PENANGANAN PENYAKIT JANTUNG PADA KEHAMILAN
PENDAHULUAN
Penyakit jantung pada kehamilan mencakup kondisi dimana kehamilan disertai adanya
gangguan fungsi jantung. Kondisi ini akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu
maupun janin. Penyakit jantung tersebut dapat terjadi sebelum kehamilan atau muncul
karena dipicu oleh adanya kehamilan. Insidensi penyakit jantung pada kehamilan
< 2%. Tidak semua wanita dengan penyakit jantung berisiko tinggi untuk hamil. Oleh
karena itu, sebelum memutuskan untuk hamil seorang wanita dengan penyakit jantung
harus melakukan konseling terlebih dahulu untuk menentukan derajat keparahan
penyakit jantung sekaligus jenis penyakit jantung yang diderita. Setelah melewati
tahap konseling, diharapkan wanita dengan penyakit jantung dapat menjalani proses
kehamilan dan persalinan dengan hasil akhir yang baik.
Risiko utama bagi ibu hamil dengan gangguan fungsi jantung adalah infeksi,
memburuknya fungsi jantung, aritmia, dan terjadinya kardiomiopati. Mortalitas ibu
hamil dengan penyakit jantung ditentukan oleh jenis penyakit jantung dan derajat
keparahan penyakitnya. Mortalitas pada endokarditis mencapai 20%. Mortalitas pada
penyakit jantung seperti prolaps katup mitral, defek septum atrium dan ventrikel kurang
dari 1%. Mortalitas pada penyakit jantung seperti hipertensi pulmonal primer dan
sindroma Eisenmenger dapat mencapai 50%. Risiko bagi janin yang dikandung antara
lain adalah terjadinya penyakit jantung kongenital bila ibu atau ayah menderita
penyakit jantung kongenital, prematuritas dan janin tumbuh lambat (intrauterine growth
restriction).
Pada tulisan ini akan dibahas mengenai penanganan penyakit jantung dari sebelum
hamil sampai dengan persalinan, masa nifas maupun setelah masa nifas dengan
tujuan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas baik bagi ibu maupun janin.
PENANGANAN PENYAKIT JANTUNG SEBELUM HAMIL
Sebelum memutuskan untuk hamil, seorang wanita yang dicurigai menderita penyakit
jantung seharusnya sudah ditentukan derajat keparahan penyakit jantung sekaligus
jenis penyakit jantung yang diderita. Tahap berikutnya, pasien tersebut dapat mengikuti
konseling untuk mengetahui risiko bagi ibu maupun janin yang akan dikandungnya.
New York Heart Association telah menetapkan klasifikasi derajat keparahan penyakit
jantung sebagai berikut :
Klas I | Pasien tidak memiliki keterbatasan dalam aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispnea ataupun nyeri angina
|
Klas II | Pasien memiliki sedikit keterbatasan dalam aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispnea ataupun nyeri angina
|
Klas III | Pasien memiliki keterbatasan yang nyata dalam aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang ringan menyebabkan kelelahan, dispnea ataupun nyeri angina
|
Klas IV | Pasien tidak mampu melaksanakan aktivitas fisik tanpa rasa tidak nyaman. Gejala adanya gangguan fungsi jantung atau sindroma angina dapat muncul bahkan pada saat istirahat. Jika pasien mencoba melakuakn aktivitas fisik maka gejala akan bertambah |
Risiko mortalitas berdasarkan jenis penyakit jantung yang diderita adalah :
Kelompok I : Mortalitas < 1% | Defek septum atrium Defek septum ventrike Patent ductus arteriosus Penyakit katup tricuspidalis/katup pulmonalis Tetralofi Fallot yang terkoreksi Katup buatan dari babi Decomp cordis klas I dan II oleh karena stenosis mitral |
Kelompok II : Mortalitas 5-15% | Stenosis mitral dengan fibrilasi atrium Katup artificial Decomp cordis klas III dan IV oleh karena stenosis mitral Stenosis aorta Coarctation Aorta, tanpa komplikasi Tetralogi Fallow yang tidak terkoreksi Riwayat infark myokard Sindroma Marfan dengan aorta yang normal |
Kelompok III : Mortalitas 25–50% | Hipertensi pulmonal Coarctation Aorta dengan komplikasi Sindroma Marfan dengan keterlibatan aorta |
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN PENYAKIT JANTUNG
PENGERTIAN
Kehamilan dengan riwayat penyakit jantung sebelumnya atau dengan gejala
penyakit jantung yang terjadi antepartum, intrapartum, maupun post partum
I.TANDA DAN GEJALA
Riwayat demam rematik dispneu saat melakukan kegiatan atau istirahat. Dispneu paroksimal noktural, Angina atau sinkop saat melakukan kegiatan, hemoptisis.
Pada pemeriksaan jantung didapatkan kardiomegali, murmur, kelainan irama jantung.Adanya sianosis dan Clubbing pada ekstremitas
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorak,EKG, dan Ekokardiografi
IV MANAJEMEN
Rawat bersama dengan bagian Kardiologi (UPD )
Pada umur kehamilan 28- 32 mg dilakukan evaluasi ulang keadaan maternal, Fetal survey,NST, dan USG serial
Terminasi kehamilan atas indikasi obstetric atau terjadi peningkatan klasifikasi penyakit jantung maternal
Kala I membutuhkan pemantauan ketat bagian Obgin dan Kardiologi,bila perlu pemberian digitalisprofilaksi dan antibiotika, beri oksigenasi
Kala II dan Kala III ibu mengedan seringan mungkin,pemberian oksitosin 10 IU dan furosemide profilaksis segera setelah janin lahir.Pergunakan karung pasir yang ditempatkan dibawah perut ibu setelah placenta lahir.
Jangan menggunakan ergometrin
BAB II
ASUHAN KEBIDANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG
PENGKAJIAN
Wanita gpa hamil ….mg dengan penyakit jantung
D S : Ibu merasa sesak nafas ,mudah lelah,dan jantung berdebar-debar.
D O : KU lemah ,RR:….x/mnt
T:……mmHg,nadi :……x/mnt,tampak kebiruan di ujung kuku.
Hasil EKG:……. .
Hasil Foto thorax :……….. .
Hasil Laboratorium:……….. .
: Wanita umur …th G P A hamil ….mg dengan penyakit jantung
Belum / dalam persalinan
No |
DX.Kebidanan |
Planning ( Rencana ,Tindakan , Evaluasi ) |
1 |
Resiko terjadi IUGR & gawat janin pada persalinan |
|
2 |
Resiko terjadi persalinan prematur |
|
3 |
Kala I | * |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar