BAB II
LAPORAN KASUS
Pengkajian
Ruang rawat : Sadewa, RS Grhasia, Pakem
Hari, tanggal pengkajian : Senin,19 Mei 2008
Jam : 15.00 WIB
Oleh : Kelompok V
Sumber data : Pasien, Rekam medik, Perawat
Metode pengumpulan data : Observasi, wawancara, pemeriksaan fisik,
Dokumentasi
Identitas
Klien/pasien
Nama : Tn “SP”
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan : Duda
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Banjaranyar, sukoraja, Banyumas.
Diagnosa Medis : - Aksis I : F.20.0
- Aksis II : tidak ada
- Aksis III : tidak ada dx
- Aksis IV : Masalah Keluarga
- Aksis V : Sedang
Tanggal masuk : 12 Maret 2008
No. CM : 026179
Penanggung jawab
Nama : Ny “AS”
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Tidak Kerja
Alamat : Taman KT I/383 RT. 030 RW.008 Patehan
Kraton Jogjakarta
Hubungan dengan klien : Adik Kandung klien
Alasan Masuk
Dirumah sering mengancam keluarga/ibu kandung klien.
Faktor Predisposisi
Didapat dari status klien bahwa klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu. Klien belum pernah mengalami gangguan trauma kepala maupun trauma aniaya, dari statu klien tentang riwayat gangguan jiwa dari keluarag disangkal.
Masalah keperawatan : koping individu inefektif karena merasa tidak diperhatikan untuk kedua orang tuanya.
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital
TD : 110/90 mmHg
Suhu : 36 oC
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Ukuran
TB : 162 cm
BB : 50 kg
Keluhan fisik
Klien hanya diam, selalu duduk dan jarang beraktivitas (kurang gairah).
Masalah keperawatan : kelemahan fisik.
Pemeriksaan cepalo caudal
Kepala
Bentuk kepala mesocepal, rambut pendek dan kulit kepala bersih.
Kesan wajah normo mimik
Mata
Penglihatan jelas, klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
Telinga
Fungsi pendengaran baik, tidak ada cairan yang keluar, telinga bersih.
Hidung
Fungsi penciuman dan pembauan baik, tidak ada secret yang keluar.
Mulut dan tenggorokan
Bibir berwarna coklat, bibir tampak kering, tidak ada luka atau lesi, gigi tampak bersih, tidak ada bau mulut, tidak ada nyeri tekan.
Leher
Tidak ada bekas luka, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan peningkatan JVP.
Dada
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
bekas luka.
Palpasi : Tidak ada nyeri dada, tidak ada massa.
Perkusi : Terdengar sonor.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, jantung S1-S2 reguler.
Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada bekas luka.
Auskultasi : Terdengar suara peristaltic .
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
Perkusi : Suara tympani.
Ekstremitas
Anggota gerak atas dan bawah lengkap dan tidak ada kelainan gerak dan kekuatan otot 5.
Psikososial
Genogram
Keterangan :
: Pasien :Hubungan perkawinan
: Laki-laki …….. : Tinggal Serumah
: Perempuan : Perceraian
: Hubungan keturunan
Konsep Diri
Citra tubuh
Klien menerima postur tubuh dan bentuk tubuhnya.
Identitas
Klien mampu menyebutkan namanya, klien sadar bahwa dirinya seorang laki-laki. Dan klien mampu berperilaku dan berpenampilan seperti laki-laki.
Peran
Sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan “kalau dirumah saya senang kok membantu menyapu atau ngepel lantai, mbak”.
Setelah dirawat di rumah sakit, klien jarang mengikuti kegiatan seperti rehabilitasi dan terapi aktivitas kelompok. Saat di ruangan klien jarang membantu pekerjaan ruangan seperti menyapu atau merapikan tempat tidur, paling hanya mencuci tempat makannya sendiri. Sebagai seorang pasien, klien kurang bersosialisasi dengan teman satu bangsal ataupun dengan perawat, klien mengatakan Saya tidak tahu siapa dia!”
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
Ideal diri
Klien berharap ingin cepat pulang ke rumah.
Harga diri
Pasien merasa dirinya tidak berguna karena di rumah pasien sedikit memiliki teman bahkan klien merasa dirinya jelek oleh sebab itu istrinya pergi meninggalkan dirinya. Begitu pula di rumah sakit pasien merasa dirinya tidak berguna dan sedikit memiliki teman dalam satu bangsal serta klien mengatakan selama dirumah sakit klien sbagai pengemis.
Masalah keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Klien mengatakan “orang yang belum dikenalnya orang yang ingin mencelakainya atau menculiknya”
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat.
Klien mengatakan saya jarang keluar rumah, saya di kampung sedikit mempunyai teman, di rumah saya juga cuma sendirian saja. Saat mempunyai masalah klien tidak pernah menceritakannya pada siapapun, bahkan pada keluarga. Saat di rumah sakit sosialisasi klien selalu dibimbing, klien lebih suka menyendiri, komunikasi dirangsang.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Saat dilakukan pengkajian, klien cenderung diam, tidak mau bergabung dengan orang lain, dan klien tidak mau mendahului pembicaraan, lebih banyak menunduk, kontak mata kurang.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
Spiritual
Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam dan klien meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Kegiatan ibadah
Selama di rumah sakit klien tidak pernah melakukan kegiatan ibadah.
Status Mental
Penampilan
Klien memakai seragam rumah sakit, penampilannya rapi antara baju atas dan bawah sesuai, rambut pasien rapi dan pendek.
Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada pelan dan lambat. Klien tidak mau memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
Aktivitas motorik
Tidak terlihat klien beraktivitas secara spontan, aktivitas klien terlihat saat disuruh makan dan minum obat serta mandi. Klien lebih banyak berdiam diri di kamar atau duduk menyendiri.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
Alam perasaan
Klien tampak murung, jarang senyum, menunduk dan tampak kurang bergairah.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
Afek
Afek klien datar. Ekspresi klien saat berkomunikasi tidak ada perubahan baik pada saat ada stimulus menyenangkan atau menyedihkan.
Interaksi selama wawancara
Klien jarang berinteraksi dengan klien lain dan perawat. Klien lebih suka duduk menyendiri serta melamun. Di dalam berinteraksi klien lebih suka diam dan mendengarkan pembicaraan orang lain. Klien mau memandang lawan bicara saat berkomunikasi bila mendapatkan stimulus. Terkadang klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan lambat dengan suara yang pelan, dengan kontak mata yang sedikit kepeda lawan bicara.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
Persepsi
Pada saat pengkajian klien sudah tidak pernah mengalami halusinasi lagi (klien mengatakan “Saya tidak pernah mendengar bisikan-bisikan lagi mbak!”). Tetapi tampak klien menyendiri dan selalu berada di dalam kamar atau duduk menyendiri.
Masalah Keperawatan : Resiko Terjadi Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Isi fikir
Klien mengalami waham curiga yaitu merasakan asing terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan, klien juga merasa dirinya berada RS karena diculik oleh orang yang sama sekali belum dikenalnya. Klien selalu curiga kepada orang asing/yang baru dikenalnya akan menyakiti atau menciderai dirinya.
Proses fikir
Sirkumstasial yaitu klien selama diajak berkomunikasi mampu menjawab walaupun berbelit-belit, tetapi sampai tujuan.
Tingkat kesadaran
Klien tampak seperti ketakutan. Anggota tubuh klien diletakkan dalam sikap canggung dan selalu dipertahankan klien, Klien mengerti semua yang terjadi di lingkungannya.
Kemampuan orientasi klien terhadap
Waktu : kurang
Misal : klien tidak mampu mengenal jam, hari, tanggal, bulan dan tahun.
Tempat : kurang
Misal : klien tidak mampu mengetahui sekarang sedang berada di mana
Orang : kurang
Misal : klien tidak mampu menyebutkan nama teman yang
ada di sebelah tempat tidurnya, menyebutkan nama teman yang lain, dan tidak mampu menyebutkan nama perawat lainnya
Situasi : baik
Misal : klien dapat membedakan antara situasi sepi dan
Ramai
Memori
Jangka pendek
Pasien mampu mengingat menu makanan yang dimakan kemarin (ayam, nasi dan sayur) dan kegiatan yang dilakukan 2 hari yang lalu yaitu mencuci piring.
Jangka panjang
Klien tidak mampu mengingat kapan dan apa alasan dia masuk rumah sakit Grhasia, Pakem.
Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tidak mampu berkonsentrasi dan selalu menunduk bila diajak bicara.
Kemampuan dalam berhitung jelek, terbukti dengan klien tidak mampu berhitung dari 50-100 dan tidak dapat menyelesaikan penjumlahan sederhana.
Misal : 5 + 10 = 17
6 + 12 = 20
5 + 7 = 10
Tetapi untuk pengurangan dan penjumlahan nilai mata uang klien mampu menjawab.
Misal : Rp.1000 + Rp. 500 = Rp.1500
Rp.2000 + Rp.1000 = Rp.3000
Rp.5000 - Rp.1000 = Rp.4000
Kemampuan penilaian
Ketika ditanya tentang penampilan dirinya klien menunduk sambil menjawab baik.
Daya tilik diri
Klien tidak mengetahui bahwa dirinya sekarang sedang sakit gangguan jiwa. (Insight : jelek)
Kebutuhan Perencanaan Pulang
Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makanan
Klien makan 3 x sehari dengan satu porsi makan, berupa nasi, lauk pauk dan sayur mayur serta minum secukupnya.
Keamanan
Klien dapat menjaga atau melindungi dirinya selama di rumah.
Perawatan kesehatan
Diharapkan apabila klien merasa tidak sehat agar segera memeriksakan diri ke tenaga kesehatan terdekat atau ke rumah sakit Grasia, Pakem.
Pakaian
Klien mampu memenuhi kebutuhan pakaian selama di rumah, yaitu pasien ganti pakaian 2x sehari
Transportasi
Klien mampu menggunakan alat transportasi dalam melakukan kegiatan dengan mandiri.
Tempat tinggal
Klien mampu mengenal tempat tinggalnya sendiri.
Uang
Pasien mampu membedakan jenis-jenis uang dan dapat menggunakannya sesuai fungsinya.
Kegiatan hidup sehari-hari
Perawatan diri
Klien dianjurkan dapat memenuhi kebutuhan ADL secara mandiri.
Nutrisi
Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dengan frekuensi 3x sehari dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang.
Tidur
Dianjurkan selama di rumah pasien dapat tidur siang selama + 2 jam dan tidur malam + 6-8 jam tanpa ada gangguan.
Penggunaan obat
Dianjurkan selama di rumah pasien dapat minum obat secara teratur.
Pemeliharaan kesehatan
Dianjurkan pasien untuk kontrol rutin di rumah sakit.
Aktivitas dalam rumah
Dianjurkan pasien untuk mengisi waktu kosong dengan kegiatan.
Aktivitas di rumah sakit
Dianjurkan pasien untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Mekanisme Koping
Maladaptif
Memendam masalah dan tidak mampu menyelesaikan.
Reaksi lambat, klien mampu melakukan aktivitas dengan motivasi.
Masalah Psikososial Dan Lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok/keluarga
Klien tinggal dengan orang tua yaitu ibu dan saudaranya, selama di RS klien tidak pernah di besuk oleh keluarga.
Masalah berhubungan dengan lingkungan
Spesifik : tidak dapat berinteraksi dengan lingkungan karena menganggap dirinya tidak berguna dan terlalu jelek untuk diterima oleh orang lain.
Masalah dengan pendidikan masalah dengan pekerjaan
Klien merupakan pensiunan PNS.
Aspek Medis
Diagnosa Medik
Axis I : F. 20. 0
Axis II : Tidak ada
Axis III : Tidak ada diagnosa
Axis IV : Masalah keluarga atau dengan mantan istrinya
Axsis V : sedang
Terapi Medik
Clozaril 25mg 1/2 – 0 – 1/2
Haloperidol 5mg 1/2 – 0 – 1/2
Trihexyphenidy l2mg 1 – 1 – 1
Kalsetin 20mg 1 – 1 – 1
Asuhan Keperawatan
a. Analisa Data
No | Data | Masalah Keperawatan |
1.
2.
3.
|
DS :
DO:
DS :
DO:
DS :
DO :
|
Harga Diri Rendah Kronik
Isolasi Sosial
Gangguan Proses pikir : Waham Curiga
|
0 komentar:
Posting Komentar