TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Indentitas
N a m a : Tn. A.S
U m u r : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Tdk tamat SD (Hanya sampai Kls III)
Pekerjaan : Penjaga Parkir
Alamat : Kupang Krajan, 3/5 Surabaya
Tgl. MRS : 04 Desember 2001
Tgl. Pengkajian : 04 Desember 2001
Nomor Register : 10108678
Informan : Ny.S (Istri)
Penggung jawab : Keluarga
2. Alasan Masuk
Klien bertingkah laku aneh dengan melempar baju, celana, sarung ke sumur oleh karena sebab yang tidak jelas dan apabila ditanya klien akan marah dan membentak orang tersebut. Mata melotot dan muka merah. Dan sudah 5 hari sebelum MRS klien senang duduk diam di pojok tempat yang gelap dan akan marah dan akan memukul orang yang bertanya.
3. Faktor Predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu (tahun 1972 yang lalu) pengobatan sebelumnya tidak selesai dan dan pasien dinyatakan sembuh oleh karena klien melarikan diri dan tidak kontrol. Dan tahun 1982 klien pernah control ke Poli jiwa dengan alasan sakit kepala
4. Dimensi Fisik
Aktivitas fisik sehari – hari
Nutrisi
Klien saat di rumah makan tiga kali sehari secara teratur, di RS klien klien makan teratur sesuai dengan jadwal yang telah berlaku, klien makan di dalam kamar dan porsi makan yang diberikan selalu dihabiskan . Klien tidak mendapatkan program diet khusus masalah keperawatan.
Istirahat tidur
Kebiasaan tidur klien dirumah tidak teratur (klien begadang sampai larut malam). Di rumah sakit klien tidur mulai pukul 23.00 – 04.00 klien sering terbangun juga sering bangun terlalu pagi. Masalah keperawatan ?
Aktivitas Fisik
Di RS klien mau mengikuti kegiatan yang sudah terprogram di ruang jiwa C. Jika diajak melakukan aktivitas, klien tidak menolak tapi hanya sebentar saja terus bilang lelah/malas kemudian pergi jalan-jalan.
Dalam berpenampilan, klien kelihatan tidak rapi, rambut acak- acakan
Pemeriksaan fisik
Tingkat kesadaran klien berubah dengan tanda – tanda vital T. 120/80 mmHg, suhu 370C pernafasan 20 x / menit nadi 84 x/mnt. Pada klien tidak ditemukan adanya kelainan maupun keluhan fisik yang dirasakan.
5. Dimensi Psikososial
Genogram
Keterangan
: Laki-laki : Ibu Klien gangguan jiwa
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
Didalam keluarga Tn.A.S ada yang menderita gangguan jiwa, klien merupakan anak kedua dari 9 bersaudara 5 perempuan 4 laki – laki, klien tinggal bersama ibu, istri kedua , dua saudara perempuan dan tiga orang anak kandung
Konsep kasus
a. Identitas diri : Klien dapat menyebutkan identitas dirinya yaitu nama,umur, jenis kelamin, pekerjaan dengan bebas.
b. Harga diri : Klien sebelum mereka menilai dirinya sebagai orang yang sehat,klien bingung mengapa ia dibawa ke RS
c. Ideal diri : Klien berkeinginan kalau sembuh klien ingin merawat dan membahagiakan kedua orang tuanya yang sakit.
d. Gambaran diri : Klien memandang dirinya tidak ada kalainan fisik
e. Peran : Klien berperan sebagai suami dan orang tua.
Hubungan sosial
Menurut klien orang yang berarti adalah kedua orang tuannya dan istri. dirumah klien berperan serta dalam kegiatan kelompok siskamling dan kadang – kadang dan klien merasa tidak ada hambatan dalam berhubungan/berinteraksi dengan orang lain. Klien suka menolong org lain terutama teman.
Dimensi spiritual
Klien beragama islam klien melakukan kewajiban sholat secara rutin 5 waktu dalam sehari, klien berpandangan bahwa sakit adalah suatu cobaan / ujian dari tuhan.Tapi belakangan klien tdk mau lagi melakukan semua itu karena malas.
VI Status mental
Penampilan Tn.A.S terkesan tidak rapi rambut klien acak – acakan pakaian ganti tapi dipasang sembarangan.Kadang klien mengganti pakaian didepan org lain tanpa merasa malu/sungkan.
Pembicaraan klien cepat, klien bicara sendiri pembicaraan terarah tapi non realistik karena tidak ada lawan bicara.
Aktivitas motorik
Klien tampak tenang tanpa menunjukan aktivitas motorik yang berlebihan dan berarti.
Alam perasaan
Klien merasa bingung kenapa dibawa ke rumah sakit,ia merasa tdk sakit,klien cuek terhadap keberadaan .
Afek datar
Klien tidak bereaksi terhadap stimulus / ragsangan dari luar
Interaksi selama wawancara
Kontak mata klien kurang, klien menerima kahadiran orang lain artinya klien tidak mematuhi / marah pada orang lain yang mendekati klien tidak berespon terhadap kehadiran orang.
Persepsi
Terdapat halusinasi pendengaran, klien seolah – olah sedang diajak bercakap – cakap & ditemui seseorg
Proses pikir
Klien mengalami perubahan proses pikir sirkumtansial pembicaraan klien berbelit belit tapi tidak mencapai tujuan.
Isi pikir
Klien mengalami gangguan isi pikir (obsesi) pikiran yang selalu muncul, walaupun klien berusaha untuk menghilangkanna adanya halusinasi pendengaran. Ide pikir tidak jelas.
10. Tingkat kesadaran
Kesadaran klien berubah orientasi klien terhadap orang tempat dan waktu baik
11. Tingkat konsentrasi
Klien mudah beralih berbicara dengan topik yang tidak menetap (berganti – ganti)
12.Kemampuan penilaian
Klien mengalami gangguan ringan artinya klien masih mampu pengambilan suatu keputusan
13. Memori
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat saat ini jangka panjang, pendek
Kebutuhan Persiapan Pulang
Kemampuan klien memenuhi / menyediakan kebutuhan klien hanya mampu memenuhi kebutuhan makanan dan keamanan dalam pemenuhan kebutuhan yang lain klien masih membutuhkan bantuan orang lain.
Kegiatan hidup sehari – hari
perawatan diri
Klien masih membutuhkan bantuan minimal BAB / mandi kebersihan ganti pakaian. Klien masih sering di ingatkan / diperintah dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
Nutrisi
Klien tidak mengalami perubahan pola nutrisi baik dirumah / di RS klien makan 3 x sehari sesuai jadwal pemberian nafsu makan baik klien selalu menghabiskan porsi makanan dari RS bahkan klien sering merasa kurang Berat klien 58 kg tidak ada program diit khusus dr. RS.
Tidur
Menurut istri klien. Klien ada masalah dalam tidur klien sulit tidur, sering terbangun seolah – olah ada yang membangunkan dan mengajakan berbicara klein tampak kurang segar. Klien bangun terlalu pagi yang menolong untuk tidur yaitu setelah klien minum obat.
Klien Belum mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
Klien memiliki sistim pendukung
Sistem pendukung klien yaitu keluarga .
Mekanismen Koping
Pertahanan diri (koping) yang digunakan dalam mengatasi masalah yaitu klien berusaha mencederai diri & org lain
Masalah Psikososial dan Lingkungan
Tidak ada masalah dengan dukungan kelompok, pendidikan, perumahan ekonomi dan pekerjaan, klien mempunyai masalah dengan pelayanan kesehatan klien tidak kontrol karena malu dan putus obat, masalah lainnya
Aspek Medik
Diagnosa medic : Skizofrenia Katatonik Gaduh Gelisah episode berulang
Terapi medik : Obat – obat – Chlopromazine 3 x 100 mg
- Injectie largactil 50 mg lm jika perlu
Terapi gerak : Klien mau ke ruang olah raga tapi tidak mau melakukan aktivitas olah raga (klien hanya duduk dan bicara sendiri)
Terapi aktivitas kerja : Klien mau ke ruang terapi kerja tapi tidak mau melakukan aktivitas bermain gitar & bernyanyi sembarangan (syair tdk jelas) bila tdk di ajak/disuruh.
ANALISA DATA
KLASIFIKASI DATA | MASALAH |
05 Desember 2001
|
Þ Marah yang tidak konstruktif.
Þ Potensial melukai orang lain /Amuk.
Þ Penampilan diri kurang adekuat
Þ Kurang berminat dalam kebersihan.
|
|
Þ Gangguan hubungan sosial; menarik diri
Þ Curiga.
|
|
| RENCANA | KEPERAWATAN | JIWA |
|
|
|
|
|
|
|
NO/ | Diagnosa |
| Perencanaan |
|
|
Tgl | Keperawatan | Tunjuan | Kriteria Evaluasi | Timdakan Keperawatan | Rasional |
I |
|
|
|
|
|
05-12-01 | Resikol melukai diri sendiri dan orang lain/amuk s/d Ketidak mampuan klien mengungkapkan marah secara konstruktif.
DO :
| Tupan : Tidak melukai orang lain, diri sendiri dan mampu mengung-kapkan marah yang konstruktif. Tupen :
|
1.1. Setellah dua kali pertemuan klien mau berinteraksi dengan perawat
|
1.1.1. Sapa klien dengan ramah baik secara verbal maupun non verbal
1.1.2. Pertahankan sikap pera-wat secara konsisten.
|
Hubungan saling percaya akan menurunkan rasa keterancaman klien terhadap stimulus yang berasal dari perawat , sehingga tercipta hubungan terapeutik.
Sikap yang konsisten akan meningkatkan kepercayaan klien terhadap perawat, dan klien merasa bahwa perawat tahu akan kebutuhannya.
|
|
|
| 2.1. Setelah dua kali pertemuan klien dapat mengungkapkan apa yang membuat dia marah.
| 2.1.1. Beri respon pd klien dgn tenang dan tidak mengancam.
2.1.2. Dorong klien untuk meng-ungkapkan hal-hal yang menye-babkan marah.
Bicara mudah dimengerti | Memberi respon pd klien menandakan perawat mene-rima kehadiran klien secara utuh, hal ini merupakan lang-kah awal komunikasi yg terapeutik dan mempermudah intervensi selanjutnya.
Dengan bantuan perawat diharapkan klien mampu mengungkapkan penyebab marahnya dan klien dapat mengenal marahnya. |
|
|
| 3.1. Setelah Dua kali pertemuan klien mampu menyebutkan minimal 3 tanda-tanda marah dari tanda-tanda fisik yang biasa terjadi.
| 3.1.1 Dorong klien untuk meng-ungkapkan / mengenal tanda-tanda saat klien marah yg diketahui klien.
3.1.2. Diskusikan dgn klien tentang tanda-tanda yang biasa terjadi pd orang marah.
| Dgn mampunya mengemu-kakan / mengenal tanda-tanda saat klien marah, klien dapat mengidentifikasi tanda ma-rahnya.
Dgn tahunya tanda-tanda marah bagi klien dapat mengidentifikasi diri sendiri dan orang lain kalau kondisi spt itu adalah sedang marah.
|
|
|
| 4.1. Setelah 4x pertemuan klien mampu mendemontrasikan cara-cara klien dalam mengatasi marah yang selama ini dilakukan.
| 4.1.1 Dorong klien untuk menga-takan cara-cara yang dilakukan bila klien marah.
4.1.2. Perhatikan klien dan ber-sikap terbuka menerima saat klien sedang mendemontrasikan koping-nya.
4.1.3. Diskusikan bersama klien tentang aspek negatif bila mengekpresikan marah cara tidak konstruktif dan bagaimana cara-cara yang baiknya.
| Dgn mengetahui cara-cara yang telah dilakukan klien sebagai bahan untuk inter-vensi selanjutnya, dan dgn menghargai upaya klien akan terbina hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
Perhatian yang penuh akan memungkinkan klien untuk lebih percaya diri dalam mengekpresikan prilakunya.
Pilihan baik dan buruk sangat penting saat klien untuk mempertimbanglkan, sehingga klien sendiri yang akan memutuskan. |
|
|
| 5.1. Setelah 6x pertemuan, klien mampu menilai dan menjelaskan cara marah yang konstruktif.
| 5.1.1. Diskusikan dgn klien cara mengungkapkan marah yang konstruktif.
| Membantu klien untuk mema-hami atau meningkatkan pengetahuan klien tentang cara mengungkapkan marah yang bisa diterima orang lain, tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. |
|
|
|
|
5.12. Dorong minat klien untuk belajar mengungkapkan marah secara konstruktif.
5.1,3. Anjurkan dan dorong klien untuk memberi contoh marah yang konstruktif
|
Adanya motivasi akan menimbulkan sikap yang konstruktif dlm mengeks presikan marah.
Menunjukkan realita marah yang konstruktif.
|
|
|
| 6.1. Setelah 6x pertemuan klien dapat memperlihatkan prilaku yang menunjukkan cara pengungkapan marah yang konstruktif.
| 6.1.1.Diskusikan dgn klien tentang upaya untuk menciba menerapkan cara-cara yang telah dipelajari dalam berhubungan dengan orang lain.
6.1.2. Anjurkan pd klien untuk mengungkapkan marah secara verbal yang dapat diterima orang lain.
6.1.3. Ingatkan klien untuk berlatih terus cara mengungkapkan marah secara konstruktif.
| Menerapkan hal yang telah dipelajari berarti klien belajar mengidentifikasikan dirinya sendiri sehubungan dgn perkembangan di dalam proses berubah.
Tidak membuat orang lain tersinggung berarti tidak menambah konflik baru.
Dgn berlatih terus maka akan terpola dalam perilakunya.
|
|
|
| 7.1. Setelah satu kali pertemuan dgn keluarga dpt mengidentifi-kasi sikap-sikap yang membuat klien marah.
| 7.1.1. Anjurkan keluarga untuk mengidentifikasi sikap-sikap yang telah dilakukan terhadap klien selama ini.
7.1.2. Beri kesempatan pada keluarga untuk menilai sikap yang telah dilakukan terhadap klien selama ini.
| Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi sikap, me-mungkinkan keluarga mampu melakukan penilaian terhadap perlakuan yang membuat klien marah.
Penilaian terhadap sikap sendiri akan meningkatkan kesadaran keluarga. |
2 09-12-01 | Penampilan diri kurang adekuat sehubungan dengan kurang minat dalam kebersihan diri.
D.O :
D.S.
| Tupan : Penampilan klien rapih dan bersih.
Tupen :
1. Klien mampu mengungkapkan pentingnya merawat kebersihan diri sendiri.
2. Klien mampu meningkatkan kemampuan dalam merawat diri sendiri secara bertahap.
3. Keluarga dapat berperan dalam mengontrol dan memberikan dukungan terhadap perewatan kebersihan diri sendiri.
4. Klien dapat mengikuti kegiatan TAK dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan, klien termotivasi melakukan keber-sihan. |
1.1. Setelah dijelaskan tentang pentingnya perawatan diri sendiri, klien dapat menyebutkan kembali tujuan dan pentingnya merawat diri sendiri, dan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
2.1. Selama klien di rawat.
2.2. Setelah 4x pertemuan klien dapat melakukan point 2.1 dengan inisiatif sendiri.
3.1. Setelah satu kali pertemuan home visit keluarga dapat mengerti tentang, manfaat kebersihan bagi klien dapat memberikan dorongan bagi klien untuk melakukan perawatan kebersihan diri.
4.1. Setelah 4x pertemuan klien dapat mengikuti TAK . Cara me-rawat kebersihan, memakai baju, membersihkan tempat tidur klien. |
1.1.1. Diskusikan dengan klien tentang tujuan dan pentingnya merawat diri sendiri. 1.1.2. Berikan motivasi klien untuk melakukan perawatan diri.
2.1.1. Dorong klien untuk mandi sendiri 2x sehari, menggunakan sabun mandi, ganti baju, dan menggunakan yang bersih, serta memperhatikan kebersihan, badan wajah, dan kukunya.
2.2. Observasi tingkat kemajuan klien dalam merawat diri sendiri.
3.1.1. Diskusikan dengan keluarga tentang konsep kebersihan/ self care pada klien
4.1.1. Lakukan TAK mengenai merawat kebersihan diri, pakai baju yang rapih, membersihkan tempat tidur.
|
Denman mengetahui hal ini klien akan kooperatif dalam merawat diri sendiri. Motivasi sebagai stimulus external yang dapat meng-gerakkan klien.
Dengan dorongan dan mem-perhatikan kemampuan klien secara bertahap klien dapat mandiri dalam merawat diri sendiri.
Klien merasa dihargai dari apa yang selama ini dila-kukannya.
Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam rangka self care bagi klien.
Hal ini dilakukan untuk mengingatkan dan membi-asakan klien dalam mela-kukan perawatan kebersihan diri. |
3 09-12-01 | Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga. DS :
DO :
| Tupan : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Tupen :
|
1.1. Setelah 4x pertemuan klien mau menceritakan perasaan dan persepsinya secara spontan.
1.2. Ekspresi wajah klien tampak tenang. |
1.1.1. Bina hubungan saling perca-ya :
1.1.2. Pelihara ketenangan ling-kungan , suasana hangat dan ber-sahabat.
1.2.1. Dorong dan beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya (menggunakan perta-nyaan terbuka)
1.1.2. Dengarkan klien dengan penuh rasa empaty. |
Terbukanya hubungan saling percaya antara klien dan perawat akan mempermudah klien untuk mengungkapkan perasaannya.
Suasana lingkungan tenang dan hangat , bersahabat akan mendukung dalan komunikasi terapeutik.
Dengan pertanyaan terbuka memberikan kesempatan pd klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Akan meningkatkan hubungan saling percaya.
|
|
|
| 2.1. Setelah 5 - 7 X pertemuan klien dapat mengenal perasaan curiganya. | 2.1.1. Adakan kontak yang sering dan singkat
2.1.2. Terima perasaan curiga sebagai hal yang nyata bagi klien tetapi tidak nyata bagi perawat. | Untuk menstimulus hal-hal yang konstruktif dan menghin-darkan persaan curiga
Menghargai pendapat klien dan menjelaskan apa yang dirasakan dan dilihat, diharap-kan hubungan saling percaya tetap terbina dan klien tidak terlena dengan kecurigaanya.
|
|
|
| 2.2. Klien dapat mengungkapkan situasi apa yang membuat klien curiga setelah 5-7x pertemuan.
| 2.2.1. Diskusikan dengan klien tentang perasaan curiga. | Mengetahui penyebab terjadi-nya curiga, sebagai bahan untuk intervensi selanjutnya. |
|
|
| 2.3. Klien dapat menyampaika n pada perawat saat terjadinya curiga. | 2.3.1. Tanyakan pada klien, dalam keadaan bagaimana curiga itu timbul. | Menigkatkan kerja sama klien dan perawat dalam mengatasi curiganya.
|
|
| 3. Klien dapat mengontrol curiganya. | 3.1. Setelah 5-7 kali pertemuan meningkatkan perhatian klien pd rangsangan realita.
| 3.1.1. Tingkatkan respon klien pd realita ; misalnya ajak klien untuk berinteraksi diyakinkan bahwa ling-kungannya tidak mendukung tim-bulnya curiga.
| Meningkatkan kerja sama perawat- klien utk mengontrol curiganya dan lingkungan terapeutik akan mengurangi perasaan curiga klien. |
|
|
| 3.2. Klien dapat mengerjakan aktivitas sehari-hari dan aktivitas yang disenangi.
3.3. Klien dapat memulai dan mempertahankan hubungan dgn orang lain.
| 3.2.1. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan aktivitas yang disenangi.
3.2.2. Puji klien apabila klien sudah mau ikut melakukan kegiatan sehari-hari.
3.31. Perkenalkan klien dgn klien lain dan mengikutsertakan dalam kegiatan bersama seperti makan, memelihara kebersihan.
3.3.2. Berikan stimulus yang konstruktif bahwa lingkungan cu-kup bersahabat.
3.3.3. Dorong klien untuk ber-komunikasi dengan lingkungan secara bertahap.
3.3.4. Lakukan terapi aktifitas kelompok yg bertujuan untuk membina hubungan sosial dan interaksi dgn lingkungan.
| Dgn kegiatan sehari-hari fokus curiganya akan ber-kurang.
Reinforcement positif sangat-lah penting dalam dalam meningkatkan kepercayaan klien.
Apabila klien sudah bisa berinteraksi dan mengenal lingkungan yang tidak mem-buatnya menjadi curiga, klien akan terhindar dari perasaan curiga.
Hal ini akan mengurangi ke-curigaan klien yang sudah terpola.
Secara bertahap disesuaikan dgn kemampuan interaksi klien.
Terapi aktivitas kelompok dgn sosialisasi sangat berarti sekali untuk klien yg menarik diri.
|
|
|
|
|
|
|
|
| 4. Keluarga dapat berperan dalam mengontrol perasaan curiga klien.
5. Klien dapat mengikuti program pengobatan.
| 4.1. Setelah satu kali home visit keluarga dapat :
4.2. Keluarga dapat membantu menurunkan perasaan curiga klien.
5.1. Kolaborasi; pemberian obat psikofarma.
| 4.1.1. Diskusi dgn keluarga tentang ;
4.2.1. Berikan motivasi keluarga agar bersikap empati dan bersahabat serta tidak membuat klien tambah curiga.
5.1.1. Menjelaskan kepada klien tujuan pengobatan.
| Dengan meningkatkan penge-tahuan keluarga tentang gangguan berhubungan curi-ga yang terjadi pada klien akan membantu keluarga dalam memberi perawatan kepada klien baik di rumah atau di rumah sakit.
Dukungan keluarga sangat dibutuhkan sekali pd klien gangguan berhubungan dgn perilaku curiga.
Hal ini dilakukan untuk meng-hindari kecurigaan klien. Dengan perhatian perawat dalam pengobatan maka terapi akan lebih tepat guna dan efektif sesuai sasaran.
|
CATATAN KEPERAWATAN
No | Tanggal | Diagnosa | Implementasi | Evaluasi |
|
|
| Keperawatan |
| Resspon Klien (S dan O) | Modifikasi |
1 | 05-12-01 | Resiko melukai diri sendiri atau orang lain /amuk s/d ketidakmam puan klien mengungkap kan marah secara kons truktif. | 1.1.1. membina hubungan saling percaya dengan klien.
| Klien menerima perknalan dengan mahasiswa.
| Interaksi tetap dipertahankan.
|
| 06-12-01 | Resiko melukai diri sendiri atau orang lain /amuk s/d ketidakmam puan klien mengungka kan marah secara kons truktif. | 1.1.1. Membina hubungan saling percaya dengan klien (melanjutkan ).
1.1.1. Memelihara ketenangan lingkungan, suasana hangat dan bersahabat. | Hubungan saling percaya sudah terbina selama 3-5x pertemuan.
Klien menerima kehadiran pera wat. | Dipertahankan.
Dipertahankan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
| 1.1.2. Mempertahankan sikap perawat secara konsisten. Dalam setiap interaksi dengan klien perawat selalu menepati janji dan berikan kontrak yang jelas, time out, serta memperhatikan kebutuhan klien. | O. Klien tampak senang setelah diberikan pujian terhadap apa yang sudah positif pada dirinya.
S. Waktu ditanya mengenai man di klien mengatakan sudah, dan ketika ditawarkan untuk perte muan lagi klien mengatakan ya. | Dipertahankan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
| 2.1.2. Mendorong klien untuk mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien marah dengan pertanyaan terbuka, menanyakan pada klien apa yang membuat klien marah. | O. Klien tampak cemberut, tegang, matanya datar, vena jugularisnya tampak jelas, nada suara agak tinggi pada saat mengungkapkan perasaannya. S. Klien mengatakan habis orang lain disini pada kotor, engga mau bersih-bersih, ke marin aja uang saya hilang dicuri sama klien E.
| Dilanjutkan dan mengekplorasi lagi perasaan klien. |
|
|
|
|
|
|
| 07-12-01 | Resikol melukai diri sen diri atau orang lain/ amuk s/d. Ketidak mampuan mengungkapkan marah secara konstruktif. | 1.1.1. Membina hubungan saling percaya, meng ucapkan salam, menanyakan perasaannya hari ini, menanyakan tentang kabarnya dirumah (karena klien habis cuti ) apa yang dilakukan klien di rumah, dan menanyakan perasaan klien setelah pulang. | O. Klien tampak senang diper hatikan., dan menerima kehadir an perawat. S. Klien menjawab salam , “ selamat pagi “, baik-baik saja. | Dipertahankan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
| 1.1.2. Mempertahankan sikap perawat yang konsisten, menepati janji, kontrak yang jelas setiap pertemuan, dan melakukan time out, serta mempertahankan kebutuhan klien, dan memberikan pujian. | O. Klien tampak senang, senyum -senyum, apabila diberikan puji an. | Dipertahankan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
| 2.1.2. Mendorong klien untuk mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien marah dengan pertanyaan terbuka. | O. Klien tampak serius, berapi-api dalam mengungkapkan perasaannya.
S. Klien menjawab apa yang membuat klien marah yaitu “ Habis orang-orang di sini ( klien) malas-malas tidak mau bantu kerja “. | Dipertahankan dan dilanjutkan dgn explorasi yg lain.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| 5.1.1. Menanyakan pada klien , apa yang dilakukan klien bila klien marah. | O. Tampak klien tidak terbuka dan menutupi dan mengingkari apa yang sudah dilakukannya. Klien tampak cemberut dan tertunduk.
S. Klien hanya mengatakan | Dipertahankan dan perlu memo difikasi dengan memcari waktu yg tenang bagi klien.
|
|
|
|
| Tidak tahu dan saya tidak ingin membuat masalah. |
|
|
|
|
|
|
|
|
| Gangguan hubungan sosial : menarik diri S/D curiga. | 1.1.1. Membina hubungan saling percaya, bersikap konsisten, dan memelihara ketenangan lingkungan seperti Dx I.
1.1.2. Mendengarkan setiap klien bercerita dengan empati. |
O. Klien tampak bersemangat untuk bercerita, tapi kadang-kadang melantur. |
Dipertahankan dengan memper hatikan komu nikasi dengan fokusing. |
|
|
|
|
|
|
|
|
| 2.2.1. Bersama klien mendiskukan tentang curiga pada klien. | O. Klien tampak marah ketika menjawab yang membuat dia jengkel.
S. Klien menjawab “Orang-orang bikin kesel”, kagak mau kerja, bisanya bikin kotor, habis klien M sepertinya mengejek. | Dipertahankan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| Penampilan diri kurang adekuat s/d. kurang minat dalam kebersihan diri. | 1.1.1. Membina hubungan saling percaya, bersikap empati, konsisten serta memelihara ketenangan lingkungan. ( seperti Dx yang lain ).
1.1.1. Mendiskusikan dengan klien tentang :
|
O. Klien tampak tersenyum dan garuk-garuk kepala
S. Klien mengatakan kalau mandi satu hari sekali dan kadang-kadang engga mandi. Dan klien mengatakan alasan engga mau mandi “ habisnya malas “. |
Dipertahankan dan terus diberi kan stimulus. |
| 07-12-01 | Resikol melukai diri sendiri atau orang lain /amuk s/d ketidakmam-puan mengungkapkan marah secara konstruktif. | 1.1.1. Membina hubungan saling percaya sama seperti hari-hari sebelumnya.Tetap bersikap konsisten.
7. Mendiskusikan tentang keadaan keluarganya.
|
O. Klien tampak terdiam , perasaan datar.
S. Klien bercerira tentang keluarganya, bahwa sebenarnya ingin pulang kerumah tapi keluarga tidak mengijinkan , hanya bilang entar-entar aja.
|
Diperthankan dan direncanakan utk melakukan kunju ngan rumah. Utk memvalidasi data.
|
| 07-12-01 | Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga. | 1.2.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan apa saja yang membuat klien curiga. | O. Tampak klien menutupi perasaannya, dan banyak diam.
S. Klien hanya mengatakan tidak apa-apa. | dipertahankan dan perlu memo difikasi dengan memberikan sti mulus yg kons truktif. |
|
|
|
|
|
|
|
|
| 3.1.1. Meningkatkan respon klien terhadap realita dengan menginteraksikan klien dengan klien lain, langsung pada saat klien sedang berkumpul, memberikan pujian bila klien melakukan hal yang positif. | O Klien tampak ketawa, tampak senang.
S. Klien hanya ketawa “he..he..” |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penampilan diri kurang adekuat s/d. kurang minat dalam kebersihan diri. |
5.1.1. Memberikan obat dan mengawasi respon klien, serta menjelaskan kepada klien .
1.1.2. Pada saat mahasiswa datang, tampak klien habis ganti pakaian yang bersih dan baru. langsung perawat memberikan pujian dan langsung mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan dan bagaimana caranya memelihara kebersihan , serta menunjukkan kepada klien tanda-tanda kalau badan bersih, dan penampilan bersih.
1.1. Memperhatikan kebersihan klien setelah mandi dan memberikan pujian, serta memberikan contoh langsung kalau tanda badan bersih. | O.Klien tampak memakan obat yang diberikan,
S. Klien mengatakan kalau selalu minum obat, bahkan kalu cuti klien selalu membawa obat.
O. Dengan pujian klien tampak senang, dan tersenyum-senyum, dan langsung mengambil alat-alat mandi.
S. Klien mengatakan saya belum mandi, kalau begitu mandi yah.
O. Klien tampak tersenyum, dan merapihkan rambutnya yang masih basah.
S. Klien mengatakan kalau habis mandi seger dan engga gatal. | Dipertahankan.
Dipertahankan.
Dipertahankan.
|
|
|
|
|
|
|
| 07-12-01 | Resikol melukai diri sendiri atau orang lain/amuk s/d ketidakmampuan mengungkapkan marah secara konstruktif.
| 1.1.1 Menciptakan suasana menerima klien.
3.1.2. Mendiskusikan dengan klien tentang tanda-tanda yang biasa terjadi pada orang yang sedang marah.
4.1.1. Mendorong klien untuk mengatakan cara-cara yang dilakukan bila klien marah.
5.1.1. Mendiskusikan dengan klien cara meng-ungkapkan marah yang konstruktif yaitu melatih untuk relaksasi, memberikan pujian kepada klien atas keberhasilannya.
7.1.1. Pada saat kunjungan Jam 19.00 WIB Menganjurkan kepada keluarga untuk meng identifikasi yang sudah dilakukan keluarga pada saat klien marah. Diskusikan dengan keluarga penanganan klien marah.
| O. Klien tersenyum dan mem balas salam dari perawat. Klien menentukn sendiri tempat untuk berkomunikasi, dan klien tampak senang. S. Klien mengatakan senang.
O. Iklien tampak berantusias untuk menjawab S. Dengan suara tegas klien mengatakan kalau marah, cemberut, muka merah, dada terasa sesak, tubuh gemetar.
O. Klien tampak tegang.
S. Klien mengatakan kalau marah, ngamuk, kadang-kadang pengen mukul orang, banting pintu dan suara keras.Serta klien mengatakan kalau marah engga enak cape.
O. Klien mencontohkan tehnik relaksasi dengan menarik napas dalam, klien tersenyum, dan menunduk. S. Klien mengatakan enak habis tarik napas.
O. Keluarga tampak terbuka. S. Keluarga mengatakan kalau klin sedang marah keluarga diam.
| Dipertahankan.
Dipertahankan
Dipertahankan
Dipertahankan
Dipertahankan |
|
| Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga.
Penampilan diri kurang adekuat s/d kurang minat dalam kebersihan diri | 1.1.1 Membina hubungan saling percaya seperti pada Dx. I.
2.3.1. Bersama-sama klien mengidentifikasi situasi yang menimbulkan curiga.
3.1.1. Mendiskusikan dengan klien tentang pen-tingnya kebersihan diri. Mendorong klien untuk mau mengurus kebersihan diri.Memberikan pujian pada klien dengan niat untuk kebersihan diri. |
O. Klien tampak menunjukkan ketegangan. S. Klien mengatakan merasa kesal sama teman-teman klien lain karena mereka malas-malas, klien mengatakan engga tahu.
O. Klien tersenyum dan sambil garok-garok kepala. S. Klien mengatakan mau mandi. klien mengatakan malas mandi.
|
Dipertahankan.
Dipertahankan.
|
| 11-12-01 | Resikol melukai diri sendiri dan orang lain/ amuk s/d ketidak mam puan klien mengung kapkan marah secara konstruktif. | 1.1.2. Menciptakan suasana menerima klien :
5.1.1.Mendiskusikan dgn klien cara meng ungkapkan marah secara konstruktif misalnya dgn :
| O. Klien tampak tersenyum, senang. S: “Selamat pagi” “Ngobrol disana saja” “Ya, kita bcara cara marah yang baik”
O: Klien ikut dalam kegiatan Klien aktif dalam kegiatan TAK namun suaranya kadang masih keras. TAK dalam rangka membuat selingan aktivitas S: “Kalau lgi marah saya ngamuk”
|
|
|
| Gangguan hubungan sosial : menarik diri s/d curiga | 1.1.1. Membina hubungan saling percaya (sepert diagnosa no.1) 1.1.2. Memelihara lingkungan yang hangat dan ersahabat
2.1.2. menerima curuga sebagai hal yang nyata pada klien dan memberi penapat bahwa situasi yang dilihat tidak membua perawat curuigadan tak membahayakan.
3.3.4. Mengikut sertakan klien dalam TAK “Sosialisasi” dan menunjukkan pada klien bahwa klien yang lain cukup bersahabat.
|
O: Nada suara klien tidak tinggi S : “Saya senang tempat yang tenangtidak ramai” S: “Mereka malas semua ,tidak mau kerja” O.
O. Klien dapat mengikuti TAK sosialisasi. S. Klien mengatakan senang mengikuti TAK. | Pertahankan
Pertahankan
|
0 komentar:
Posting Komentar