TUGAS KELOMPOK
ASUHAN KEPERAWATAN SANITASI LINGKUNGAN DI WISMA ISOLASI PSTW YOGYAKARTA
UNIT BUDI LUHUR
Disusun oleh :
Anita Dwi Astuti 11.05.640
I Dewa Ayu Dwi Safitri 11.05.650
Lila Desi Krissanti 11.05.656
Siti Nur Aminah 11.05.669
Tity Hayati 11.05.672
Ignatius Juniarto 11.05.677
AKADEMI PERAWATAN WIYATA HUSADA
YOGYAKARTA
2008
HALAMAN PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Sanitasi Lingkungan di Wisma Isolasi PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur
Disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
KELOMPOK I
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan
MURGI HANDARI, SKM BASUKI, SIP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan judul “ Asuhan Keperawatan Sanitasi lingkungan di Wisma Isolasi Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur ” .
Untuk itu perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada pihak – pihak tersebut di bawah atas segala bimbingan, saran , masukan , motivasinya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik, yaitu:
Bapak Istiarjo Safarto selaku Kepala PSTW Yogyakarta beserta seluruh staf pengelola PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur atas kesempatan dan ijinnya sehingga penulis bisa mengenyam praktek di panti tersebut.
Ibu Murgi Handari, SKM., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dan bimbingan hingga askep ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Tidak lupa penulis mohon maaf apabila selama praktek keperawatan gerontik ini, banyak melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja kepada seluruh pihak.
harapan penulis emoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Atas masukan dan sarannya sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan ini menjadi lebih sempurna.
Yogyakarta, April 2008
penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul.................................................................................... i
Halaman Pengesahan………………………………………………. ii
Kata Pengantar................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
Latar Belakang................................................................ 1
Tujuan Kegiatan.............................................................. 3
Manfaat........................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................... 5
A. Konsep Teori Lansia........................................................ 5
B. Konsep Teori Menua ..................................................... 11
BAB III TINJAUAN KASUS ...................................................... 20
A. Pengkajian....................................................................... 20
B. Diagnosa Keperawatan .................................................... 26
C. Diagnosa Keperawatan Sasuai Prioritas……………….. 26
D. Perencanaan..................................................................... 28
E. Implementasi dan Evaluasi............................................... 34
BAB 4 PENUTUP............................................................................. 36
4.1 Kesimpulan...................................................................... 36
4.2 Saran................................................................................ 36
Daftar Pustaka.................................................................................... 37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat.
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun
Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun
Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
Menurut UU No.13 Tahun 1998, lansia adalah orang yang telah berusia 60 tahun.
Perawatan terhadap pasien lansia bisa menjadi tugas yang menantang bagi para tenaga klinis. Perubahan – perubahan kecil dalam kemampuan seorang pasien lansia untuk melaksanakan aktivitas sehari – hari atau perubahan kemampuan seorang pemberi asuhan keperawatan dalam memberikan dukungan hendaknya memiliki kemampuan untuk mengkaji aspek fungsional, sosial, dan aspek – aspek lain dari kondisi klien lansia.
Untuk memenuhi kebutuhan perawatan pada lansia, maka saat ini banyak didirikan panti untuk merawat para usila. Salah satunya adalah Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur.
Fungsi PSTW Yogyakarta sebagai berikut :
Pusat pelayanan, pendampingan, dan perlindungan bagi usila.
Pusat informasi tentang kesejahteraan social lanjut usia.
Pusat pengembangan ilmu pengetahuan tentang lanjut usia.
PSTW Yogyakarta memiliki beberapa wisma. Salah satu diantaranya adalah Wisma Isolasi. Wisma ini dikhususkan bagi lansia dengan permasalahan khusus. Misalnya lansia dengan keterbatasan gerak, mengidap penyakit yang memerlukan perhatian khusus ( misal hipertensi ), serta yang memiliki masalah psikososial ( agresif, acuh tak acuh, pendiam) yang memerlukan pendampingan petugas ( perawat ) secara berkesinambungan.
Berkaitan dengan peran pemberi asuhan keperawatan dalam hal ini perawat sebagai salah satu kompetensi yang harus diemban, maka dirasa perlu untuk mengadakan praktek keperawatan klinik khususnya pada klien lansia sebagai konteks keperawatan gerontik, maka pada kesempatan ini mahasiswa akademi keperawatan Wiyata Husada Yogyakarta melakukan praktek klnik keperawatan gerontik di PSTW Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta, guna mendapat pengalaman secara langsung mengenai perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia serta konsep asuhan keperawatan pada klien lansia yang mengalami gangguan atau masalah kesehatan.
Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan praktek keperawatan gerontik adalah sebagai lahan penerapan asuhan keperawatan gerontik pada klien lansia dengan berbagai permasalahan yang ada di wisma isolasi guna meningkatkan status kesehatan klien lansia.
Manfaat
Adapun manfaat praktek keperawatan gerontik di Wisma Isolasi adalah:
Sebagai lahan penerapan asuhan keperawatan gerontik bagi mahasiswa.
Membantu meningkatkan status kesehatan lansia melalui pendekatan praktek keperawatan.
Memberi pemahaman tentang pentingnya kebersihan lingkungan.
bAB II
TINJAUAN TEORI
Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan ( primer, sekunder, tersier ) merupakan komponen dari system pelayanan kesehatan dimasyarakat..Faktor yang mempengaruhi kesehatan individu maupun masyarakat antara lain: keturunan, pelayanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku.
Status kesehatan akan tercapai jika keempat factor tersebut secaara bersama-sama berada dalam kondisi yang optimal. Salah satu faktor saja berada dalam kondisi tidak optimal, maka status kesehatan akan bergeser ke arah dibawah optimal. Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap status kesehatan, karena lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit.
Wisma merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi lansia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan tempat berlindung, oleh sebab itu keberadaannya harus memenuhi persyaratan kesehatan, keamanan dan kenyamanan.
Syarat-syarat wisma sehat:
Tersedia air bersih, ada penampungan air bekas, ada tempat sampah, ada saluran pembuangan air hujan.
2 Ruangan wisma cukup luas dan tidak padat penghuninya, sebab bila salah seorang penghuninya menderita sakit menular akan mudah menular ke penghuni yang lain. Misalnya batuk, flu, sakit mata, TBC paru, sakit kulit.
3 Kamar-kamar berjendela. Ada lubang angin, sinar matahari dapat masuk ruangan. Tujuannya adalah:
Agar udara kotor dalam kamar dapat berganti dengan udara bersih dari luar rumah.
Agar sinar matahari dapat masuk kedalam kamar dan dapat membunuh kuman
4. Dinding dan lantai harus kering, tidak lembab, karena kamar yang lembab, atau lantai dan tembok kamar yang selalu basah dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga penghuninya mudah menderita sakit. Penderita reumatik atau encok dan penderita radang pernafasan dapat mudah kambuh.
5. Dimanapun, tidak terdapat jentik-jentik nyamuk, kecoa dan tikus. Caranya:
bersihkan air dan bak mandi seminggu sekali
alirkan air hujan dan air bekas/limbah agar tidak menggenang sebab genangan air dapat menjadi sarang nyamuk
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan meliputi kegiatan:
Membuat, menggunakan dan memelihara
Sumber air bersih, seperti sumur gali, sumur pompa .
Jamban atau WC
sampah dan lubang pembuangan sampah
tempat pembuangan air kotor baik dari dapur maupun kamar mandi
Memelihara Kebersihan
Di dalam wisma dan di halaman wisma.
Makanan dan minuman, termasuk memilih bahan makanan, mengolah, menyiapkan, menyajikan dan menyimpan.
Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antara sesama penghuni dan pengasuh wisma.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama mahasiswa : Anita Dwi Astuti 11.05.640
I Dewa Ayu Dwi Safitri 11.05.650
Lila Desi Krissanti 11.05.656
Siti Nur Aminah 11.05.669
Tity Hayati 11.05.672
Ignatius Juniarto 11.05.677
Tempat praktek : PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur
Tanggal Praktek : 21 – 26 April 2008
Tanggal Pengkajian : 22 April 2008
Sumber informasi : Kelayan, pegawai panti, catatan rekam medik
A. PENGKAJIAN
Dimensi Fisik
a. Nama wisma : Wisma Isolasi
b. Jumlah Kelayan : 12 Orang ( 11 Wanita, 1 Pria )
c. Jumlah Tempat Tidur : 12 buah
d. Luas Bangunan : 130 m2
e. Kamar Mandi : 2 buah
f. Jumlah Tenaga Kerja : 8 Orang ( 5 perawat, 1 pengasuh, 1 pramurukti, 1 tukang cuci)
g. Ventilasi Dan Pencahayaan
Secara keseluruhan ventilasi dan pencahayaan cukup. Kecuali kamar tidur nomor 5 nampak gelap dan pengap, sirkulasi udara kurang sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap.
h. Kebersihan wisma
Lantai wisma terbuat dari keramik, disapu dan dipel tiap ada pergantian jaga. Kondisi lantai terlihat bersih. Meja dan kursi di ruang tamu terlihat bersih. Pada kamar tidur kelayan nampak adanya kotoran tembakau dan sarang laba-laba, juga tercium adanya bau urine yang menyengat. Hal ini terutama ditemukan pada tiga ruang tidur dibelakang, di dekat kamar makan. Kamar mandi juga terlihat kotor dan bau. Pada kloset duduk terlihat adanya kerak kehitaman. Suasana kamar paling belakang terasa paling menyengat bau urine dan juga agak sedikit gelap. Menurut pengasuh wisma, ada satu kelayan yang sering meludah di sembarang tempat. Ada juga beberapa kelayan yang pipisnya berceceran.
i. Denah Ruang
:
2. Dimensi Biologis
No | Nama | Usia | Jenis Kelamin | Pendidikan |
1. 2. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 | Ny. “K” Ny. P Ny. S Ny. T Ny. J Ny. M Ny. J Bp. J Ny. Ng Ny. S Ny. S Ny. W | 84 Th 89 Th 76 Th 89 Th 68 Th 77 Th 86 Th 94 Th 74 Th 75 Th 86 Th 84 Th | Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-Laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan |
Tidak sekolah
Tidak sekolah HIS
Tidak sekolah Tidak tamat SD |
Dimensi Psikologis
gambaran diri kelompok : Karena terdiri dari berbagai kelayan lanjut usia dengan berbagai masalah penginderaan, maka sering terjadi adanya kesulitan komunikasi baik dari petugas kepada kelayan, dari penghuni kepada petugas maupun antar penghuni.Ada penghuni wisma yang mempunyai perilaku agresif, apatis, acuh tak acuh. Namun sebagian besar penghuni tidak memiliki gangguan psikologis yang memerlukan perhatian secara khusus.
Keterampilan koping : semua penghuni wisma dekat dengan pengasuhnya, sehingga bila mereka mempunyai masalah selalu membicarakannya dengan pengasuh. Namun tak lupa mereka juga berdoa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk membantu memecahkan masalah mereka.
Insiden dan prevalensi masalah psikologi: ada beberapa penghuni wisma yang apabila bertemu selalu terjadi perselisihan (adu mulut). Ada satu orang penghuni wisma yang mempunyai kebiasaan berhalusinasi, sehingga menimnbulkan keributan, misalnya sering menyembunyikan makanannya/sesuatu di bawah kasur dan kadang-kadang berteriak-teriak bila tidak menemukan yang dicarinya.
Stressor psikologis di dalam kelompok : suara gaduh yang di timbulkan oleh satu atau dua orang penghuni wisma yang mempunyai sifat temperamental. Keadaan fisik penghuni yang lemah dapat mempengaruhi psikologis kelayan, sehingga mudah terpengaruh oleh stressor.
Kegiatan Wisma
-
Waktu
Kegiatan
Pukul 04.00 WIB
Pukul 05.00 WIB
Pukul 06.00 WIB
Pukul 07.30 WIB
Pukul 12.00 WIB
Kelayan yang beragama Islam menunaikan ibadah Sholat subuh.
Mandi pagi
Sarapan Pagi
Senam Pagi
Makan Siang
B. ANALISA DATA
NO | DATA | PENYEBAB | MASALAH |
1.
2. | Data subyektif :
Data obyektif :
Data subyektif :
Data Obyektif :
| Pola kebiasaan kelayan
Faktor fisiologis dan psikologis | Sanitasi lingkungan tidak adekuat
Kerusakan interaksi sosial |
Diagnosa sesuai dengan prioritas
Sanitasi lingkungan tidak adekuat b.d pola kebiasaan kelayan
Kerusakan interaksi sosial b.d. faktor fisiologis dan psikologis
D. RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN | RENCANA KEPERAWATAN | |
| TUJUAN | INTERVENSI |
1. Sanitasi lingkungan tidak adekuat b.d pola kebiasaan kelayan
2.Kerusakan interaksi sosial b.d. faktor fisiologis dan psikologis | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan sanitasi lingkungan adekuat dengan kriteria:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, diharapkan kerusakan interaksi sosial berkurang dengan kriteria :
|
|
TINDAKAN KEPERAWATAN
DX | IMPLEMENTASI | EVALUASI | TTD |
1
| Selasa, 22 April 2008 Pk. 08.00 WIB
Pk. 10.30 WIB
Pk. 12.00 WIB
Rabu, 23 April 2008 Pk. 08.00 WIB
Pk. 10.30 WIB
Pk. 12.00 WIB
Kamis, 24 April 2008 Pk. 08.00 WIB
‘ Pk. 10.00 WIB
|
- Lantai bersih, kaca bersih.
Pk. 13.00 WIB S : - Pengasuh mengatakan masih ada kelayan yang meludah sembarangan, pipis berceceran O : - Lantai dan kaca tampak bersih, bau pesing berkurang. - Masih ada kelayan yang meludah dan membuang sampah / tembakau sembarangan. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi 1-5
- Lantai bersih, kaca bersih.
Pk. 13.00 WIB S : - Pengasuh mengatakan masih ada kelayan yang meludah sembarangan, pipis berceceran O : - Lantai dan kaca tampak bersih, bau pesing berkurang. - Masih ada kelayan yang meludah dan membuang sampah / tembakau sembarangan. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi 1-5
Pk. 13.00 WIB S : - pengasuh sudah tidak mengeluh lagi adanya kelayan yang meludah dan buang sampah sembarangan O : - Ruang tampak bersih, halaman bersih - Aroma urin kadang masih tercium A : Masalah teratasi sebagian P : - Lanjutkan intervensi khususnya membersihkan kamar mandi menggunakan sikat besi dan membersikan kaca
|
|
DX | IMPLEMENTASI | EVALUASI | TTD |
2. | Selasa, 22 April 2008 Pk. 10.00 wib
Rabu, 23 April 2008 Pk.10.30 wib
Kamis, 24 April 2008 Pk. 09.30 wib
|
Pk. 13.00 wib S : - Pengasuh wisma mengatakan masih ada beberapa kelayan yang selalu berselisih. O : Masih ada beberapa kelayan yang berselisih. A : Masalah belum teratasi. P : lanjutkan intervensi 1–3
Pk. 13.00 wib S : Pengasuh wisma mengatakan cuma ada beberapa kelayan yang sering berselisih. O : interaksi kelayan cukup baik. A : Masalah teratasi sebagian. P :Lanjutkan intervensi 1-3
S : Ada beberapa kelayan mengatakan kurang menyukai kelayan yang lain. O : Masih ada kelayan yang berselisih. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi 1-3
|
|
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Asuhan keperawatan gerontik merupakan salah satu bagian dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada indivdu atau sekelompok lansia sebagai penerima asuhan keperawatan yang diberikan secara profesional.
Dalam proses praktek keperawatan di Wisma Isolasi PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur, mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi dengan pencapaian hasil sebagai berikut :
Pendekatan dan komunikasi yang baik dengan kelayan.
Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang bersih dan nyaman.
Bau urine yang menyengat berkurang.
SARAN
Selama pemberian asuhan keperawatan di Wisma Isolasi PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur, ada beberapa hal yang bisa tercapai yaitu masalah interaksi social kelayan. Dimana masih ada kelayan yang sering berselisih, dan ada beberapa kelayan yang bersikap diam dan acuh tak acuh.
Untuk itu kami menyarankan kepada pengasuh wisma secara khusus dan pengurus panti secara umum, agar lebih memperhatikan aspek psikososial ( interaksi social ) dengan melakukan pendekatan kepada kelayan.
.DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 1994, Buku Pegangan Kader: Penyuluhan Kesehatan Lingkungan, Jakarta.
Dinkes Sleman, 2004, Pedoman Teknis Sanitasi, Yogyakarta
Dinkessos, 2003, Petunjuk Teknis Penilaian Rumah Sehat, Yogyakarta.
Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Gramedia. Jakarta
Nanda 2005-2006, Pedoman Diagnosa Keperawatan
0 komentar:
Posting Komentar