konteks situasi yang berarti bagi klien Bantu klien bermain peran dalam tahapan tingkah laku Berikan umpan balik bagi klien jika klien mampu menunjujkan kemampuan keterampialn social yang ditargetkan Didik orang yang berarti bagi klien klien dengan cara yang tepat mengenai tujuan dan proses training keterampilan social Libatkan orang yang berarti bagi klien dalam sesi training keterampilan social Sediakan umpan balik untuk klien dan orang yang berarti tentang ketepatan dari respon social dalam situasi training Dukung klien dan orang yang berarti untuk mengevaluasi hasil dari interaksi social, memberikan reward pada diri sendiri untuk hasil yan gpositif dan penyelesaian masalah yang hasilnya masih kurang dari yang diharapkan
Membina hubungan yang kompeks Identifikasi perilaku sendiri terhadap klien dan situasi Mengatur perasaan pribadi yang ditimbulkan oleh klien yang mempunyai efek negative pada interaksi terapetik Ciptakan iklim yang hangat dan menerima secara tepat Sediakan kenyamanan fisik sebelum interaksi Diskusikan k erahasiaan informasi yang disampaikan dengan cara yan gtepat Monitor pesan nonverbal klien Mencari klarifikasi dari pesan nonverbal secara tepat Berespon pada pesan nonverbal klien dengan cara yang tepat Atur jarak fisik antara perawat dengan klien dengan cara yang tepat Memlihara postrur tubuh terbuka Gunakan periode diam untuk mengkomunikasikan ketertarikan dengan cara yang tepat Berikan jaminan klien tentang ketertarikan anda padanya dengan cara yang tepat Gunakan membuka dir dengan cara yang tepat Bina persetujuan yang dapat saling diterima dalam hal waktu pertemuan dan pertemuan dengan cara yang tepat Bantu klien untuk mengidentifikasi perasaan seperti marah, cemas, bermusuhan atau kesedihan yang menghalangi kemampuan berinteraksi dengan orang lain Atur dari pembatasan tingkah laku yang dapat diterima selama sesi terapetik dengan cara yang tepat Refleksikan ide utama kembali pada klien dengan kata-kata sendiri Identifikasi topic dari ketertarikan Kenalkan dirim pada orang yang berarti bagi klien dengan cara yang tepat Buatlah waktu untuk interaksi berikutnya sebelum saat meninggalkan klien Simpulkan pembicaraan pada akhir dari diskusi Gunakan kesimpulan untuk memulai pembicaraan selanjutnya Kembali pada waktu y ang dibuat sebelumnya untuk mendemonstrasikan ketertarikan anda pada klien Siapkan terminasi dengan cara yang tepat Sampaikan pengakuan dan penyelesaian selama hubungan Sampaikan pengakuan dan penyelesaian selama hubungan Fasilitasi usaha klien untuk melakukan review pengalaman hubungan terapetik Dukung klien untuk berinteraksi dengan yang lain dengan menggunakan perilaku yang p;ositif Manajemen Mood Menentukan apakah klien saat ini berada pada risiko keamanan pada diri sendiri atau orang lai Memulai tindakan pencegahan yang dibutuhkan untukmengamankan pasien atau orang lain dari bahaya kerusakan fisik Monitor kemampuan perawatan diri Monitor asupan cairan dan nutrisi Bantu klien untuk memelihara hidrasi yang adekuat dan status nutrisi Monitor status fisik dari pasien (misalnya berat badan dan hidrasi) Monitor dan atur tingkat aktifitas dan stimulasi lingkungan sesuai dengan kebutuhan klien Bantu klien memelihar siklus normal dari bangun/tidur Sediakan kesempatan untuk aktivitas fisik Monitor fungsi kognitif (konsentrasi, perhatian dan akemampuan untuk membuat keputusan) Bantu klien untuk secara sadar memonitor perasaan Dukung klien dengan cara yang tepat untuk mengambil peran sktif dalam penanganan dan rehabilitasi Bantu klien utnuk mengidentifikasi pemicu dari mood yang terganggu Bantu klien utnuk mengidentifikasi perasaan yang mendasari gangguan mood Bantu klien untuk memventilasikan perasaan dengan cara yang tepat (missal memukul sand sack, terapi seni, dan aktifitas fisik yang keras) Bantu klien untuk mengidentifikasi aspek dari pemicu yang adapat atau tidak dapat dirubah Bantu klien mengidentifikasi sumber yan gtersedia dan kekuatan peribadi/ kemampuan yang dapat digunakan dalam memodifikasi pemicu gangguan mood Ajarkan koping baru pemecahan masalah Sediakan restrukturisasi kognitif yang tepat Membmerikan pengobatan untuk menstabilkan mood Monitor klien untuk efek samping pengobatan dan dampaknya pada mood Bantu dokter dengan menyediakan terapi kejang listrik jika diindikasikan Monitor status fisik dan mental dari pasien segera setelah ECT Bantu pelaksanaan photo terapi utnuk meningkatkanmood Sedaiakan pengajaran procedural pada pasien yang menerima ECT atau phototerapi Monitor respon mood pasien terhadap ECT dan phototerapi Sediakan pendidikan pengobatan pada pasien dan orang yang berarti Sediakan pendidikan penyakit pada klein atau orang yang berarti jika ganngguan mood berdasarkan penyakit (depresi, mania dan premenstrual syndrome) Sediakan petunjuk tentang perkembangan dann pemeliharaan dari sistgem dukungan (misalnya dukungan group, konselling)
Terapi rekreasi Bantu klien/keluarga mengidentifikasi kekurangan dalam mobilitas Bantu klien mengeksplorasi arti dari aktivitas rekreasi pavorit Monitor kapasitas fisik dan mental untuk berpartisipasi dalam aktifitas rekreasi Libatkan kloien dalam aktivitas rekreasi Bantu klien untuk memilih aktivitas rekreasi yang konsisten dengan kemampuan fisik, psikologis dan social Bantu klien untuk mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas rekreasi Bantu klien mengidentifikasi arti dari aktivitas rekreaasi Ganbarkankeuntungan dari stimulasi untuk variasi modalitas sensori Seediakan alat rekreasi yang aman Observasi keamanan Awasi sesi rekreasi dengan cara yang tepat Sediakan aktivitas rekreasi baru yang sesuai dengan usia dan kemampuan Sediakan aktivitas rekreasi yang memunyai tujuan untuk menurunkan cemas Bantu dalam mendapatkan transportasi untuk aktivitas rekreasi Sediakan penguatan positif untuk mereka yang berpartisipasi pada aktivitas rekreasi Monitor respon emosi, fisik dan social untuk aktivitas rekreasi |
Diagnosis Keperawatan | Tujuan (NOC) | Intervensi (NIC) |
Kerusakan komunikasi verbal | Mampu berkomunikasi Menggunakan bahsa tulusan Mengggunakan bahsa lisan Menggunakan gambar Menggunakan bahsa isyarat Menggunakan bahsa nonverbal Pengetahuan menerima pesan Pesan langsung, tepat Bertukar pesan dengan yang lain
Keterangan: 1 = Extremely compromised 2 = Substantialy compromised 3 = Moderately compromised 4 = Mildly compromised 5 = Not compromised
| Mendengar Aktif: Buat tujuan yang jelas saat interaksi Tunjukan ketertarikan pada klien. Dapat dilihat dari ekspresi perawat yaitu: mempertahankan kontakmata, berhadapn, posisi mata sejajar, saat bercakap-cakap perawat membungkuk jika diperlukan. Dukung ekspresi perasaan Berfokus secara total pada interaksi dengan menekan persangkaan, bias, asumsi, asyik dengan asumsi peribadi dan distraksi lain Berhati-hati terhadap kondisi fisik yang menunjukan pesan nonverbal. Hal ini dapat ditunjukan dengan kesejatian perawat Dengarkan pesan tersembunyi yang tidak nampak saat percakapan Hati-hatilah terhadap kata-kata yang dihindari seperti juga pesan non verbal yang mengikuti kata yang diekspresikan Identifikasi tema yang dominant Tentukan arti dari pesan dengan merefleksikan pada tingkah laku, pengalaman masa lalu dan situasi saat ini Identiifikasi waktu respon yang merefleksikan pemahaman dari pesan yang diterima Klarifikasi pesan melalui pertanyaan umpan balik Periksa/buktikan pemahaman dari klien Gunakan tahap-tahap interaksi untuk menemukan arti dari tingkah laku Hindari hambatan untuk mendengar aktif (missalnya meminimalisasi persaan, menawarkan solusi yang mudah, memotong pembicaraan, bicara tentang diri sendiri, kekanak-kanakan) |
Diagnosis Keperawatan | Tujuan (NOC) | Intervensi (NIC) |
Sindrom deficit perawatan diri | Perawatan diri: Aktivitas sehari-hari MAkan Berpakaian Toileting Mandi Berhias kebersihan Kebersihan mulut Ambulasi: berjalan Ambulasi: dikkursi roda Penampilan berpindah
Keterangan: 1 = Tergantung, tidak berpartisipasi 2 = Membutuhkan bantuan orang dan alat 3 = Membutuhkan bantuan orang 4 = Mandiri dengan bantuan alat 5 = Mandiri | Bantuan perawatan diri: Monitor kemampuan klien utnk kemandirian perawatan diri Monitor kebutuhan pasien untuk perlengkapan adaptif untuk kebersihan personal, berpakaian, berhias, toileting dan makan Sediakan kebutuhan yang diperlukan personal (deodorant, sikat gigi dan sabun mandi) Sediakan bantuan samai klien mampu secara penuh melakukan perawatan diri Bantu klien menerima kebutuhan ketergantungan Gunakan pengulanagn konsisten dari kesehatan rutinitas sebagi alat untuk menetapkan aktifitas Dukung klien utnuk melakukan aktivitas normal dari kehidupan sehari-hari sesuai tingkat kemampuan Dukung kemandirian, tapi intervensi saat klien tidak dapat melakkukan kegiatan. Ajarkan orang tua atau keluarga untuk mendukung kemandirian untuk mengintervensi hanya pada saat klien tidak dapat melakukan kegiatan Tetapkan rutinitas untuk aktivitas perawatan diri Pertimbangkan usia dari klien dengan mendukung aktivitas perawatan diri |
Diagnosis Keperawatan | Tujuan (NOC) | Intervensi (NIC) |
Koping tidak efektif | Koping Mengenal koping efektif Mengenal koping tak efektif Memverbalkan kemampuan control Melaporkan menurunnya stress Memverbalkan penerimaan terhadap situasi Mencari informasi yang berkaitan dengan penyakit dan pengobatannya Modifikasi gaya hidup sesuai dengan kebutuhan Beradaptasi dengan perubahan perkembangan Menggunakan support social yang memungkinkan Mengerjakan perilaku yang menurunkan stress Menggunakan strategi koping efektif Menghindari situasi stressfull Memverbalkan kebutuhan akan bantuan Mencari pertolongan professional yang sesuai Melaporkan menurunnya keluhan fisik Melaporkan menurunnya perasaan negative Melaporkan kenyamanan psikologis yang meningkat Keterangan: 1= Tidak pernah menunjukan 2= jarang menunjukan 3=Kadang-kadang menunjukan 4=Sering menujukan 5=Selalu Menunjukan | Preningkatan Koping Hargai Penilaian klien terhadap perubahan dlam gambaran diri sesuai indikasi Hargai dampak dari situasi hidup klien terhadap peran dan hubungan Dukung klien untuk mengidentifikasi gambaran realitas dalam perubahan peran Hargai pemahaman klien tentang proses penyakit Hargai dan diskusikan respon terhadap situasi Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan Sediakan atmosfer penerimaan Bantu klien dalam mengembangkan penghargaan yang objektif terhadap kejadian Bantu klien mengidentifikasi informasi yang palin menarik untuk didapatkan Sediakan informasi factual tentang diagnosis, penanganan dan prognosis Sediakan pilihan yang realilstik tentang aspek perawatn saat ini Dukung perilaku dari harapn yang realistic sebagai jalan untuk mengatasi perasaan tidak ada yangmembanntu Evaluasi kemampuan klien membuat keputusan Catat pemahaman perspektif klien terhadap situasi stressfull Turunkan kegiatan pengambilan keputusan saat klien berada pada stress berat Dukung penguasaan situasi secara berangsur Dukung kesabaran dalam mengembangkan hubungan Dukung hubungan dengan seseorang yang mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama Dukung aktifitas sosail dan komunitas Dukung penerimaan adanya keterbatasan pada orang lain Akui latar belakang spiritual/budaya Dukung penggunaan sumber spiritual jika diinginkan Eksplorasi prestasi sukses klien sebelumnya Eksplorasi alas an mengkritis diri pasien KOnfrontasikan ambivalen klien Dorong mengeluarkan marah dan bermusuhan dengan konstruktif Mengatur situasi yang mendukung otonomi klien Bantu klien dalam mengidentifikasi respon positif dari ornag lain Dukung identifikais nilai hidup yang spesifik Eksplorasi bersama klien metoda untuk mengatasi masalah hidup yan sebelumnya Kenalkan klen dengan orang lain/grup yang pernah mengalam I kesuksesan denga pengalaman yang sama Dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat Dukung verbalisasi dari perasaan, persepsi dan takut Diskusikan konsekuensi jika tidak mengatasi perasaan bersalah dan malu Dukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan diri Bantu klien utnuk mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang yan tepat Bantu klien memecah tujuan yang kompleks menjadi lebih kecil dengan tahap yang dapat diatur Bantu klien memeriksa sumber-sumbr untuk memnuhi tujuan Menurunkan stimulasi lingkungan yang dapat disalahartikan sebagai ancaman Hargai kebutuhan/keinginan untuk mendapatkan dukungan social Bantu kien untuk mengidentifikasi dukungansosial yan tersedia Tentukan resiko aktivitas menyakiti diri klien Dukung keterlibatan keluarga dengnan cara yang tepat Bantu klien untuk mengidentifkasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup atau perubahan peran Bantu klien untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan tingkah laku yang konstruktif Instruksikan klien tentgang penggunaan teknik relaksasi sesuai kebutuhan |
0 komentar:
Posting Komentar