Jumat, 19 Agustus 2011

ASUHAN KEPERAWATAN SANITASI LINGKUNGAN DI WISMA ISOLASI PSTW YOGYAKARTA

| Jumat, 19 Agustus 2011 | 0 komentar

TUGAS KELOMPOK



ASUHAN KEPERAWATAN SANITASI LINGKUNGAN DI WISMA ISOLASI PSTW YOGYAKARTA

UNIT BUDI LUHUR





























Disusun oleh :

Anita Dwi Astuti 11.05.640

I Dewa Ayu Dwi Safitri 11.05.650

Lila Desi Krissanti 11.05.656

Siti Nur Aminah 11.05.669

Tity Hayati 11.05.672

Ignatius Juniarto 11.05.677







AKADEMI PERAWATAN WIYATA HUSADA

YOGYAKARTA

2008



HALAMAN PENGESAHAN





Asuhan Keperawatan Sanitasi Lingkungan di Wisma Isolasi PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur



Disahkan pada :

Hari :

Tanggal :













KELOMPOK I









Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan





MURGI HANDARI, SKM BASUKI, SIP















KATA PENGANTAR





Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan judul “ Asuhan Keperawatan Sanitasi lingkungan di Wisma Isolasi Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur ” .

Untuk itu perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada pihak – pihak tersebut di bawah atas segala bimbingan, saran , masukan , motivasinya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik, yaitu:

      1. Bapak Istiarjo Safarto selaku Kepala PSTW Yogyakarta beserta seluruh staf pengelola PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur atas kesempatan dan ijinnya sehingga penulis bisa mengenyam praktek di panti tersebut.

      2. Ibu Murgi Handari, SKM., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dan bimbingan hingga askep ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Tidak lupa penulis mohon maaf apabila selama praktek keperawatan gerontik ini, banyak melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja kepada seluruh pihak.

harapan penulis emoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Atas masukan dan sarannya sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan ini menjadi lebih sempurna.







Yogyakarta, April 2008



penulis

DAFTAR ISI



Halaman

Halaman judul.................................................................................... i

Halaman Pengesahan………………………………………………. ii

Kata Pengantar................................................................................... iii

Daftar Isi............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1

    1. Latar Belakang................................................................ 1

    2. Tujuan Kegiatan.............................................................. 3

    3. Manfaat........................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................... 5

A. Konsep Teori Lansia........................................................ 5

B. Konsep Teori Menua ..................................................... 11

BAB III TINJAUAN KASUS ...................................................... 20

A. Pengkajian....................................................................... 20

B. Diagnosa Keperawatan .................................................... 26

C. Diagnosa Keperawatan Sasuai Prioritas……………….. 26

D. Perencanaan..................................................................... 28

E. Implementasi dan Evaluasi............................................... 34

BAB 4 PENUTUP............................................................................. 36

4.1 Kesimpulan...................................................................... 36

4.2 Saran................................................................................ 36

Daftar Pustaka.................................................................................... 37

BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat.

Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:

Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.

  1. Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun

  2. Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun

  3. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

Menurut UU No.13 Tahun 1998, lansia adalah orang yang telah berusia 60 tahun.

Perawatan terhadap pasien lansia bisa menjadi tugas yang menantang bagi para tenaga klinis. Perubahan – perubahan kecil dalam kemampuan seorang pasien lansia untuk melaksanakan aktivitas sehari – hari atau perubahan kemampuan seorang pemberi asuhan keperawatan dalam memberikan dukungan hendaknya memiliki kemampuan untuk mengkaji aspek fungsional, sosial, dan aspek – aspek lain dari kondisi klien lansia.

Untuk memenuhi kebutuhan perawatan pada lansia, maka saat ini banyak didirikan panti untuk merawat para usila. Salah satunya adalah Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur.

Fungsi PSTW Yogyakarta sebagai berikut :

  1. Pusat pelayanan, pendampingan, dan perlindungan bagi usila.

  2. Pusat informasi tentang kesejahteraan social lanjut usia.

  3. Pusat pengembangan ilmu pengetahuan tentang lanjut usia.

PSTW Yogyakarta memiliki beberapa wisma. Salah satu diantaranya adalah Wisma Isolasi. Wisma ini dikhususkan bagi lansia dengan permasalahan khusus. Misalnya lansia dengan keterbatasan gerak, mengidap penyakit yang memerlukan perhatian khusus ( misal hipertensi ), serta yang memiliki masalah psikososial ( agresif, acuh tak acuh, pendiam) yang memerlukan pendampingan petugas ( perawat ) secara berkesinambungan.

Berkaitan dengan peran pemberi asuhan keperawatan dalam hal ini perawat sebagai salah satu kompetensi yang harus diemban, maka dirasa perlu untuk mengadakan praktek keperawatan klinik khususnya pada klien lansia sebagai konteks keperawatan gerontik, maka pada kesempatan ini mahasiswa akademi keperawatan Wiyata Husada Yogyakarta melakukan praktek klnik keperawatan gerontik di PSTW Budi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta, guna mendapat pengalaman secara langsung mengenai perubahan – perubahan yang terjadi pada lansia serta konsep asuhan keperawatan pada klien lansia yang mengalami gangguan atau masalah kesehatan.



  1. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan praktek keperawatan gerontik adalah sebagai lahan penerapan asuhan keperawatan gerontik pada klien lansia dengan berbagai permasalahan yang ada di wisma isolasi guna meningkatkan status kesehatan klien lansia.



  1. Manfaat

Adapun manfaat praktek keperawatan gerontik di Wisma Isolasi adalah:

  1. Sebagai lahan penerapan asuhan keperawatan gerontik bagi mahasiswa.

  2. Membantu meningkatkan status kesehatan lansia melalui pendekatan praktek keperawatan.

  3. Memberi pemahaman tentang pentingnya kebersihan lingkungan.

































bAB II

TINJAUAN TEORI

Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan ( primer, sekunder, tersier ) merupakan komponen dari system pelayanan kesehatan dimasyarakat..Faktor yang mempengaruhi kesehatan individu maupun masyarakat antara lain: keturunan, pelayanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku.

Status kesehatan akan tercapai jika keempat factor tersebut secaara bersama-sama berada dalam kondisi yang optimal. Salah satu faktor saja berada dalam kondisi tidak optimal, maka status kesehatan akan bergeser ke arah dibawah optimal. Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap status kesehatan, karena lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit.

Wisma merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi lansia yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan tempat berlindung, oleh sebab itu keberadaannya harus memenuhi persyaratan kesehatan, keamanan dan kenyamanan.

Syarat-syarat wisma sehat:

  1. Tersedia air bersih, ada penampungan air bekas, ada tempat sampah, ada saluran pembuangan air hujan.

2 Ruangan wisma cukup luas dan tidak padat penghuninya, sebab bila salah seorang penghuninya menderita sakit menular akan mudah menular ke penghuni yang lain. Misalnya batuk, flu, sakit mata, TBC paru, sakit kulit.

3 Kamar-kamar berjendela. Ada lubang angin, sinar matahari dapat masuk ruangan. Tujuannya adalah:

  • Agar udara kotor dalam kamar dapat berganti dengan udara bersih dari luar rumah.

  • Agar sinar matahari dapat masuk kedalam kamar dan dapat membunuh kuman

4. Dinding dan lantai harus kering, tidak lembab, karena kamar yang lembab, atau lantai dan tembok kamar yang selalu basah dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga penghuninya mudah menderita sakit. Penderita reumatik atau encok dan penderita radang pernafasan dapat mudah kambuh.





5. Dimanapun, tidak terdapat jentik-jentik nyamuk, kecoa dan tikus. Caranya:

    • bersihkan air dan bak mandi seminggu sekali

    • alirkan air hujan dan air bekas/limbah agar tidak menggenang sebab genangan air dapat menjadi sarang nyamuk



Kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan meliputi kegiatan:

  • Membuat, menggunakan dan memelihara

  • Sumber air bersih, seperti sumur gali, sumur pompa .

  • Jamban atau WC

  • sampah dan lubang pembuangan sampah

  • tempat pembuangan air kotor baik dari dapur maupun kamar mandi

    • Memelihara Kebersihan

  • Di dalam wisma dan di halaman wisma.

  • Makanan dan minuman, termasuk memilih bahan makanan, mengolah, menyiapkan, menyajikan dan menyimpan.

    • Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antara sesama penghuni dan pengasuh wisma.









































BAB III

TINJAUAN KASUS



Nama mahasiswa : Anita Dwi Astuti 11.05.640

I Dewa Ayu Dwi Safitri 11.05.650

Lila Desi Krissanti 11.05.656

Siti Nur Aminah 11.05.669

Tity Hayati 11.05.672

Ignatius Juniarto 11.05.677

Tempat praktek : PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur

Tanggal Praktek : 21 – 26 April 2008

Tanggal Pengkajian : 22 April 2008

Sumber informasi : Kelayan, pegawai panti, catatan rekam medik



A. PENGKAJIAN

          1. Dimensi Fisik

a. Nama wisma : Wisma Isolasi

b. Jumlah Kelayan : 12 Orang ( 11 Wanita, 1 Pria )

c. Jumlah Tempat Tidur : 12 buah

d. Luas Bangunan : 130 m2

e. Kamar Mandi : 2 buah

f. Jumlah Tenaga Kerja : 8 Orang ( 5 perawat, 1 pengasuh, 1 pramurukti, 1 tukang cuci)



g. Ventilasi Dan Pencahayaan

Secara keseluruhan ventilasi dan pencahayaan cukup. Kecuali kamar tidur nomor 5 nampak gelap dan pengap, sirkulasi udara kurang sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap.

h. Kebersihan wisma

Lantai wisma terbuat dari keramik, disapu dan dipel tiap ada pergantian jaga. Kondisi lantai terlihat bersih. Meja dan kursi di ruang tamu terlihat bersih. Pada kamar tidur kelayan nampak adanya kotoran tembakau dan sarang laba-laba, juga tercium adanya bau urine yang menyengat. Hal ini terutama ditemukan pada tiga ruang tidur dibelakang, di dekat kamar makan. Kamar mandi juga terlihat kotor dan bau. Pada kloset duduk terlihat adanya kerak kehitaman. Suasana kamar paling belakang terasa paling menyengat bau urine dan juga agak sedikit gelap. Menurut pengasuh wisma, ada satu kelayan yang sering meludah di sembarang tempat. Ada juga beberapa kelayan yang pipisnya berceceran.

i. Denah Ruang



:





















2. Dimensi Biologis

No

Nama

Usia

Jenis Kelamin

Pendidikan

1.

2.

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Ny. “K”

Ny. P

Ny. S

Ny. T

Ny. J

Ny. M

Ny. J

Bp. J

Ny. Ng

Ny. S

Ny. S

Ny. W

84 Th

89 Th

76 Th

89 Th

68 Th

77 Th

86 Th

94 Th

74 Th

75 Th

86 Th

84 Th

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Laki-Laki

Perempuan

Perempuan

Perempuan

Perempuan





Tidak sekolah







Tidak sekolah

HIS





Tidak sekolah

Tidak tamat SD

            1. Dimensi Psikologis

  1. gambaran diri kelompok : Karena terdiri dari berbagai kelayan lanjut usia dengan berbagai masalah penginderaan, maka sering terjadi adanya kesulitan komunikasi baik dari petugas kepada kelayan, dari penghuni kepada petugas maupun antar penghuni.Ada penghuni wisma yang mempunyai perilaku agresif, apatis, acuh tak acuh. Namun sebagian besar penghuni tidak memiliki gangguan psikologis yang memerlukan perhatian secara khusus.

  2. Keterampilan koping : semua penghuni wisma dekat dengan pengasuhnya, sehingga bila mereka mempunyai masalah selalu membicarakannya dengan pengasuh. Namun tak lupa mereka juga berdoa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk membantu memecahkan masalah mereka.

  3. Insiden dan prevalensi masalah psikologi: ada beberapa penghuni wisma yang apabila bertemu selalu terjadi perselisihan (adu mulut). Ada satu orang penghuni wisma yang mempunyai kebiasaan berhalusinasi, sehingga menimnbulkan keributan, misalnya sering menyembunyikan makanannya/sesuatu di bawah kasur dan kadang-kadang berteriak-teriak bila tidak menemukan yang dicarinya.

  4. Stressor psikologis di dalam kelompok : suara gaduh yang di timbulkan oleh satu atau dua orang penghuni wisma yang mempunyai sifat temperamental. Keadaan fisik penghuni yang lemah dapat mempengaruhi psikologis kelayan, sehingga mudah terpengaruh oleh stressor.



            1. Kegiatan Wisma

Waktu

Kegiatan

  1. Pukul 04.00 WIB



  1. Pukul 05.00 WIB



  1. Pukul 06.00 WIB



  1. Pukul 07.30 WIB



  1. Pukul 12.00 WIB

Kelayan yang beragama Islam menunaikan ibadah Sholat subuh.

Mandi pagi



Sarapan Pagi



Senam Pagi



Makan Siang

















B. ANALISA DATA

NO

DATA

PENYEBAB

MASALAH

1.























































2.

Data subyektif :

  • Pengasuh wisma mengatakan ada satu kelayan yang sering meludah di sembarang tempat.

  • Pengasuh wisma mengatakan ada beberapa kelayan yang pipisnya berceceran.



Data obyektif :

  • Pada kamar tidur kelayan nampak adanya kotoran tembakau dan sarang laba-laba, juga tercium adanya bau urine yang menyengat.

  • Pada kloset duduk terlihat adanya kerak kehitaman

  • Mahasiswa melihat kelayan meludah sembarangan dan membuang tembakau sembarangan.





Data subyektif :

  • Pengasuh wisma mengatakan ada beberapa penghuni wisma yang apabila bertemu selalu terjadi perselisihan (adu mulut).



Data Obyektif :

  • Karena terdiri dari berbagai kelayan lanjut usia dengan berbagai masalah penginderaan, maka sering terjadi adanya kesulitan komunikasi

  • Ada penghuni wisma yang mempunyai perilaku agresif, apatis, acuh tak acuh.

  • ada beberapa penghuni wisma yang apabila bertemu selalu terjadi perselisihan (adu mulut).



Pola kebiasaan kelayan

























































Faktor fisiologis dan psikologis

Sanitasi lingkungan tidak adekuat

























































Kerusakan interaksi sosial



        1. Diagnosa sesuai dengan prioritas

            1. Sanitasi lingkungan tidak adekuat b.d pola kebiasaan kelayan



            1. Kerusakan interaksi sosial b.d. faktor fisiologis dan psikologis





D. RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN



TUJUAN

INTERVENSI

1. Sanitasi lingkungan tidak adekuat b.d pola kebiasaan kelayan

























2.Kerusakan interaksi sosial b.d. faktor fisiologis dan psikologis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan sanitasi lingkungan adekuat dengan kriteria:

  • Bau urine yang menyengat berkurang

  • Tidak ada kotoran tembakau dan sarang laba – laba di kamar

  • Kamar mandi bersih, kerak pada closet berkurang.













Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, diharapkan kerusakan interaksi sosial berkurang dengan kriteria :

  • interaksi sosial dapat berjalan tanpa hambatan (bertengkar)

  • adanya saling pengertian antar sesama penghuni wisma



        1. Kaji tingkat pengetahuan dan kemampuan kelayan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

        2. Ajarkan kelayan cara-cara menjaga kebersihan lingkungan.

        3. Dampingi/beri perhatian khusus kepada kelayan untuk merubah kebiasan meludah dan membuang tembakau sembarangan

        4. lakukan pembersihan lingkungan secara rutin

        5. berikan antiseptik (klorin) dan pengharum ruangan sesudah melakukan pembersihan ruangan









  1. kaji penyebab terjadinya gangguan interaksi sosial

  2. motivasi kelayan untuk dapat menerima kelayan yang lain apa adanya

  3. dampingi kelayan bila sedang melakukan interaksi











        1. TINDAKAN KEPERAWATAN

DX

IMPLEMENTASI

EVALUASI

TTD

1







































































































































































































































Selasa, 22 April 2008

Pk. 08.00 WIB

  • Membersihkan wisma isolasi (menyapu, mengepel, mengelap kaca)

Pk. 10.30 WIB

  • Mengkaji tingkat pengetahuan dan kemampuan kelayan tentang menjaga kebersihan lingkungan.









Pk. 12.00 WIB

  • Mengajarkan kelayan cara menjaga kebersihan lingkungan (membuang sampah / tembakau pada tempat yang telah disediakan, tidak meludah di sembarang tempat)

































Rabu, 23 April 2008

Pk. 08.00 WIB

  • Membersihkan wisma isolasi (menyapu, mengepel, mengelap kaca)

Pk. 10.30 WIB

  • Memonitor tingkat pengetahuan dan kemampuan kelayan tentang menjaga kebersihan lingkungan.













Pk. 12.00 WIB

  • Mengobservasi perilaku kelayan dalam menjaga kebersihan lingkungan (membuang sampah / tembakau pada tempat yang telah disediakan, tidak meludah di sembarang tempat)



































Kamis, 24 April 2008

Pk. 08.00 WIB

  • Membersihkan wisma isolasi (menyapu, mengepel, membersikan kamar mandi )

  • Memberikan antiseptik (klorin) dan pengharum ruangan sesudah melakukan pembersihan ruangan

Pk. 10.00 WIB

  • Mendampingi / memberikan perhatian khusus kepada kelayan untuk merubah kebiasan meludah dan membuang tembakau sembarangan

























































- Lantai bersih, kaca bersih.







  • Kelayan cukup mengerti tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tapi sebagian besar tidak mampu mempertahankan lingkungan yang bersih.





  • Kelayan mengangguk tanda mengerti.









Pk. 13.00 WIB

S : - Pengasuh mengatakan masih ada kelayan yang meludah sembarangan, pipis berceceran

O : - Lantai dan kaca tampak bersih, bau pesing berkurang.

- Masih ada kelayan yang meludah dan membuang sampah / tembakau sembarangan.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Lanjutkan intervensi 1-5







- Lantai bersih, kaca bersih.





  • Ada beberapa kelayan sudah mengerti cara menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya dan ada beberapa yang belum mengerti cara menjaga kebersihan





  • Ada beberapa kelayan masih belum bisa mempertahankan kebersihan lingkungan





Pk. 13.00 WIB

S : - Pengasuh mengatakan masih ada kelayan yang meludah sembarangan, pipis berceceran

O : - Lantai dan kaca tampak bersih, bau pesing berkurang.

- Masih ada kelayan yang meludah dan membuang sampah / tembakau sembarangan.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Lanjutkan intervensi 1-5







  • Ruang tampak bersih, halaman bersih



  • Aroma urin yang menyengat berkurang







  • Apabila ada pengasuh dan perawat, kelayan tidak meludah dan membuang tembakau sembarangan tapi pada saat pengasuh dan perawat tidak ada tampak berserakan tembakau



Pk. 13.00 WIB

S : - pengasuh sudah tidak mengeluh lagi adanya kelayan yang meludah dan buang sampah sembarangan

O : - Ruang tampak bersih, halaman bersih

- Aroma urin kadang masih tercium

A : Masalah teratasi sebagian

P : - Lanjutkan intervensi khususnya membersihkan kamar mandi menggunakan sikat besi dan membersikan kaca







DX

IMPLEMENTASI

EVALUASI

TTD

2.

Selasa, 22 April 2008

Pk. 10.00 wib

  • Mengkaji penyebab terjadinya gangguan interaksi social





  • Mendampingi kelayan saat berinteraksi.

























Rabu, 23 April 2008

Pk.10.30 wib

  • Mendampingi kelayan berinteraksi.







  • Berbincang-bincang dengan kelayan.



  • Memberi pengertian kepada kelayan untuk menerima kelayan lain apa adanya dan hidup rukun.























Kamis, 24 April 2008

Pk. 09.30 wib

  • berbincang-bincang dengan kelayan

  • memotivasi kelayan untuk menciptakan suasana yang nyaman, menghindari perselisihan, dan berusaha untuk menerima satu sama lain.





  • Gangguan terjadi karena komunikasi kurang baik antar kelayan.

  • Selama didampiingi, interaksi antara kelayan cukup baik.

Pk. 13.00 wib

S : - Pengasuh wisma mengatakan masih ada beberapa kelayan yang selalu berselisih.

O : Masih ada beberapa kelayan yang berselisih.

A : Masalah belum teratasi.

P : lanjutkan intervensi 1–3







  • Interaksi antara kelayan dengan kelayan dan kelayan dengan pengasuh baik.

  • Kadang masih ada kelayan yang berselisih paham.

  • Kelayan mengangguk.



Pk. 13.00 wib

S : Pengasuh wisma mengatakan cuma ada beberapa kelayan yang sering berselisih.

O : interaksi kelayan cukup baik.

A : Masalah teratasi sebagian.

P :Lanjutkan intervensi 1-3







  • interaksi baik



  • beberapa kelayen mengatakan mencoba untuk melaksanakan apa yang dianjurkan.



S : Ada beberapa kelayan mengatakan kurang menyukai kelayan yang lain.

O : Masih ada kelayan yang berselisih.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Lanjutkan intervensi 1-3









BAB IV

PENUTUP



    1. KESIMPULAN

Asuhan keperawatan gerontik merupakan salah satu bagian dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada indivdu atau sekelompok lansia sebagai penerima asuhan keperawatan yang diberikan secara profesional.

Dalam proses praktek keperawatan di Wisma Isolasi PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur, mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi dengan pencapaian hasil sebagai berikut :

  1. Pendekatan dan komunikasi yang baik dengan kelayan.

  2. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang bersih dan nyaman.

  3. Bau urine yang menyengat berkurang.



    1. SARAN

Selama pemberian asuhan keperawatan di Wisma Isolasi PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur, ada beberapa hal yang bisa tercapai yaitu masalah interaksi social kelayan. Dimana masih ada kelayan yang sering berselisih, dan ada beberapa kelayan yang bersikap diam dan acuh tak acuh.

Untuk itu kami menyarankan kepada pengasuh wisma secara khusus dan pengurus panti secara umum, agar lebih memperhatikan aspek psikososial ( interaksi social ) dengan melakukan pendekatan kepada kelayan.















.DAFTAR PUSTAKA



Depkes RI, 1994, Buku Pegangan Kader: Penyuluhan Kesehatan Lingkungan, Jakarta.

Dinkes Sleman, 2004, Pedoman Teknis Sanitasi, Yogyakarta

Dinkessos, 2003, Petunjuk Teknis Penilaian Rumah Sehat, Yogyakarta.

Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Gramedia. Jakarta

Nanda 2005-2006, Pedoman Diagnosa Keperawatan





Related Post



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Archives

Pengunjung


widgeo.net

Ayat Al Quran

Follower

© Copyright 2010. wahidnh.blogspot.com . All rights reserved | wahidnh.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com| Modified by wahidnh.blogspot.com