Rabu, 17 Agustus 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Dengan RESPON EMOSIONAL dan GANGGUAN ALAM PERASAAN

| Rabu, 17 Agustus 2011 | 0 komentar

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Dengan

RESPON EMOSIONAL dan GANGGUAN ALAM PERASAAN (MOOD)















Oleh:

TULUS SETIONO

OO219

















PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UGM

YOGYAKARTA

2005



KONSEP

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Dengan

RESPON EMOSIONAL dan GANGGUAN ALAM PERASAAN (MOOD)





  1. PENGERTIAN

Keadaan emosi yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Suasana hati yang mewarnai seluruh kehidupan psikis sehingga mempengaruhi kehidupan seseorang dalam waktu lama



Mania dan Depresi:

  1. Mania adalah suatu gangguan alam perasaan yangditandai dengan adanya alam perasaan yang meningkat, meluas atau keadaan emosi yang mudah tersinggung.

  2. Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan.



A.RENTANG RESPON EMOSIONAL



KepekaaN Reaksi berduka Supresi Penandaan Depresi/

Emosional tak berkomplikasi emosi reaksi berduka mania

(responsive) (reaksi kehilangan (reaksi kehilangan

Wajar) memanjang)

  1. Responsif

Keadaan dimana seseorang sadar dengan perasaannya, terbuka dan dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal

  1. Reaksi kehilangan wajar

Reaksi yang dihadapi oleh setiap orang jika menghadapi kehilangan dan tidak berlangsung lama. Misal: kehilangan orang yang dicintai atau kehilangan barang berharga

  1. Supresi

Merupakan tahap awal respon maladaptive dimana individu menyamngkal perasannya dan menekan atau menginternalisasi semua aspek perasaan terhadap lingkungan.







  1. Realksi kehilangan memanjang

Keadaan ini akan mengganggu fungsi individu secara efektif. Gejala yang terlihat: bermusuhan,kesedihan yang berlebihan, tidak mampu mengekspresikan perasaan, rendah diri

  1. Mania atau Depresi

Mania gejalanya hiperaktif, euphoria

Depresi gejalanya mengurung diri, malas bergaul, malas mandi.



  1. FAKTOR PREDISPOSISI

    1. Factor genetic, dianbnggap mempengaruhi transmisi gangguan afektif melalui keluarga atau keturunan

    2. Teori agresi menyerang kedalam, menunjukan bahwa depresi terjadi karena perasaan marah yang ditujukan pada diri sendiri.

    3. Teori kehilangan objek, merujuk kepada perpisahan traumatic individu dengan benda yang sangat berarti

    4. Teori organisasi kepribadian, menguraikan bagaimana konsep diri yang negative dan harga diri rendah mempengaruhi system keyakinan dan penialaian seseorang terhadap stressor.

    5. Model kognitif menyatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh evaluasi negative seseorang , dunia seseorang dan masa depan seseorang.

    6. Model ketidak berdayaan yang dipelajari, menunjukan bahwa bukan semata-mata trauma menyebabkan depresi tetapi keyakinan bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhdap hasil yang penting dalam kehidupannya, oleh karena itu ia mengulang respon yang adaptif

    7. Model perilaku, berkembang dari kerangka teori belajar social, yang mengasumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkungan

    8. Model biologic, menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama masa depresi, termasuk defisiensi katekolamin, disfungsi endorphin, hipersekresi kortisol dan variasi periodic dalam irama biologic.



  1. FAKTOR PRESIPITASI

Ada 4 besar sumber utama stressor yang dapat mencetuskan gangguan alam perasaan:

    1. Kehilangan yang nyata atau yang dibayangkan termasuk kehilangan cinta seseorang, fungsi fisik, kedudukan atau harga diri. Karena elemen actual dan simbolik melibatkan konsep kehilangan, maka persepsi pasien merupakan hal yang sangat penting.

    2. Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai pendahulu episode depresi yang mempunyai damapak terhadap masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.

    3. Perandan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan depresi terutama pada wanita

    4. Perubahan fisiologis diakibatkan oleh oabt-obatan atau sebagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma dan gangguan keseimbangan metabbolik, dapoat mencetuskan gangguan alam perasaan. Diantara obat-obatan tersebut terdapat obat anti hipertensi dan penyalahgunaan zat yang menyebabkan kecanduan. Kebanyakan penyakit kronik yang melemahkan tubuh juga sering disertai dengan depresi. Depresi yang terdapat pada usia lanjut biasanya bersifat kompleks, karena untuk menegakkan diagnosisnya sering melibatkan evaluasi dari kerusakan efek organic dan depresi klinik.

  1. PERILAKU DAN MEKANISME KOPING

    1. Perilaku

      1. Mania: Perbedaan intensitas psikologikal yang tinggi

      2. Depresi: kesedihan dan kelambanan dapat menonjol atau dapat terjadi agitasi

    2. Mekanisme Koping

      1. Reaksi kehilangan yang memanjang:denial, supresi

      2. Berduka yang belum terselesaikan: represi, supresi

      3. Kurang efektifnya dalam menghadapi kehilangan



  1. PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN ALAM PERASAAN

    1. Pada depresi:

      1. Afektif: Marah, cemas, sedih, putus asa, kesepian, harga diri rendah

      2. Fisiologis: Nyeri perut, anoreksia, insomnia, konstipasi, berat badan turun

      3. Kognitif: Ambivalen, bingung, konsentrasi kurang, menyalahkan diri, pesimis, ragu-ragu, ide bunuh diri

      4. Perilaku: Ganngguan aktivitas, iritabel, ketergantungan, kurang minat, penurunan psikomotor.



    1. Pada Mania

      1. Afektif: Elasi, suka humor, harga diri tinggi, tak mau dikritik, tidak merasa malu, tida merasa bersalah

      2. Fisiologis: Dehidrasi, nutrisi tidak adekuat, sukar tidur, berat badan menurun

      3. Kognitif: Ambisi, denial, pikiran mudah pecah, flight of idea, waham kebesaran, ilusi

      4. Perilaku: agresif, hiperaktif, tak bertangngung jawab, iritabel, kebersihan diri kurang, aktivitas meningkat



  1. SUMBER-SUMBER KOPING

    1. Status sosioekonomi

    2. Keluarga

    3. Jaringan interpersonal

    4. Organisasi sekunder yang dinaungi oleh lingkungan social yang lebih luas.



  1. FAKTOR-FAKTOR RISIKO DEPRESI

    1. Episode depresi sebelumnya

    2. Riwayat keluarga tentang depresi

    3. Percobaan bunuh diri sebelumnya

    4. Jenis kelamin wanita

    5. Usia saat awitan depreesi <40 tahun

    6. Masa Post partum

    7. Kurang dukungan social

    8. Peristiwa kehidupan yang penuh stress

    9. Riwayat personal tentang pennganiayaan seksual

    10. Penyalahgunaan zat terakhir

    11. Komorbiditas medik



























  1. POHON MASALAH







  1. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MIUNGKIN MUNCUL PADA KLIEN DENGAN DEPRESI



  1. Risiko kekerasan pada diri sendiri

  2. Harga diri rendah kronis/situasional

  3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

  4. Putus asa

  5. Kerusakan komunikasi verbal

  6. Kerusakan interaksi social

  7. Risiko distress spiritual

  8. Gangguan Persepsi sensori



B.RENCANA PERAWATAN



Diagnosis Keperawatan

Tujuan

(NOC)

Intervensi

(NIC)

Kerusakan interaksi social

Keterampilan interaksi social

  1. Terbuka

  2. Menerima hal-halbaru

  3. Kooperatif

  4. Sensitifitas

  5. Asertif

  6. Konfrontasi

  7. Perhatian/ketenggangan

  8. ikhlas/sungguh-sungnguh

  9. Hangat

  10. tenang

  11. Relax

  12. Menepati janji

  13. Percaya

  14. Kompromi



Keterangan:

1 = tida k pernah

2 = terbatas

3 = Moderat

4 = banyak/sering/kokoh

5 = luas/selalu

Modifikasi perilaku: keterampilan social

  1. Bantu klien mengidentifikasi masalah dari kurangnya keterampilan social

  2. Dukung klien untuk memvebalisasikan perasaannya berkaitan dengan masalah interpersonal

  3. Bantu klien mengidentifikasi hasil yang diinginkan dalam hubungan interpersonal atau situasi yang problematic

  4. Bantu klien mengidentifikasi kemungkinan tindakan dan konsekuensi dari hubungan interpersonal/sosialnya

  5. Identifikasi keterampilan social yang spesifik yang akan menjadi focus training

  6. Bantu klien mengidentifikasi tahapan tingkah laku untyuk mencapai keterampilan social

  7. Sediakan model yang menunjukan tahapan tingkah laku dalam konteks situasi yang berarti bagi klien

  8. Bantu klien bermain peran dalam tahapan tingkah laku

  9. Berikan umpan balik bagi klien jika klien mampu menunjujkan kemampuan keterampialn social yang ditargetkan

  10. Didik orang yang berarti bagi klien klien dengan cara yang tepat mengenai tujuan dan proses training keterampilan social

  11. Libatkan orang yang berarti bagi klien dalam sesi training keterampilan social

  12. Sediakan umpan balik untuk klien dan orang yang berarti tentang ketepatan dari respon social dalam situasi training

  13. Dukung klien dan orang yang berarti untuk mengevaluasi hasil dari interaksi social, memberikan reward pada diri sendiri untuk hasil yan gpositif dan penyelesaian masalah yang hasilnya masih kurang dari yang diharapkan



Membina hubungan yang kompeks

  1. Identifikasi perilaku sendiri terhadap klien dan situasi

  2. Mengatur perasaan pribadi yang ditimbulkan oleh klien yang mempunyai efek negative pada interaksi terapetik

  3. Ciptakan iklim yang hangat dan menerima secara tepat

  4. Sediakan kenyamanan fisik sebelum interaksi

  5. Diskusikan k erahasiaan informasi yang disampaikan dengan cara yan gtepat

  6. Monitor pesan nonverbal klien

  7. Mencari klarifikasi dari pesan nonverbal secara tepat

  8. Berespon pada pesan nonverbal klien dengan cara yang tepat

  9. Atur jarak fisik antara perawat dengan klien dengan cara yang tepat

  10. Memlihara postrur tubuh terbuka

  11. Gunakan periode diam untuk mengkomunikasikan ketertarikan dengan cara yang tepat

  12. Berikan jaminan klien tentang ketertarikan anda padanya dengan cara yang tepat

  13. Gunakan membuka dir dengan cara yang tepat

  14. Bina persetujuan yang dapat saling diterima dalam hal waktu pertemuan dan pertemuan dengan cara yang tepat

  15. Bantu klien untuk mengidentifikasi perasaan seperti marah, cemas, bermusuhan atau kesedihan yang menghalangi kemampuan berinteraksi dengan orang lain

  16. Atur dari pembatasan tingkah laku yang dapat diterima selama sesi terapetik dengan cara yang tepat

  17. Refleksikan ide utama kembali pada klien dengan kata-kata sendiri

  18. Identifikasi topic dari ketertarikan

  19. Kenalkan dirim pada orang yang berarti bagi klien dengan cara yang tepat

  20. Buatlah waktu untuk interaksi berikutnya sebelum saat meninggalkan klien

  21. Simpulkan pembicaraan pada akhir dari diskusi

  22. Gunakan kesimpulan untuk memulai pembicaraan selanjutnya

  23. Kembali pada waktu y ang dibuat sebelumnya untuk mendemonstrasikan ketertarikan anda pada klien

  24. Siapkan terminasi dengan cara yang tepat

  25. Sampaikan pengakuan dan penyelesaian selama hubungan

  26. Sampaikan pengakuan dan penyelesaian selama hubungan

  27. Fasilitasi usaha klien untuk melakukan review pengalaman hubungan terapetik

  28. Dukung klien untuk berinteraksi dengan yang lain dengan menggunakan perilaku yang p;ositif

Manajemen Mood

  1. Menentukan apakah klien saat ini berada pada risiko keamanan pada diri sendiri atau orang lai

  2. Memulai tindakan pencegahan yang dibutuhkan untukmengamankan pasien atau orang lain dari bahaya kerusakan fisik

  3. Monitor kemampuan perawatan diri

  4. Monitor asupan cairan dan nutrisi

  5. Bantu klien untuk memelihara hidrasi yang adekuat dan status nutrisi

  6. Monitor status fisik dari pasien (misalnya berat badan dan hidrasi)

  7. Monitor dan atur tingkat aktifitas dan stimulasi lingkungan sesuai dengan kebutuhan klien

  8. Bantu klien memelihar siklus normal dari bangun/tidur

  9. Sediakan kesempatan untuk aktivitas fisik

  10. Monitor fungsi kognitif (konsentrasi, perhatian dan akemampuan untuk membuat keputusan)

  11. Bantu klien untuk secara sadar memonitor perasaan

  12. Dukung klien dengan cara yang tepat untuk mengambil peran sktif dalam penanganan dan rehabilitasi

  13. Bantu klien utnuk mengidentifikasi pemicu dari mood yang terganggu

  14. Bantu klien utnuk mengidentifikasi perasaan yang mendasari gangguan mood

  15. Bantu klien untuk memventilasikan perasaan dengan cara yang tepat (missal memukul sand sack, terapi seni, dan aktifitas fisik yang keras)

  16. Bantu klien untuk mengidentifikasi aspek dari pemicu yang adapat atau tidak dapat dirubah

  17. Bantu klien mengidentifikasi sumber yan gtersedia dan kekuatan peribadi/ kemampuan yang dapat digunakan dalam memodifikasi pemicu gangguan mood

  18. Ajarkan koping baru pemecahan masalah

  19. Sediakan restrukturisasi kognitif yang tepat

  20. Membmerikan pengobatan untuk menstabilkan mood

  21. Monitor klien untuk efek samping pengobatan dan dampaknya pada mood

  22. Bantu dokter dengan menyediakan terapi kejang listrik jika diindikasikan

  23. Monitor status fisik dan mental dari pasien segera setelah ECT

  24. Bantu pelaksanaan photo terapi utnuk meningkatkanmood

  25. Sedaiakan pengajaran procedural pada pasien yang menerima ECT atau phototerapi

  26. Monitor respon mood pasien terhadap ECT dan phototerapi

  27. Sediakan pendidikan pengobatan pada pasien dan orang yang berarti

  28. Sediakan pendidikan penyakit pada klein atau orang yang berarti jika ganngguan mood berdasarkan penyakit (depresi, mania dan premenstrual syndrome)

  29. Sediakan petunjuk tentang perkembangan dann pemeliharaan dari sistgem dukungan (misalnya dukungan group, konselling)



Terapi rekreasi

  1. Bantu klien/keluarga mengidentifikasi kekurangan dalam mobilitas

  2. Bantu klien mengeksplorasi arti dari aktivitas rekreasi pavorit

  3. Monitor kapasitas fisik dan mental untuk berpartisipasi dalam aktifitas rekreasi

  4. Libatkan kloien dalam aktivitas rekreasi

  5. Bantu klien untuk memilih aktivitas rekreasi yang konsisten dengan kemampuan fisik, psikologis dan social

  6. Bantu klien untuk mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas rekreasi

  7. Bantu klien mengidentifikasi arti dari aktivitas rekreaasi

  8. Ganbarkankeuntungan dari stimulasi untuk variasi modalitas sensori

  9. Seediakan alat rekreasi yang aman

  10. Observasi keamanan

  11. Awasi sesi rekreasi dengan cara yang tepat

  12. Sediakan aktivitas rekreasi baru yang sesuai dengan usia dan kemampuan

  13. Sediakan aktivitas rekreasi yang memunyai tujuan untuk menurunkan cemas

  14. Bantu dalam mendapatkan transportasi untuk aktivitas rekreasi

  15. Sediakan penguatan positif untuk mereka yang berpartisipasi pada aktivitas rekreasi

  16. Monitor respon emosi, fisik dan social untuk aktivitas rekreasi











Diagnosis Keperawatan

Tujuan

(NOC)

Intervensi

(NIC)

Kerusakan komunikasi verbal

Mampu berkomunikasi

  1. Menggunakan bahsa tulusan

  2. Mengggunakan bahsa lisan

  3. Menggunakan gambar

  4. Menggunakan bahsa isyarat

  5. Menggunakan bahsa nonverbal

  6. Pengetahuan menerima pesan

  7. Pesan langsung, tepat

  8. Bertukar pesan dengan yang lain



Keterangan:

1 = Extremely compromised

2 = Substantialy compromised

3 = Moderately compromised

4 = Mildly compromised

5 = Not compromised





Mendengar Aktif:

  1. Buat tujuan yang jelas saat interaksi

  2. Tunjukan ketertarikan pada klien. Dapat dilihat dari ekspresi perawat yaitu: mempertahankan kontakmata, berhadapn, posisi mata sejajar, saat bercakap-cakap perawat membungkuk jika diperlukan.

  3. Dukung ekspresi perasaan

  4. Berfokus secara total pada interaksi dengan menekan persangkaan, bias, asumsi, asyik dengan asumsi peribadi dan distraksi lain

  5. Berhati-hati terhadap kondisi fisik yang menunjukan pesan nonverbal. Hal ini dapat ditunjukan dengan kesejatian perawat

  6. Dengarkan pesan tersembunyi yang tidak nampak saat percakapan

  7. Hati-hatilah terhadap kata-kata yang dihindari seperti juga pesan non verbal yang mengikuti kata yang diekspresikan

  8. Identifikasi tema yang dominant

  9. Tentukan arti dari pesan dengan merefleksikan pada tingkah laku, pengalaman masa lalu dan situasi saat ini

  10. Identiifikasi waktu respon yang merefleksikan pemahaman dari pesan yang diterima

  11. Klarifikasi pesan melalui pertanyaan umpan balik

  12. Periksa/buktikan pemahaman dari klien

  13. Gunakan tahap-tahap interaksi untuk menemukan arti dari tingkah laku

  14. Hindari hambatan untuk mendengar aktif (missalnya meminimalisasi persaan, menawarkan solusi yang mudah, memotong pembicaraan, bicara tentang diri sendiri, kekanak-kanakan)



























































Diagnosis Keperawatan

Tujuan

(NOC)

Intervensi

(NIC)

Sindrom deficit perawatan diri

Perawatan diri: Aktivitas sehari-hari

  1. MAkan

  2. Berpakaian

  3. Toileting

  4. Mandi

  5. Berhias

  6. kebersihan

  7. Kebersihan mulut

  8. Ambulasi: berjalan

  9. Ambulasi: dikkursi roda

  10. Penampilan berpindah



Keterangan:

1 = Tergantung, tidak berpartisipasi

2 = Membutuhkan bantuan orang dan alat

3 = Membutuhkan bantuan orang

4 = Mandiri dengan bantuan alat

5 = Mandiri

Bantuan perawatan diri:

  1. Monitor kemampuan klien utnk kemandirian perawatan diri

  2. Monitor kebutuhan pasien untuk perlengkapan adaptif untuk kebersihan personal, berpakaian, berhias, toileting dan makan

  3. Sediakan kebutuhan yang diperlukan personal (deodorant, sikat gigi dan sabun mandi)

  4. Sediakan bantuan samai klien mampu secara penuh melakukan perawatan diri

  5. Bantu klien menerima kebutuhan ketergantungan

  6. Gunakan pengulanagn konsisten dari kesehatan rutinitas sebagi alat untuk menetapkan aktifitas

  7. Dukung klien utnuk melakukan aktivitas normal dari kehidupan sehari-hari sesuai tingkat kemampuan

  8. Dukung kemandirian, tapi intervensi saat klien tidak dapat melakkukan kegiatan.

  9. Ajarkan orang tua atau keluarga untuk mendukung kemandirian untuk mengintervensi hanya pada saat klien tidak dapat melakukan kegiatan

  10. Tetapkan rutinitas untuk aktivitas perawatan diri

  11. Pertimbangkan usia dari klien dengan mendukung aktivitas perawatan diri





































































Diagnosis Keperawatan

Tujuan

(NOC)

Intervensi

(NIC)

Koping tidak efektif

Koping

  1. Mengenal koping efektif

  2. Mengenal koping tak efektif

  3. Memverbalkan kemampuan control

  4. Melaporkan menurunnya stress

  5. Memverbalkan penerimaan terhadap situasi

  6. Mencari informasi yang berkaitan dengan penyakit dan pengobatannya

  7. Modifikasi gaya hidup sesuai dengan kebutuhan

  8. Beradaptasi dengan perubahan perkembangan

  9. Menggunakan support social yang memungkinkan

  10. Mengerjakan perilaku yang menurunkan stress

  11. Menggunakan strategi koping efektif

  12. Menghindari situasi stressfull

  13. Memverbalkan kebutuhan akan bantuan

  14. Mencari pertolongan professional yang sesuai

  15. Melaporkan menurunnya keluhan fisik

  16. Melaporkan menurunnya perasaan negative

  17. Melaporkan kenyamanan psikologis yang meningkat

Keterangan:

1= Tidak pernah menunjukan

2= jarang menunjukan

3=Kadang-kadang menunjukan

4=Sering menujukan

5=Selalu Menunjukan

Preningkatan Koping

  1. Hargai Penilaian klien terhadap perubahan dlam gambaran diri sesuai indikasi

  2. Hargai dampak dari situasi hidup klien terhadap peran dan hubungan

  3. Dukung klien untuk mengidentifikasi gambaran realitas dalam perubahan peran

  4. Hargai pemahaman klien tentang proses penyakit

  5. Hargai dan diskusikan respon terhadap situasi

  6. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan

  7. Sediakan atmosfer penerimaan

  8. Bantu klien dalam mengembangkan penghargaan yang objektif terhadap kejadian

  9. Bantu klien mengidentifikasi informasi yang palin menarik untuk didapatkan

  10. Sediakan informasi factual tentang diagnosis, penanganan dan prognosis

  11. Sediakan pilihan yang realilstik tentang aspek perawatn saat ini

  12. Dukung perilaku dari harapn yang realistic sebagai jalan untuk mengatasi perasaan tidak ada yangmembanntu

  13. Evaluasi kemampuan klien membuat keputusan

  14. Catat pemahaman perspektif klien terhadap situasi stressfull

  15. Turunkan kegiatan pengambilan keputusan saat klien berada pada stress berat

  16. Dukung penguasaan situasi secara berangsur

  17. Dukung kesabaran dalam mengembangkan hubungan

  18. Dukung hubungan dengan seseorang yang mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama

  19. Dukung aktifitas sosail dan komunitas

  20. Dukung penerimaan adanya keterbatasan pada orang lain

  21. Akui latar belakang spiritual/budaya

  22. Dukung penggunaan sumber spiritual jika diinginkan

  23. Eksplorasi prestasi sukses klien sebelumnya

  24. Eksplorasi alas an mengkritis diri pasien

  25. KOnfrontasikan ambivalen klien

  26. Dorong mengeluarkan marah dan bermusuhan dengan konstruktif

  27. Mengatur situasi yang mendukung otonomi klien

  28. Bantu klien dalam mengidentifikasi respon positif dari ornag lain

  29. Dukung identifikais nilai hidup yang spesifik

  30. Eksplorasi bersama klien metoda untuk mengatasi masalah hidup yan sebelumnya

  31. Kenalkan klen dengan orang lain/grup yang pernah mengalam I kesuksesan denga pengalaman yang sama

  32. Dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat

  33. Dukung verbalisasi dari perasaan, persepsi dan takut

  34. Diskusikan konsekuensi jika tidak mengatasi perasaan bersalah dan malu

  35. Dukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan diri

  36. Bantu klien utnuk mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang yan tepat

  37. Bantu klien memecah tujuan yang kompleks menjadi lebih kecil dengan tahap yang dapat diatur

  38. Bantu klien memeriksa sumber-sumbr untuk memnuhi tujuan

  39. Menurunkan stimulasi lingkungan yang dapat disalahartikan sebagai ancaman

  40. Hargai kebutuhan/keinginan untuk mendapatkan dukungan social

  41. Bantu kien untuk mengidentifikasi dukungansosial yan tersedia

  42. Tentukan resiko aktivitas menyakiti diri klien

  43. Dukung keterlibatan keluarga dengnan cara yang tepat

  44. Bantu klien untuk mengidentifkasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup atau perubahan peran

  45. Bantu klien untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan tingkah laku yang konstruktif

  46. Instruksikan klien tentgang penggunaan teknik relaksasi sesuai kebutuhan













Related Post



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Archives

Pengunjung


widgeo.net

Ayat Al Quran

Follower

© Copyright 2010. wahidnh.blogspot.com . All rights reserved | wahidnh.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com| Modified by wahidnh.blogspot.com