LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KISTE OVARIUM
PENGERTIAN
Kiste ovarii adalah tumor jinak pada ovarium. Merupakan tumor paling banyak pada wanita usia 20 – 40 th.
TANDA DAN GEJALA
Adanya kiste dapat menimbulkan tanda dan gejala :
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut bagian bawah
Pembesaran abdomen
Penekanan pada vesika urinaria dan rectum
Varicosities dan edema pada tungkai bawah
Perdarahan pada jalan lahir.
ETIOLOGI
Secara pasti belum diketahui
MACAM-MACAM KISTE OVARIUM
Kiste ovarium simpleks
Kiste yang permukaannya rataa dan halus, biasanya bertangkai, bilateral dan biasanya dapat menjadi besar. Dinding kiste tipis dan terisi cairan jernih yang serus dan berwarna kuning.
Kiste adenoma ovarium musinossum
Kiste multi / okuler, unilateral, dapat tumbuh menjadi besar. Kiste ini diduga berasal dari germinatium.
Kistadenoma ovarii serosum
Berasal dari epitel germinatium berbentuk uniokuler, dapat membesar tetapi tidak sebesar kiste musinosum.
Kiste dermoid
Adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdeferansiasi sempurna dan lebih menonjol daripada mesoderm, dinding kiste agak tipis, konsistensi kenyal, kiste ini diduga berasal dari sel telurmelalui proses partenogenesis.
PATOFISIOLOGI
Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kiste, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, volikel degraf atau korpus luteum atau kiste ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium uvarium.
Kiste dermoid adalah salh satu tumor yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat maturasi. Asalnya tidak teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak terdeferensiasi. Kiste ini sembuh dengan lambat, dari kiste ini mengandung material sabasea kental, berwarna kuning, yang timbul sdari lapisan kulit. Kiste dermoid hanya merupakan satu tipe lesi yang dapat terjadi. Terdapat banyak tipe dan pengobatannya tergantung pada tipe tersebut.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan kiste ovarii yang besr biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairanatau fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untukmenekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kiste.
Perawatan paska operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan abdomen. Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kiste yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNKIN MUNCUL :
Preoperasi
Nyeri kronis b/d putaran tangkai kiste.
Cemas berhubungan dengan diagnosis dan rencana pembedahan
PK perdarhan
Post operasi
Nyeri akut b/d luka insisi pembedahan
Resiko infeksi b/d tindakan invasifg dan pembedahan
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, 1989, Ilmu Bedah kebidanan, Yayasan sarwono, Jakarta.
Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta
Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana, EGC, Jakarta
Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
Arif Mansyoer,DKK,1999, Kapita selecta Kedokteran, Penerbit media aeskulapius FKUI.
Helen Varney,DKK, 2002, Buku Saku Bidan, cetakan I, EGC, Jakarta
Lynda Jual Carpenito, 2001, Buku Saku Diagnosa keperawatan edisi 8,EGC,Jakarta.
........, Ilmu Fantom bedah Obstetri,Bagian Obstetri Ginekologi FKU Diponegoro
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. | DIAGNOSA KEP. / MAS. KEP. | INTERVENSI | RASIONAL | |
TUJUAN | INTERVENSI | |||
1. | Nyeri kronis / akut b / d taran tangkai kiste, diskontinyuitas jaringan post operasi
| Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien dapat mengontrol nyeri / nyeri berkurang dengan kriteria :
|
|
|
2. | Cemas berhubungan dengan diagnosis dan rencana pembedahan
| Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan pasien berkurang dengan kriteria :
|
|
|
3. | PK perdarahan
| Setelah dilakukan tindakan keperawatan komplikasi perdarahan per jalan lahir tidak terjadi dengan kriteria :
|
|
|
4. | Resiko infeksi b/d tindakan invasifg dan pembedahan
| Setelah dilakukan tindakan keperawatan infeksi tidak terjadi.
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar