GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL
Manusia adalah mahkluk, untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan , bina hubungan interpersonal yang positif.
Pengertian
Dibawah ini ada beberapa pengertian menurut tokoh tokoh antara lain ;
Stuart and Sudden (1998)
Hubungan interpersonal yang sehat terjadi jika individu yang terlibat saling merasakan kedekatan, sementara identitas pribadi masih tetap dipertahankan.
Rogers
Karakteristik hubungan yang sehat : terbuka, menerima orang lain sebagaisebagai orang yang mempunyai nilai sendiridan adanya rasa empati.
Gangguan hubungan social
Pengertian:
Keadaan dimana seorang individu berpartisipasi dalam kuantitas yang berlebihan atau tidak cukup atau ketidakefektifan kualitas pertukaran sosial (Townsend,1998)
RENTANGAN RESPONDEN SOSIAL
R. Adapati R. Maladapatif
Sosial Kesepian Manipulasi
Otonomi Menarik diri Impulsif
Kebersamaan Ketergantungan Narkisisme
Saling ketergantungan
(Stuart and Sundeen,hal 441)
PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONDEN SOSIAL MALADAPTIF
Perilaku | Karakteristik |
Manipulasi | Orang lain diperlakukan seperti obyek hubungan terpusat pada masalah pengendalian individu, berorientasi pada diri sediri atau pada tujuan, bukan berorintasi pada orang lain. |
Narkisisme | Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha |
Inplusif | Mendapatkan penghargaan, pujian, sikap egosentris, pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung. Tak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman , penilaian yang buruk tidak dapat diandalkan |
Perilaku menarik diri :
Adalah usaha menghidari interaksi dengan orang lain dimana individu merasa bahwa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai kesempatan membagi rasa, fikiran, prestasi / kegagalan, ia mempunai kesulitan berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain.
KARAKTERISTIK PERILAKU MENARIK DIRI
. Gangguan pola makan : tidak ada nafsu makan / minum berlebihan
. Berat badan menurun /meningkat dratis
. Kemunduran kesehatan fisik
. Tidur berlebihan
. Tingal ditempat tidur dalam waktu yang lama
. Banyak tidur siang
. Kurang bergairah
. Tak mempedulikan lingkungan
. Aktivitas menurun
. Mondar – mandir / sikap mematung, melakukan gerakan secra berulang (jalan mondar mandir)
. Menurunnya kegiatan seksual
TUGAS PERKEMBANGAN BRHUBUNGAN DENGAN
PERTUMBUHAN INTERPERSONAL
Tahap perkembangan | Tugas |
Masa bayi | Menetapkan landasan percaya |
Masa bermain | Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri |
Masa pra sekolah | Belajar menunjukkan inisiatif dan rasa tanggung jawab dan hati nurani |
Masa sekolah | Belajar berkompetisi, bekerja sama dan berkompromi |
Masa pra remaja | Menjadi intim dengan teman sejenis kelamin |
Masa remaja | Menjadi intim dengan lawan jenis kelamin dan tidak tergantung pada orsng tua |
Masa dewasa muda | Menjadi saling tergantung dengan orang tua, teman, menikah dan mempunyai anak |
Masa tengah baya | Belajar menerima |
Masa dewasa | Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan keterikatan dengan budaya. |
FAKTOR – FAKTOR PENCETUS GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL.
Faktor perkembangan
. Gangguan dalam pencapaian tingkat perkembangan
. Sistem kelarga yang terganggu
. Norma keluarga kurang mendukung hubungan keluarga dengan pihak lain diluar keluarga.
Faktor biologik
. Genetik, neurotransmiter masih perlu penelitian lebih lanjut.
Faktor sosio cultural
. Isolasi akibat dari norma yang tidak mendukng
. Harapan yang tidak realistic terhadap hubungan
STRESSOR PENCETUS
Stressor sosio cultural
. Menurunya satabilitas unit keluarga
. Berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya
Stresor psikologik
Ansietas berat yang berkepenjangan dengan keterbatasan untuk mengatasi.
SUMBER KOPING
Keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman.
Hubungan dengan hewan peliharaan
Gunakan kreatifitas utuk mengekspresikan stress interpersonalseerti kesenian,musik,tulisan.
VII. MEKANISME KOPING
Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian anti social
. Poyeksi
. Pemisahan
. Merendahkan orang lain
Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian “border line”
. Pemisahan
. Reaksi formasi
. Proyeksi
. Isolasi
. Idealisasi orang lain
. Merendahkan orang lain
LANGKAH-LANGKAH PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Fraktor predisposisi
a. Faktor tumbuh kembang
Pada masa tumbuh kembang individu mempunyai tugas perkembsangan yang
harus dipenuhi, setiap tahap perkembangan mempunyai spesifikasi tersendiri
Bila tugas dalam perkembangan tidak terpenuyhi akan menghambat tahap
Perkembangan selanjutnya dan dapat terjadi gangguan hubungan social.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadi
nya gangguan hubungan sosial, termasuk komunikasi yang tidak jelas (
double blind komunikation), ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga dan
pola asuh keluarga yang tidak menganjurkan anggota keluarga untuk
berhubungan di luar lingkungan keluarga.
c. Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan factor
pendukung untuk terjadinaya ada gangguan hubungan sosial. Hal ini
disebabkan oleh noma-norma yang dianut keluarga yang salah, dimana tiap
anggota keluarga yang tidak produktif diasingkan dari hubungan sosialnya
misalnya : usia lanjut, penyakit kronis, penyandang cacat dan lain-lain.
2. Faktor predisposisi
a. Struktur sosial budaya
Stres yang ditimbulkan oleh factor sosial budaya antara lain keluarga yang
labil, berpisah dengan orang yang terdekat/berarti, perceraian dan lain-lain.
b. Faktor hormonal
Gangguan dari fungsi kelenjar bawah otak (gland pituitary ) menyebabkan
turunya hormon FSH dan LH. Kondisi ini terdapat pada pasien skizofrenia.
c. Hipotesa virus
Virus HIV dapat menyebabkan prilaku spikotik.
d. Model biological lingkungan sosisal
Tubuh akan menggambarkan ambang toleransi seseorang terhadap stress pada
saat terjadinya interaksi dengan interaksi sosial.
e. Stressor psikologik
Adanya kecemasan berat dengan terbatasnya kemampuan menyelasaikan
kecemasan tersebut.
3. Prilaku
a. Tingkah laku yang berhubungan dengan curiga
Tidak mampu mempercayai orang lain.
Bermusuhan.
Mengisolasi diri dalam hubungan sosial
Paranoia
b. Tingkah laku yang berhubungan dengan dependen
Ekpresi perasaan tidak langsung dengan tujuan.
Kurang asertif
mengisolasi diri dalam hubungan sosial
Harga diri rendah
Sangat tergantung dengan orang lain.
c. Tingkah laku yang berhubungan dengan kepribadian anti sosial.
Hubungan interpersonal yang dangkal
Rendahnya motifasi untuk berubah
Berusaha untuk tampil menarik.
d. Tingkah laku yang berhubungan dengan borderline.
Hubungan dengan orang lain sangat stabil
Percobaan bunuhdiri yang manipulatif
Susunan hati yang negatif (depresif)
Prestasi yang rendah
Abivalensi dalam hubungan dengan orang lain
Tidak tahan dengan sendirian
e. Tingkah laku yang berhubungan dengan menarik diri
Kurang spontan
Apatis, ekpresi wajah kurang berseri
Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan dirinya
Tidak mau komonikasi verbal
Mengisolasi diri
Kurang sadar dengan lingkungan sekitar
Kebutuhan fisiologis terganggu
Aktivitas menurun
Kurang energi, harga diri rendah, postur tubuh berubah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah keperawatan yang berubungan dengan hubungan sosial. Diagnosa menurut NANDA :
Resiko terjadi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan menarik diri
Koping keluarga inefektif
Koping indifidu inefektif
Kesepian berhubungan dengan menarik diri
Perubahan proses berfikir
Isolasi sosial berhubungan dengan kemampuan hubungan sosial inadekuat
Ganggiuan persepsi (harga diri rendah) berhubungan dengan persepsi keluarga nonrealistik dalam berhubungan.
Menarik diri berhubungan dengan waham curiga.
Kebersihan diri kurang berhubungan dengan kurang energi
Gangguan hubungan sosial berhubungan dengan kurangnya perhatian terhadap lingkungan.
Menurunya aktivitas motorik berhubungan kurangnya perhatian terhadap lingkungan.
Potensial defisit cairan berhubungan dengan tidak mau merawat diri.
Gangguan komonikasi verbal
Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan menarik diri
C. PERENCANAAN
Ada beberapa prinsip rencana asuhan keperawatan dengan klien gangguan hubungan sosial, antara lain :
Bina hubungan saling percaya
Bantu klien menguraikan kelebihan dan kekurangan interpersonal.
Bantu klien membina kembali hubungan interpersonal yang positf / adaptif dan memberikan kepuasan timbal balik :
Beri penguatan dan kritikan yang positif
Jangan perhatikan klien saat manipulatif/ekploratif,konfrontasi
Bertindak sebagai model peran, latih prilaku
Dengarkan semua kata-kata klien dan jangan menyela saat klien bertanya.
Berikan penghargaan saat klien dapat berprilaku yang positif
Hindari ketergantungan klien
Kembangkan hubungan terapeutik dengan klien “bukan anda”, tetapi perilaku anda yang tidak dapat diterima.
Perhatikan kebutuhan ADL klien
Libatkan dalam kegiatan ruangan.
Ciptakan lingkungan terapeutik
Terapi somatic
Libatkan keluarga/system pendukung untuk membantu mengatasi masalah klien.
D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan sesuai dengan rencana keperawatan yang ada dan dilakukan di lapangan
E. EVALUASI
Klien mengadakan hubungan interpersonal yang efektif, dapat bekerjasama dengan perawat dan keluarga, klien dapat menggunakan sumber koping yang adekuat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “ B’ DENGAN DIAGNOSA SKIZOFRENIA HEBEFRENIK DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL ( MENARIK DIRI)
PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. B ( L)
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Alama : Dharma wangsa VII /30 Surabaya
Ruang rawat : Ruang G
R M : 016331
Tanggal masuk : 10-02-2001
Tanggal pengkajian : 22-02-2001
Informan : Klien, orang tua serta catatan medik
II. ALASAN MASUK
Klien ngamuk-ngamuk selama satu minggu di rumah, setiap orang yang lewat didorong, kadang-kadang dipukul,bahkan ada yang diserangnya dengan gunting. Sebelumnya klien selalu mengurung diri di kamar.
Keluhan utama di rumah sakit jiwa :
Klien mengatakan “ Saya tidak sakit “.
- Di rumah sakit klien sukar tidur, menyendiri di kamar, kurang bergaul
dengan klien-klien yang lain, dan klien jarang mengikuti kegiatan terapi
di rehabilitasi.
Masalah keperawatan : Menarik diri.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
A. Klien pernah mengalami gangguan jiwa, dan pernah juga dirawat di
RSJ Menur sebanyak dua kali :
Tahun 1997 : Pulang paksa
Tahun 1998 : Melarikan diri
B. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil.
Klien malas kontrol, pernah putus pengobatan selama tiga bulan karena keluarga tidak mampu membeli obat, sehingga klien kambuh lagi.
Masalah keperawatan :
Koping keluarga inefektif
Kurangnya pengetahuan keluarga dalam merawat klien
Gangguan jiwa
Resiko tinggi kekambuhan.
C. Anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
D. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Sebelum klien mengalami gangguan jiwa pernah bingguang karena mempunyai hutang praktikum.
Klien pernah gagal dalam mencalonkan temannya sebagai ketua senat. Klien mengatakan kepada keluarganya, bahwa semua teman-teman se-kampus membenci dia.
Klien pernah masuk rumah sakit jiwa menur sebanyak dua kali dengan alasan dirumah klien sering marah-marah, suka membentak orang, pernah mencoba memukul ayahnya, pernah telanjang tanpa perasaan malu, serta komonikasi kadang-kadang nyambung kadang-kadang tidak.
Masalah keperawatan :
Menarik diri
Resiko tinggi tindak kekerasan.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vita : TD : 120/80 mmHg Suhu : 36 C
Nadi : 88 x/mt RR : 20x/mt.
2. Tinggi badan dan berat badan tidak terkaji.
3. Keluhan fisik tidak ada.
V. PSIKOSOSIAL
A. Genogram
Keterangan :
B. Konsep diri
Gambaran diri
Klien mengatakan “ menyukai semua bagian tubuhnya “.
Identitas diri
Klien anak ke-dua dari empat bersaudara. Klien anak penurut, pendiam,tertutup dan belum menikah.
Peran
Klien berperan sebagai seorang anak. Di rumah klien membantu
ibunya mncuci pakaian,mengangkat air, dan menjaga took.
Ideal diri
Klien mempunyai cita-cita mendirikan apotik tapi tidak tercapai.
Harapan klien sekarang ingin cepat pulang dan berkumpul lagi bersama orang tua.
Harga diri
Klien malu bergaul dengan temannya dikampus karena klien gagal dalam calonnya untuk menjadi ketua senat,klien merasa dirinya dibenci oleh teman-temannya.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah.
Hubungan sosial
Orang yang paling dekat di rumah adalah oran tuanya
Klen orangnya pendiam,jarang berkomunikasi dengan orang lain dan susah untuk memulai sesuatu pembicaraan .
Selama sakit, di rumah klien jarang keluar rumah,selalu di dalam rumah. Saat di rumah sakit sering diam di kamarnya dan tidur, jarang ikut kegiatan terapi di rahab.
Masalah keperawatan : Gangguan interaksi sosial.
Spiritual
Klien seorang muslim yang percaya kepada Allah SWT. Pada waktu sehat klien sering ikut kegiatan mengaji, sedangkan waktu sakit (sekarang ) tidak teratur sembayang.
STATUS MENTAL
Penampilan ; tidak rapi.
DS: “ saya tidak/jarang sisiran karena tidak punya sisir”
“ baju yang saya pakai ini sudah sejak kemarin lusa”
DO: - Klen selalu memakai seragam RSJ ruang “G”
Rambut klien terkesan acak-acakan tidak pernah disisir
Kuku panjang
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri.
Pembicaraan
Klien berbicara agak lambat dan sulit untuk memulai suatu pembicaraan. Klien hanya bicara jika ditanya dan jawabannya singkat, kadang hanya mengangguk saja. Kontak mata saat bicara kurang, saat bicara sering kepalanya menunduk, sesekali mengangkat kepala saat menjawab pertanyaan disertai dengan ekspresi wajah curiga.
Masalah keperawatan : Curiga.
Aktifitas motorik
Klien tampak lesu,sering tidur bangun apabila di panggil pada saat makan dan mau minum obat. Klien jarang keluar ruangan untuk jalan-jalan, jarang ikut kegiatan terapi kerja,musik, selalu menyendiri, klien mau jalan-jalan bila diajak.
Alam perasaan
Klien tampak sedih,klien jarang berbicara, pandangan klien kosong.
Masalah keperawatan : Gangguan alam perasaan : sedih.
Afek : Datar
Klien bereaksi bila ada respon dalam waktu singkat.
Interaksi selama wawancara
Klien kurang kooperatif , kontak mata kurang saat berbicara, pandangan klien menunjukan curiga,klien memandang perawat/petugas hanya sebentar saja,klien bnayak berbicara dengan orang lain dengan kepala tetap tunduk.
Masalah keperawatan : Curiga.
Persepsi
Klien sering mendengar suara-suara seperti mengolok-olok dia.
Masalah keperawatann : Perubahan sensori perceptual { Halusinasi pendengaran).
Proses berpikir : Blocking
Pada saat berbicara kadang klien berhenti berbicara secara tiba-tiba.
Masalah keperawatan : Gangguan proses berpikir : Arus blocking.
9. Isi fikir
Waham curiga, klien suka menyendiri, jarang bergaul dengan pasien lain, serta klien tidak mau diajak jalan-jalan sama temannya.
10.Tingkat kesadaran
Kesadaran klien kompos metis, tidak ada disorientsi. Pada saat klien ditanya kapan masuk rumah sakit ?, klien menjawab dengan benar. Klien sadar bahwa dia berada di rumah sakit dan klien masih mengenal ibunya pada saat dikunjungi.
11.Memori
Klien masih mampu mengingat peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi
Pada masa lampau, dibuktikan dengan kmampuan klien menceritakan pengalamannya masa lalu, demikian juga dengan peristiwa yang baru saja dialami oleh klien.
Daya ingat klien saat ini baik,klien ingat jadual makan, minum obat,dan saat ditanya apakah sudah mandi .?, jawabnya “sudah”
12.Tingkat konsenterasi dan berhitung
Daya konsentrasi cukup baik,dalam komunikasi klien mendengarkan dengan tenang, dan tidak mengalihkan perhatian.
Kemampuan berhitung klien cukup baik, dibuktikan dengan kemampuan klien mengurutkan angka 10 sampai dengan angka satu
13.Kemampuan pnilaian
Gangguan penilaian termasuk ringan, engan kemampuan klien memberikan keputuisan dengan bantuan orang lain. Klien diberikan pilihan ganti baju atau madi dulu, ternyata setelah dibreikan penjelasan klien memilih mandi dulu.
14.Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya sakit dan harus menjalani perawatan di RSJ menur.
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : Klien makan dan minum tanpa disuap, mampu mengam
bil, klien mencici alat makan setelah makan.
2. BAB/BAK : Klien BAB dan BAK tanpa bantuan.
3. Mandi : Klien manpu mandi sendiri,sehari dua kali, terkadang
masih perlu dingatkan.
4. Berpakaian : Klien mengganti baju sendiri, 2-3 hari sekali dan masih perlu diingatkan.
5. Istirahat : Klien sering tidur, sebelum tidur klien melamun.
6. Penggunaan: Klien mau minum obat tanpa dipaksa.
Obat
7. Pemeliharaan : Perawatan lanjuatan : ada (Keluarga mencanangkan
kesehatan kontrol.
Sistem pelindung : ada (Keluarga memperhatikan klien)
8. Kegiatan di : Klien mampu melakukan pekerjaan ringan, seperti :
dalam rumah menyapu dalam rumah, mencuci piring, dan menjaga kios.
9. Kegiatan di :
Luar rumah.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri.
VIII. MEKANISME KOPING
Menyendiri
Tidak terbuka sama orang lain
Menarik diri
Tingkah laku kekerasan
Masalah keperawatan : Koping individu inefektif.
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah yang berhubungan dengan kelompok.
Klien jarang bergaul, lebih sering menyendiri, melamun dan tidur.
2. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan
Kliemn menarik diri, jarang sekali bersama dengan pasien yang lain, mau jalan-jalan kalau diajak/diingatkan oleh petugas.
3. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan.
Klien kuliah difarmasi sampai skripsi tapi belum sampai diwisuda,jika Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan
Klen belum bekerja.
5. Masalah dirumah klien tekadang masih membuka-buka bukunya.
4. yang berhubungan dengan perumahan
Klien masih tinggal bersama ayah dan ibu.
6. Masalah yangberhububgan dengan ekonomi.
7. Masalah yang berhubungsn dengsn kesehstsn.
Klien jarang kontrol.
Masalah keperawatan :
Menarik diri.
Resti kekambuhan
X PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Penyakit jiwa
Koping
Sistem pendukung
Faktor presipitasi
Masalah keperawatan : Kurang pengetahuan.
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizofrenia hebifrenik berulang
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Resiko tinggi kekerasan
Menarik diri
Koping keluarga inefektif
Kurang pengetahuan keluarga
Resiko tinggi kekambuhan
Harga diri rendah
Gangguan interaksi sosial
Defisit perawatan diri
Curiga
Gangguan alam perasaan sedih
Intoleransi aktifitas
Regimen therapy inefektif
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggi kekerasan b.d perubahan persepsi sensori (halusinasi pendengaran)
Perubahan persepsi sensori (halusinasi pendengaran ) b.d gangguan interaksi sosial (menarik diri)
Gangguan interaksi sosial (menarik diri ) b.d harga diri rendah.
Intoleransi aktifitas b.d menarik diri
Defisit perawatan diri b.d intoleransi aktifitas
Harga diri rendah b.d koping keluarga inefektif.
Resiko tinggi kekambuhan b.d regimen therapy inefektif.
Gangguan interaksi sosial (menarik diri) b.d curiga
Regimen therapy inefektif b.d kurang pengetahuan keluarga merawat klien gangguan jiwa.
POHON MASALAH
Resiko tinggi tindakan
kekerasan
Perubahan persepsi sensori (halusinasi pendengaran) CP
Gangguan interaksi sosial(menarik diri)
Harga diri rendah
Koping keluarga inefektif (kurang pengetahuan keluarga merawat klien jiwa)
Regimen therapy inefektif
Resiko tinggi kekambuhan
Defisit perawatan diri
Intoleransi aktifitas
Curiga
0 komentar:
Posting Komentar