Jumat, 19 Agustus 2011

Laporan Pendahuluan Hipertensi

| Jumat, 19 Agustus 2011 | 0 komentar

HIPERTENSI

Hipertensi atau darah tinggi merupakan di antara masalah kesehatan utama di kalangan golongan dewasa di pertengahan umur dan warga tua di Malaysia.

Penyakit darah tinggi berlaku akibat tidak normalnya saluran darah yang menyebabkan tekanan di dalam saluran darah meningkat melebihi dari biasa. Ini adalah satu fenomena yang agak kompleks untuk diterangkan. Tekanan darah normal bagi orang dewasa ialah 120 mmHG (tekanan sistolik) dan 80mmHg (tekanan diastolik).

Peningkatan tekanan darah menjadi lebih tinggi dari paras normal akan menyebabkan kerusakan serta pengendapan plak kolesterol ada saluran darah, dan seterusnya boleh mengakibatkanendarahan dan kerusakan pada organ.



Penulisan tekanan darah (contoh: 130/85 mmHg) didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung:

  1. Sistolik (nilai yang lebih tinggi : 130) menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung.

  2. Diastolik (nilai yang lebih rendah : 85) menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung.

Menurut WHO batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua bagian:

  1. Hipertensi essensial/primer. Jenis hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat diketahui. Sekitar 90% penderita hipertensi menderita jenis hipertensi ini. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak ditujukan bagi penderita hipertensi essensial ini.

  2. Hipertensi sekunder. Jenis hipertensi yang menjadi penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, atau penyekit kelenjar adrenal.





Hipertensi merupakan gangguan kesehatan yang sering kali dijumpai dan sering seseorang baru mengetahui setelah periksa ke dokter dan didapatinya tekanan darah yang tinggi. Hipertensi igolongkan sebagai berikut :



Normotensi, bila sistoliknya 120 - < 140 mmHg dan diastoliknya 80 - < 90 mmHg

Bordeline, bila sistoliknya 140 – 160 mmHg dan diastoliknya 90 - < 95 mmHg

Hipertensi, bila sistoliknya > 160 mmHg dan diastoliknya > 95





Gejala-gejalanya adalah:

Biasanya penderita hipertensi tidak merasakan gejala apa-apa, sebagian dari mereka ada yang sering mengeluh pusing, kencang di tengkuk dan sering berdebar.

Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi ke jantung, otak dan ginjal (kalau ke jantung akan berupa jantung hipertensi dan dapat menyebabkan decompensatio cordis/kegagalan jantung, kalau ke otak terjadi stroke dan kalau ke ginjal akan terjadi gagal ginjal).





FAKTOR RISIKO DAN GEJALA KLINIS HIPERTENSI

Faktor risiko terjadinya hipertensi, adalah antara lain:

  1. Obesitas (Kegemukan).

Merupakan ciri khas penderita hipertensi. Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitasobesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita hipertensi dengan berat badan normal.

  1. Stres.

Diduga melalui aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Peningkatan aktivitas saraf simpatis mengakibatkan meningkatnya tekanan darah secara intermitten (tidak menentu).

  1. Faktor Keturunan (Genetik)

Apabila riwayat hipertensi didapat pada keuda orang tua, maka dugaan hipertensi essensial akan sangat besar. Demikian pula dengan kembar monozigot (satu sel telur) apabila salah satunya adalah penderita hipertensi.

  1. Jenis Kelamin (Gender)

Pria lebih banyak mengalami



Pencegahannya:

Primer

  • mengatur diit agar berat badan menjadi idea

  • menjaga agar tidak terjadi hiperkholesterolemia, diabetes mellitus dan lain-lain.

  • tidak merokok

  • perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran

  • hindari makanan berlemak

  • mengendalikan stress emosi

Sekunder

Untuk pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi tanpa komplikasi dianjurkan untuk :

  • sama dengan pencegahan primer diatas

  • mengontrol tensi secara teratur sehingga tensi dapat stabil dan senormal mungkin dengan atau tanpa obat-obatan

Untuk orang Indonesia, sebenarnya ada beberapa cara tradisional yang bisa dilakukan dengan sangat mudah untuk mengontrol tekanan darah masing-masing. Yang paling penting, mau mengerjakannya.

Cara tradisional adalah cara terbaik karena di samping tidak ada efek negatifnya seperti obat-obatan kimiawi, juga tidak ada efek lainnya yaitu boros. Memang sangat tersiksa bagi mereka yang terserang tekanan darah tinggi karena selain kepala pusing tujuh keliling, mata kunang-kunang, juga jantung bisa berdebaran, tubuh terasa gemetar, dan sulit tidur.

Di bawah ini ada beberapa ramuan atau buah-buahan yang merupakan resep tradisional ”karuhun” kita yang bisa Anda coba.

1. Buah belimbing

Buah ini bisa mengontrol tekanan darah dalam keadaan normal dan juga bisa menurunkan tekanan darah bagi mereka yang sudah mengalaminya.

Caranya: Buah belimbing yang cukup besar dan sudah agak matang, diparut halus. Kemudian, air parutan diperas sebanyak satu gelas. Air perasan ini diminum setiap pagi. Lakukan selama 3 minggu sampai satu bulan. Setelah satu bulan, Anda bisa menguranginya dua hari sekali saja meminumnya. Tidak perlu menambahkan gula pasir atau sirup pada air perasannya.

Bagi mereka yang sudah telanjur menderita hipertensi, sebaiknya menggunakan buah belmbing yang besar sehingga air perasannya lebih banyak.

2. Daun seledri

Caranya dengan menumbuk segenggam daun seledri sampai halus, saring, dan peras dengan memakai kain halus. Air saringan usahakan satu gelas. Diamkan selama lebih kurang 1 jam, kemudian diminum pagi dan sore dengan sedikit ampasnya yang ada di dasar gelas. Khasiat daun seledri ini sudah dibuktikan secara ilmiah oleh para peneliti di Universitas Kentucky, Amerika Serikat. Prof. James Elliot dan koleganya melakukan percobaan terhadap 45 orang yang berusia sekisar 45-50 tahun. Kelompok pertama terdiri dari 20 orang yang tidak diberi apa-apa dan kelompok kedua diberi minum air perasan seledri selama 1 bulan setiap pagi dan sore hari.

Setelah diadakan evaluasi pada bulan berikutnya, ternyata pada kelompok pertama fluktuasi kenaikan tekanan darahnya sangat lebar, sedangkan pada kelompok kedua fluktuasinya kecil. Disimpulkan, tekanan darah mereka yang rajin mengonsumsi daun seledri, lebih stabil. Pada percobaan itu, pengukuran tekanan darahnya dilakukan setiap saat pada setiap anggota kelompok tadi.

3. Bawang putih

Bumbu dapur yang berbau khas ini, ternyata juga bisa menstabilkan tekanan darah seseorang. Caranya dengan memakan langsung tiga siung bawang putih mentah, setiap pagi dan sore hari. Pilihlah bawang putih yang kulitnya berwarna coklat kehitaman karena mutunya lebih baik. Jika tidak ”kuasa” untuk memakannya dalam keadan mentah, bisa direbus atau dikukus dulu, namun karena banyak zat-zat berkhasiatnya yang ikut larut dalam air rebusan, sebaiknya ditambah menjadi 8-9 siung sekali makan.

4. Buah mengkudu/pace

Buah ini sekarang sedang ngetren sebagai jenis buah yang sudah terbukti banyak sekali khasiatnya. Untuk menekan hipertensi pun ternyata buah ini sudah dibuktikan sebagai salah satu alternatifnya. Caranya hampir sama dengan cara untuk buah belimbing, yaitu dengan memarut halus, kemudian diperas pakai kain kasa yang bersih, diambil airnya. Minum pagi/sore hari secara teratur.

Menurut penelitian Dr. Ralph Heinecke yang melakukannya di Hawaii, telah menemukan bahwa buah ini kaya akan proxeronine suatu bahan aktif pembuat xeronine yang berfungsi mengaktifkan enzim-enzim dalam tubuh agar bisa berfungsi lebih sempurna. Jumlahnya dalam tubuh sangat sedikit sehingga dengan mengonsumsi proxeronine, sangat bijak sekali untuk membantu pembentukan xeronine yang sangat diperlukan tubuh.

Selain itu, pace juga mengandung scopoletin yang diduga bisa melebarkan pembuluh darah dan penemuan ini juga diperkuat oleh para peneliti dari Universitas Stanford di Amerika Serikat, Union College of London di Inggris dan Universitas Meets di Prancis yang semuanya menyebutkan bahwa buah pace dapat menurunkan tekanan darah.

Sebagai alternatif pengobatan, rata-rata penderita menurut para peneliti itu bisa merasakan khasiatnya setelah mengonsumsi selama 4-8 minggu terus-menerus. Sebuah riset lain yang ditulis oleh Nature’s Amazing Healer dari Neil Solomon, M.D., Ph.D. mengatakan, dari 721 penderita tekanan darah tinggi, ternyata berhasil baik sampai 87%. Kini, di pasaran sudah ada mengkudu dalam bentuk sirup dan kapsul, jadi akan lebih mudah lagi untuk mengonsumsinya dengan teratur.





PENGUKURAN TEKANAN DARAH

DAN PENGHITUNGAN DENYUT NADI





Tujuan Instruksional Umum :

Kader mengerti tentang indikator kesehatan lansia pada sistem peredaran darah

Tujuan Instruksional Khusus :

  1. Kader dapat menjelaskan tentang sistem peredaran darah

  2. Kader menyebutkan tentang pengertian tekanan darah

  3. Kader dapat menyebutkan tentang pengertian denyut nadi

  4. Kader dapat mempraktikkan cara pengukuran tekanan darah

  5. Kader dapat mempraktikkan cara pengukuran denyut nadi





PENDAHULUAN

Pada lansia karena adanya proses degeneratif (penurunan fungsi tubuh) akan terjadi perubahan-perubahan pada semua sistem yang ada di dalam tubuhnya termasuk sistem peredaran darah. Perubahan yang terjadi pada sistem peredaran darah diantaranya penebalan dinding pembuluh darah, dan berkurangnya kemampuan jantung untuk memompa darah. Indikator dari kesehatan sistem peredaran darah pada lansia adalah tekanan darah dan denyut nadi.





SISTEM PEREDARAN DARAH

Secara umum sistem peredaran darah terdiri dari :

  • Jantung

  • Arteri

  • Vena

Jantung

Jantung adalah organ tubuh yang berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Letaknya di dada tengah dan cenderung ke dada sebelah kiri. Jantung terbagi menjadi 4 ruangan, yaitu :

  • Serambi kanan

  • Serambi kiri

  • Bilik kanan

  • Bilik kiri

Fungsi dari masing-masing jantung :

  • Serambi kanan berguna untuk menerima darah dari seluruh tubuh (yang miskin oksigen), kemudian dialirkan ke bilik kanan

  • Bilik kanan berguna untuk menerima darah dari serambi kanan kemudian dipompa ke paru-paru (untuk mengikat oksigen dan membuang karbondioksida)

  • Serambi kiri berguna untuk menerima darah dari paru-paru (yang kaya oksigen) kemudian dialirkan ke bilik kiri

  • Bilik kiri berguna untuk memompakan darah (yang kaya oksigen) ke seluruh tubuh untuk memberi makan kepada sel-sel di seluruh tubuh





Arteri

  • Arteri adalah bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi seperti selang untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh

  • Arteri bentuknya panjang dan bercabang-cabang, oleh para ahli arteri diberi nama sesuai dengan ukuran dan letaknya

  • Arteri yang terbesar disebut aorta, yaitu arteri yang bersambungan dengan jantung

  • Arteri yang terkecil disebut arteriola, yaitu arteri yang bersambungan dengan jaringan tubuh

  • Arteri diberi nama sesuai dengan letaknya, misalnya arteri yang dekat dengan tulang radius (lengan bawah) disebut arteri radialis





Vena

  • Vena adalah bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi seperti selang untuk mengalirkan darah dari jaringan tubuh ke jantung

  • Vena bentuknya juga panjang dan bercabang-cabang. Oleh para ahli vena diberi nama sesuai dengan ukuran dan letaknya

  • Vena yang terbesar yaitu vena kava, yaitu vena yang bersambungan langsung dengan jantung terdiri dari 2, yaitu vena kava atas dan vena kava bawah

  • Vena yang terkecil disebut venula, yaitu vena yang bersambungan langsung dengan jaringan tubuh

  • Vena juga diberi nama sesuai dengan letaknya, misalnya vena yang dekat dengan tulang femur (paha) dinamakan vena femuralis





Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan pada dinding pem,buluh darah pada saat jantung berkontraksi/memompa (systole) dan pada saat jantuing relaksasi/istirahat (diastole).





Cara mengukur tekanan darah ada 2, yaitu :

  1. Secara Langsung

Dilakukan dengan cara menusuk arteri kemudian dihubungkan dengan alat. Cara ini berbahaya dan hanya dilakukan oleh dokter dan harus dilengkapi dengan alat khusus, biasanya dilakukan pada keadaan yang gawat dan keadaan tertentu saja.

  1. Secara Tidak Langsung

Cara ini aman dan dapat dilakukan oleh siapa saja dengan catatan telah terlatih terlebih dahulu





Prinsip Pengukuran Tekanan Darah Secara Tidak Langsung

Arteri (biasanya di lengan atas/arteri brakhialis) dibendung oleh manset yang dipompa kemudian tekanannya diukur oleh manometer. Ketika balon dikempiskan perlahan-lahan akan terdengar denyut nadi melalui stetoskop itu berarti tekanan terhadap arteri pada saat jantung kontraksi (sistole). Besarnya tekanan bisa dilihat pada manometer menunjukkan angka berapa, misalnya 120. bila balon terus dikempiskan bunyi nadi perlahan-lahan akan hilang. Pada saat bunyi itu hilang, itu adalah tekanan dinding arteri pada saat jantung relaksasi (diastole). Besarnya tekanan bisa dilihat pada manometer, misalnya menunjukkan angka 80. maka tekanan darahnya ditulis 120/80 mmHg (milimeter air raksa).

Cara Pengukuran Tekanan Darah

Persiapan

  1. Persiapan Alat

    1. Sebuah tensi meter lengkap terdiri dari :

      • Manometer

      • Manset

      • Pompa/balon

    2. Sebuah stetoskop

  2. Persiapan Lansia

    1. Lansia diberitahu yang akan dikerjakan dan tujuannya

    2. Posisi bisa duduk atau tiduran





Cara Kerja

  1. Lansia dipersilahkan duduk atau tiduran

  2. Lansia diberi tahu/minta permisi

  3. Dekatkan alat disamping lansia

  4. Lengan pakaian lansia disingsingkan

  5. Pasang manset pada lengan atas lansia dengan cara dilingkarkan/dililitkan

  6. Kader mamasang stetoskop pada telinga

  7. Raba denyutan nadi lansia pada daerah 1-2 cm diatas lekukan lengan atas bagian dalam (sisi lengan yang dekat dengan badan)

  8. Bila sudah teraba kencangkan sekrup pada balon dengan memutar searah jarum jam

  9. Pompa tensimeter sampai denyutan nadi tidak teraba lagi, tambahkan pompa 10-20 mmHg

  10. Pasang ujung stetoskop yang seperti kendang (diafragma) pada daerah yang tadi teraba denyutan. Kendorkan sekrup pada balon perlahan-lahan dengan memutar berlawanan dengan arah jarum jam

  11. Dengarkan lewat stetoskop, mata tertuju pada manometer. Denyutan pertama yang didengar adalah systole dan lihat pada manometer pada angka berapa ?

  12. Sekrup terus dikendorkan pelan-pelan sampai denyutan tidak terdengar, lihat pada angka berapa denyutan hilang (diastole)?

  13. Bila sudah selesai, manset dilepas, stetoskop dilepas dan alat-alat dibereskan, catat hasil pengukuran pada buku bantu, misalnya : TD = 120/80 mmHg

  14. Lengan pakaian lansia dirapikan, kemudian dipersilahkan untuk kembali berdiri/melanjutkan pemeriksaan yang lain

  15. Catatan : bila kader ragu-ragu terhadap hasil pengukuran, bisa diulang. Istirahatkan lengan lansia sekitar 30 detik terlebih dahulu supaya peredaran darahnya kembali semula dulu, kemudian kembali diukur tekanan darahnya dan hasilnya dirata-rata.





























Related Post



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Archives

Pengunjung


widgeo.net

Ayat Al Quran

Follower

© Copyright 2010. wahidnh.blogspot.com . All rights reserved | wahidnh.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com| Modified by wahidnh.blogspot.com