STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN KONSEP DIRI
Pengertian
Konsep diri adalah semua pikiran , keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, ineraksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai- nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan obyek, tujuan serta keinginannya.
Komponen konsep diri
Citra tubuh
Kumpulan dari sikap individu yangdisadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi.
Ideal diri
Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku berdasarkan standar, tujuan atau nilai personal tertentu.
Harga diri
Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan tetap merasa sebagai orang yang penting dan berharga.
Penampilan peran
Serangkaian pol aperilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok
Identitas personal
Pengorganisasian prinsip dan kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.
Perilaku yang berhubungan harga diri rendah:
mengkritik diri sendiri dan atau orang lain
penurunan produktivitas
destruktif yang diarahkan pada orang lain
gangguan dalam berhubungan
rasa diri penting yang berlebihan
perasaan tidak mampu
rasa bersalah
mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri
ketegangan peran yang dirasakan
pandangan hidup yang pesimis
keluhan fisik
pandangan hidup yang bertentangan
penolakan terhadap kemampuan personal
destruktif terhadap diri sendiri
pengurangan diri
menarik diri secara sosial
penyalahgunaan zat
menarik diri dari realitas
khawatir
Perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas
Tidak ada kode moral
sifat kepribadian yang bertentangan
hubungan interpersonal yang eksploitatif
perasaan hampa
perasaan mengambang tentang diri sendiri
tingkat kecemasan yang tingi
ketidakmampuan untuk simpati terhadap orang lain
Perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi
Afektif
Mengalami kehilangan identitas
Perasaan terpisah dari diri sendiri
Perasaan tidak aman, takut, malu
Perasaan tidak realistis
Rasa terisolasi yang kuat
Kurang rasa kesinambungan dalam diri
Ketidakmmapuan untuk mencari kesenangan atau perasaan untukmencapai sesuatu
Perseptual
Halusinasi pendengaran dan penglihatan
Kebingungan tentang seksualitas diri sendiri
Kesulitan membedakan diri sendiri dan orang lain
Gangguan citra tubuh
Kognitif
Bingung
Disorientasi waktu
Gangguan berpikir
Gangguan daya ingat
Gangguan penilaian
Adanya kepribadian yang terpisah dalam diri orang yang sama
Perilaku
Afek yang tumpul
Keadaan emosi yang pasif dan tidak berespons
Komunikasi yang tidak serasi
Kurang spontnitas
Kehilangan kendali terhadap impuls
Kehilangan kemampuan untuk memulai dan membuat keputusan
Menarik diri secara sosial
Diagnosa keperawatan
Harga diri rendah kronik
NOC: Harga diri
Indikator:
mengatakan penerimaan diri
menerima keterbatasan diri
menjaga postur yang terbuka
menjaga kontak mata
mampu mendeskripsikan keadaan dirinya
komunikasi terbuka
menghormati orang lain
secara seimbang dapat berpartisipasi dan mendengarkan dalam kelompok
menerima kritik yang konstruktif
menggambarkan keberhasilan dalam bekerja
menggambarkan keberhasilan dalam kelompok sosial
menggambarkan kebanggaan terhadap diri
NIC: Peningkatan harga diri
Aktivitas:
1. monitor pernyataan pasien tentang harga diri
2. anjurkan pasien untuk mengidentifikasi kekuatan
3. anjurkan kontak mata jika berkomunikasi dengan orang lain
4. kuatkan kekuatan pribadi yang pasien identifikasi
5. bantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain
6. berikan pengalaman yang meningkatkan otonomi pasien
7. fasilitasi lingkungan dan aktivitas meningkatkan harga diri
8. monitor frekuensi pasien mengucapkan negatif pada diri sendiri
9. yakinkan pasien percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya
10. anjurkan pasien untuk tidak mengkritik negatif terhadap dirinya
11. jangan mengejek/ mengolok- olok pasien
12. sampaikan percaya diri terhadap terhadap kemampuan pasien mengatasi situasi
13. bantu pasien menetapkan tujuan yang realistis dalam mencapai peningkatan harga diri
bantu pasien menilai kembali persepsi negatif terhadap dirinya
anjurkan pasien untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap dirinya
gali alasan pasien mengkritik diri sendiri
anjurkan pasien mengevaluasi perilakunya
berikan reward kepada pasien terhadap perkembangan dalam pencapaian tujuan
monitor
tingkat harga diri
2. Koping individu tidak efektif
NOC : KOPING
Indikator:
- Mengidentifikasi pola koping yang efektif
- Mengidentifikasi pola koping yang tidak efektif
- Melaporkan bila stress berkurang
- Mengatakan dapat menerima keadaan
- Mencari informasi tentang penyakit dan perawatannya
- Menggunakan dukungan sosial
- Ikut bekerja untuk mengurangi stress
- Mengidentifikasi strategi koping
- Melaporkan kenyamanan psikologis
- Melaporkan pengurangan perasaan negatif
NIC: PENINGKATAN KOPING
Aktivitas:
1. Nilai dampak situasi pasien dalam peran dan hubungan
2. Anjurkan pasien mengidentifikasi gambaran yang realistik terhadap perubahan peran
3. Nilai pemahaman pasien tentang proses penyakit
4. Nilai dan diskusikan respon alternatif terhadap situasi
5. Gunakan ketenangan
6. Berikan suasana yang menerima
7. Berikan informasi tentang diagnosa,perawatan dan prognosa penyakitnya
8. Berikan pasien pilihan yang realistik tentang aspek perawatan
9. Cari pemahaman tentang persepsi pasien terhadap situasi yang penuh dengan stress
10. Jangan mengambil keputusan ketika pasien dalam keadaan stress berat
11. Anjurkan pasien mengembangkan hubungan dengan orang lain
12. Anjurkan pasien berhubungan dengan orang lain yang mempunyai kesamaan tujuan dan kesenangan
13. Anjurkan mengikuti kegiatan sosial dan masyarakat
14. Anjurkan pasien menjalankan agamanya
15. Evaluasi kemampuan pasien membuat keputusan
16. Konfrontasi pasien apabila mengalami perasaan ambivalen (marah/depresi)
17. Atur situasi yang meningkatkan otonomi pasien
18. Bantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain
19. Gali cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam kehidupannya
20. Dukung penggunaan mekanisme defensif
21. Anjurkan pasien mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan nya
22. Bantu pasien memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif.
3. Penampilan peran tidak efektif
NOC :
Role Performance.
Definisi : kesesuaian antara peran perilaku individu dengan peran yang diharapkan.
Kriteria hasil :
Kemampuan untuk memenuhi peran yang diharapkan.
Pengetahuan tentang periode transisi peran.
Penampilan peran perilaku masyarakat.
Penampiran peran perilaku kerja.
Penampilan peran perilaku persahabatan.
Menggambarkan perubahan perilaku terhadap sakit atau ketidak mampuan.
Menggambarkan perubahan perilaku terhadap ketergantungan pada orang yang lebih tua.
Menggambarkan perubahan perilaku terhadap anggota keluarga baru.
Menggambarkan perubahan perilaku ketika anggota keluarga meninggalkan rumah.
Melaporkan strategi untuk perubahan perilaku.
Melaporkan kenyamanan terhadap perubahan perilaku.
Psychosocial Adjustment : Life change
Definisi : Adaptasi psikososial individu terhadap perubahan hidup.
Kriteria hasil :
Menentukan tujuan yang realistik.
Mempertahankan harga diri.
Menunjukkan produktivitas.
Menunjukkan rasa optimis tentang saat ini.
Menunjukkan rasa optimis tentang masa depan.
Identifikasi strategi koping yang banyak.
Menggunakan strategi koping yang efektif.
Mengekspresikan kepuasan terhadap aturan hidup.
Menunjukkan dukungan sosial yang adekuat.
Mengekspresikan perasaan yang kuat.
NIC :
A.Role enhacement
Definisi : Membantu pasien, SO dan atau keluarga untuk meningkatkan hubungan dengan klarifikasi dan memperjelas peran tingkah laku yang spesifik.
Aktifitas :
Bantu pasien mengidentifikasi bermacam peran dalam hidup.
Bantu pasien mengidentifikasi peran yang biasa dilakukan dalam keluarga.
Bantu pasien mengidentifikasi peran periode transisi selama rentang kehidupan.
Bantu pasien mengidentifikasi kurangnya peran.
Bantu pasien mengidentifikasi tingkah laku yang diperlukan untuk perubahan peran atau peran baru.
Bantu pasien mengidentifikasi perubahan peran yang spesifik sehubungan dengan sakit atau ketidakmampuan.
Bantu anak yang dewasa untuk menerima ketergantungan orang tua yang telah lansia dan perubahan peran yang mungkin terjadi, dengan cara yang tepat.
Dukung pasien untuk mengidentifikasi gambaran realistik dari perubahan peran.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengelola perubahan peran.
Fasilitas diskusi mengenai adaptasi peran dari keluarga untuk mengatasi perubahan peran anggota keluarga yang sakit.
Bantu pasien untuk membayangkan bagaimana situasi utama yang mungkin terjadi dan bagaimana peran akan terlibat.
Fasilitasi kembali peran dengan mengantisipasi reaksi yang lain terhadap peraturan.
Fasilitasi diskusi bagaimana peran saudara akan berubah dengan kedatangan bayi, dengan cara yang tepat.
Sediakan kesempatan rooming in untuk membantu peran orang tua, dengan cara yang tepat.
Fasilitasi diskusi mengenai adaptasi peran terhadap anak yang meninggalkan rumah, dengan cara yang tepat.
Berikan pelayanan model peran untuk mempelajari tingkah laku baru, dengan cara yang tepat.
Fasilitasi kesempatan bagi pasien untuk melakukan peran baru.
Fasilitas diskusi tentang harapan antara pasien dan SO dalam peran mereka.
Ajarkan tingkah laku baru yang diperlukan oleh pasien atau orang tua untuk memenuhi peran.
Fasilitasi referensi interaksi grup sebagai bagian dari mempelajari peran baru.
Complex Relationship Building. (membina hubungan yang komplek)
Definisi : membangun hubungan terapeutik dengan pasien yang mempunyai kesulitan berinteraksi dengan orang lain.
Aktifitas :
Identifikasi perilaku sendiri terhadap pasien dan situasi.
Mengatur perasaan pribadi yang ditimbulkan oleh pasien yang mempunyai efek negatif pada interaksi terapeutik.
Ciptakan iklim yang hangat dan menerima secara tepat.
Sediakan kenyamanan fisik sebelum interaksi.
Diskusikan kerahasiaan informasi yang disampaikan, dengan cara yang tepat.
Monitor pesan nonverbal pasien.
Mencari klarifikasi dari pesan nonverbal pasien.
Berespon pada pesan nonverbal pasien dengan cara yang tepat.
Atur jarak fisik anatar perawat dan pasien dengan cara yang tepat.
Memelihara postur tubuh terbuka.
Gunakan periode diam untuk mengkomunikasikan ketertarikan, dengan cara yang tepat.
Berikan jaminan pasien tentang ketertarikan anda padanya dengan cara yang tepat.
Gunakan membuka diri dengan cara yang tepat.
Bina persetujuan yang saling dapat diterima dalam hal waktu pertemuan dan dalam pertemuan dengan cara yang tepat.
Bantu pasien untuk mengidentifikasi perasaan seperti marah, cemas, bermusuhan atau kesedihan yang menghalangi kemampuan beriteraksi dengan orang lain.
Atur pembatasan dari tingkah laku yang dapat diterima selama sessi terapeutik dengan cara yang tepat.
Refleksikan ide utama kembali kepada pasien dengan kata-kata kita sendiri.
Identifikasi topik dari ketertarikan.
Kenalkan dirimu pada SO pasien, dengan cara yang tepat.
Buatlah waktu untuk interaksi berikutnya sebelum saat meninggalkan pasien.
Simpulkan pembicaraan pada akhir diskusi.
Gunakan kesimpulan untuk memulai pembicaraan selanjutnya.
Kembali pada waktu yang buat sebelumnya untuk mendemostrasikan ketertarikan anda pada pasien.
Diskusikan tanggung jawab pasien untuk hubungan 1-1 perawat klien.
Siapkan terminasi dengan cara yang tepat.
Sampaikan pengakuan dan penyelesaian selama hubungan.
Fasilitasiusaha pasien untuk melakukan review pengalaman hubungan terapeutik.
Dukung pasien untuk berinteraksi dengan yang lain dengan menggunakan perilaku yang positif.
4.Gangguan Citra Tubuh
NOC :BODY IMAGE
Indikator:
Mengenal diri secara mendalam
Kesesuaian antara keadaan tubuh yang sebenarnya dan tubuh yang ideal
Menggambarkan bagian tubuh yang dipengaruhi
Kepuasan terhadap penampilan tubuh
Kepuasan terhadap fungsi tubuh
Penyesuaian terhadap perubahan penampilan fisik
Penyesuaian terhadap perubahan fungsi tubuh
Penyesuaian terhadap perubahan status kesehatan
NIC: PENINGKATAN GAMBARAN DIRI
Aktivitas:
1. Tentukan ketertarikan gambaran diri pasien berdasarkan tahap perkembangannya
2. Gunakan petunjuk sebagai antisipasi perubahan gambaran diri yang dapat diprediksi.
3. Tentukan kemungkinan karakteristik fisik yang tidak disukai yang menimbulkan disfungsi sosial
4. Kaji pasien untuk mendiskusikan perubahan yang disebabkan oleh penyakit atau operasi,jika perlu
5. Bantu pasien menentukan perubahan aktual pada tubuh
6. Identifikasi dukungan kelompok yang diperoleh pasien
7. Kaji pasien terhadap resiko anoreksia atau bulemia untuk meningkatkan gambaran diri yang ada
8. Fasilitasi kontak dengan individu lain yang memiliki perubahan gambaran diri yang sama
9. Kaji pasien untuk menggunakan kosmetik sebelum bertemu pengunjung,kalau perlu
10. Kaji pasien untuk mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan
penampilan diri
11. Kaji pasien dalam mengidentifikasi bagian tubuh yang memberikan persepsi positif terhadap dirinya
12. Tentukan kemungkinan perubahan gambaran diri yang berkontribusi meningkatkan isolasi sosial
13. Tentukan persepsi pasien dan keluarga terhadap gangguan gambaran diri
14. Identifikasi budaya,agama,ras,gender,dan usia pasien terhadap gambaran diri
15. Kaji pasien untuk mendiskusikan stressor yang mempengaruhi gambaran diri karena kondisi bawaan, cedera, penyakit atau operasi.
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN HALUSINASI
Pengertian
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh atau baik (DepKes RI, 1998)
Macam- macam
Halusinasi akustik (dengar)
Merupakan halusinasi yang sering terjadi pada penderita gangguan mental terutama gangguan mental berat.Penderita sering mendengar suara pikiran sendiri dalam keadaan normal kadang orang mendengar namanya dipanggil.
Halusinasi visual (penglihatan)
Merupakan persepsi salah (palsu) pada keadaan mata terbuka di lingkungan penerangan yang cukup. Bayangan yang terlihat pada mata tertutup bukan merupakan halusinasi murni. Demikian pula halusinasi visual (melihat bayangan) pada waktu keadaan menurun juga bukan halusinasi murni.
Halusinasi olfaktorius (penciuman)
Merupakan persepsi bau yang palsu. Umumnya halusinasi bau berupa bau busuk dan harum (bunga).
Halusinasi gustatorium (pengecapan)
` Persepsi palsu terhadap pengecapan. Halusinasi kecap yang sering timbul adalah pada rasa pahit dan asam.
Halusinasi taktil (raba)
Halusinasi taktil paling sering dijumpai pada keadaan lepas alkohol atau pada intoksikasi alkohol. Dapat pula ditemukan pada penderita skizoprenia.
Halusinasi seksual
Persepsi tentang alat genital yang palsu, penderita merasa adanya sensasi luar biasa pada alat genitalnya.
Halusinasi kinesti
Persepsi palsu pada seseorang setelah mengalami operasi besar/ mayor.
Agnosia
Gangguan persepsi yang ditandai dengan ketidakmampuan mengenal dan menginterpretasikan kesan sensorik.
Tahap- tahap halusinasi (Stuart- Sundeen, 1998)
Tahap I
Secara umum bersifat menyenangkan,memberi rasa aman, tingkat kecemasan sedang.
Karakteristik :
Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah, ketakutan.
Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan rasa cemas.
Pikiran dan pengalaman sensori masih dalam kontrol jika cemas dapat diatasi.
Tahap II
Menyalahkan, kecemasan meningkat, secara umum halusinasi menyebabkan rasa antipati.
Karakteristik :
Pengalaman sensasi yang menakutkan.
Merasa kehilangan kontrol
Berusaha menjauhkan diri dari sumber yang dipersepsikan.
Perasaan malu dan menarik diri.
Tahap III
Mengontrol, tingkat kesadaran berat. Pengalaman sensori tidak dapat ditolak.
Karakteristik :
Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori
Terbiasa dengan halusinasinya dan tidak berdaya.
Kesepian bila pengalaman sensori berakhir.
Tahap IV
Menguasai, tingkat kecemasan panik, dipengaruhi oleh delusi / waham.
Karakteristik :
Pengalaman sensori menakutkan dan mengancam.
Dapat berlangsung selama beberapa jam/ hari
Karakteristik perilaku
Bicara, senyum, tertawa sendiri
Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu, dan mersa sesuatu yang tidak nyata.
Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.
Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi
Pembicaraan kacau
Sikap curiga dan bermusuhan
Menarik diri, menghindar dari orang lain
Sulit membuat keputusan
Ketakutan
Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri, mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias yang rapi.
Mudah tersinggung, jengkel, marah.
Menyalahkan diri sendiri / orang lain
Muka merah, kadang pucat
Ekspresi wajah tegang
Tekanan darah meningkat
Nafas terengah-engah
Nadi cepat
Banyak keringat
Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori ( visual, dengar, kinesti, gustatori, taktil, penciuman)
Definisi : kondisi dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola dari stimuli yang dikaitkan dengan penurunan, berlebihan, distorsi atau kerusakan respon terhadap stimulasi (Nurjannah, 2004).
Batasan Karakteristik :
Konsentrasi kurang
Penyimpangan pendengaran
Selalu berubah responnya dari rangsang
Kegelisahan
Laporan atau ukuran penambahan sensori akut
Mudah tersinggung
Disorientasi waktu, tempat atau dengan orang
Perubahan kemampuan memecahkan masalah
Perubahan pola perilaku
Perubahan pola komunikasi
Halusinasi
Penyimpangan penglihatan.
Faktor yang berhubungan :
Perubahan persepsi sensori
Rangsangan lingkungan berlebihan
Stress, psikis
Perubahan penangkapan sensori, transmisi dan atau integrasi
Kurangnya rangsangan lingkungan
Ketidakseimbangan biokimia untuk penyimpangan sensori, misalnya ilusi, halusinasi.
NOC
Visual
Body image
Cognitive orientation
Sensory fungtion= vision
Vision compensation behavior
Auditory
Cognitive orientation
Communicative reseptive ability
Distorted thought control
Hearing compensation behavior
Kriteria Hasil
Menunjukkan pemahaman verbal, tulis, atau sinyal respon
Menunjukkan pergerakkan dan ekspresi wajah yang rileks
Menjelaskan rencana memodifikasi gaya hidup untuk mengakomodasi kerusakan visual dan pendengaran
Bebas dari bahaya fisik karena penurunan keseimbangan pendengaran, penglihatan dan sensasi
Memelihara kontak dengan sumber komunitas yang tepat
NIC
Hallucination management (pengelolaan halusinasi)
Definisi: dukungan keamanan, kenyamanan dan orientasi realita dari pengalaman halusinasi pasien
Aktivitas
bangun hubungan saling percaya dengan klien
monitor dan atur tingkat aktivitas dan stimulasi dari lingkungan
pelihara lingkungan yang aman
sediakan tingkat pengawasan pasien
catat tingkah laku pasien yang mengindikasikan halusinasi
pelihara rutinitas konsisten
atur konsistensipemberi perawatan sehari- hari
dukung komunikasi yang jelas dan terbuka
sediakan kesempatan pasien untuk mendiskusikan halusinasinya
dukung pasien mengekspresikan perasaannya dengan cara tepat
fokuskan kembali pasien pada topik jika komunikasi pasien tidak tepat untuk lingkungan
monitor halusinasi untuk adanya isi halusinasi kekrasan pada diri atau orang lain
dukung pasien untuk mengembagkan kontrol/ tanggung jawab pada tingkah laku sendiri
dukung pasien untuk mendiskusikan perasaan dan impulses dari pada bertindak pada mereka
dukung pasien untuk memvalidasi halusinasi dengan orang yang dipercaya (misalnya resting realita)
tunjukkan jika ditanya bahwa anda tidak mengalami stimuli yang sama. (“ saya percaya kamu mendengar suara itu, Cuma saya tidak mendengar)
Hindari mendebat pasien tentang validitas dari halusinasi
Fokus diskusi pada perasaan saat itu, lebih dari isi halusinasi (kamu tampak ketakutan?)
Sediakan pengobatan rutin PRN antipsikotik dan anti cemas
sediakan pendidikan pengobatan untuk pasien dan significant other
monitor pasien untuk efek samping pengobatan dan efek terapeutik yang diinginkan
sediakan keamanan dan kenyaman pasien dan orang lain pada saat pasien tidak dapat mengontrol tigkah laku (batasi setting, retriksi ana, restrain fisik)
Hentikan atau turunkan pengobatan yang mungkin menyebabkan halusinasi
Sediakan pendidikan hutang peyakit pada pasien atau SO jika halusinasi disebabkan oelh penyakit (misalnya: delirium, schizoprenia, dan depresi)
Didik keuarga dan SO tentang cara untuk mengatasi pasien yang mengalami halusinasi
Monitor kemampuan merawat diri
Bantu perawatan diri jika diperlukan
Monitor status fisik pasien (BB, hidrasi, langkah tapak kaki pasien)
Sediakan istirahat cukup dan nutrisi
Libatkan pasien dalam aktivitas berdasarkan realita yang mngkin mengalihkan dari hausinasi (misalnya mendengarkan musik)
Reality orientation (orientasi realita)
Definisi: peningkatan kesadaran pasien terhadap identitas personal, waktu dan lingkungan.
Aktivitas:
informasikan pada pasien tentang orang, tempat dan waktu sesuai kebutuhan
hindari frustasi pasien dan pertanyaan tentang orientasi yang membingungkan yang tidak dapat dijawab
sediakan lingkungan fisik yang konsisten dan rutinitas harian
sediakan akses obyek yang familier jika memungkinkan
berikan pakaian pribadi klien
hindari situasi yang tidak familier
siapkan pasie untuk perubahan yang akan datang pada rutinitas yang bisa dilakukan dan perubahan pada lingkungan sebelum terjadi
sediakan pemberi perawtan yang familier dengan pasien
penggunaan tanda lingkungan (misalnya tanda, gambar, jam, kalender dan warna sebagai tanda dari lingkungan ) untuk menstimulasi memori, orientasi, dan meningkatkan tingkah laku yang tepat
dukung penggunaan lat yang meningkatkan input sensori
memindahkan stimuli jika memungkinkan yang menciptakan persepsi yang salah pada pasien
sediakan istirahat/ tidur/ tidur siang yang adekuat
batasi pengunjung dan lamanya kunjungan jika pasien mengalami stimulasi berlebihan dan peningkatan disorienatsi
dekati pasien dengan pelan dan dari depan
sapa pasien dengan namanya pada saat mulai interaksi
lakukan pendekatan dengan tenang dantidak terburu- buru pada saat berinteraksi dengan pasien
bicara pada pasien dengan perilaku yang tenang dan volume yang tepat
ulangi verbalisasi jika diperlukan
penggunaan gesture atau obyek untuk meningkatkan pemahaman komunikasi verbal
stimulasi memori dengan mengulangi pikiran terakhir pasien yang diekspresikan
tanyakan satu pertanyaan pada satu waktu
hindari kebutuhan berpikir abstrak jika pasien hanya dapat berpikir hal- hal yang konkrit
batasi kebutuhan untuk membuat keputusan jika membigungkan atau emmbuat frustasi pasien
berikan satu perintah sederhana pada satu waktu
libatkan pasien dalam aktivitas konkrit
libatkan pasien pada grup/ kas orientasi realita, pada saat tepat dan tersedia
monitor untuk perubahan sensasi dan orientasi
Kerusakan interaksi sosial
Definisi: ketidakcukupan atau kuantitas berlebih atau tidak efektifnya kualitas pertukaran sosial
Batasan karakteristik
ungkapan atau observasi ketidakmampuan untuk menerima atau mengkomunikasikan kepuasan rasa memiliki/ menyayangi, tertarik atau pengalaman berbagi
mengungkapkan atau mengobservasi ketidakmampuan situasi sosial
mengamati kegagalan dalam perilaku interaksi sosial
keuarga melaporkan perubahan gaya atau pla interaksi
Faktor yang berhubungan
kurang pengetahuan/ ketrampilan tentang cara untuk meningkatkan hubungan yang menguntungkan
isolasi terapeutik
ketidakcocokan sosial budaya
kurangnya mobilitas fisik
barier lingkungan (rintangan lingkungan)
rintangan komunikasi
perubahan proses berpikir
kurang dapat berhubungan dengan orang lain atau teman sebaya
gangguan konsep diri
NOC
Ketrampilan berinteraksi dengan orang lain (1-5= tidak pernah dilakukan, jarang dilakukan, kadang- kadang dilakukan, sering dilakukan, konsisten dilakukan)
Kriteria hasil
Mengidentifikasi tingkah laku problematik yang menghalangi sosialisasi
Penggantian tingkah laku kostruktif ke tingkah laku sosial yang disruptif (spesifik)
Pasien berpartisipasi dalam aktivitas
NIC
Modifikasi perilaku= ketrampilan sosial
Definisi: bantu pasien untuk mengembangkan atau meningkatkan ketrampilan sosial interpersonal
Aktivitas:
bantu pasien untuk mengidentifikasi masalah dan kurangnya ketrampilan sosial
dukung pasien untuk memverbalisasikan perasaannya berkaitan dengan masalah interpersonal
bantu pasien mengidentifikasi hasil yang diinginkan dalam hubungan interpersonal atau situasi problematik
bantu pasien mengidentifikasi kemungkinan tindakan dan konsekuensi dari hubungan interpersonal/ sosialnya
identifikasi ketrampilan sosial yang spesifik yang akan menjadi fokus training
bantu pasien mengidentifikasi setiap tingkah laku untuk mencapai ketrampilan sosial
Sediakan model yang menunjukkan setiap tingkah laku dalam konteks situasi yang berarti bagi pasien
Bantu pasien bermain peran dalam setiap tingkah laku
Sediakan umpan balik (penghargaan atau reward) bagi pasien jika pasien mampu menunjukkan kemampuan ketrampilan sosial yang ditargetkan
Didik SO pasien ( keluarga, grup dan pimpinan) dengan cara yang tepat
Libatkan SO dalam sesi pelatihan ketrampilan sosial (bermain peran) dengan pasien dengan cara yang tepat
Sediakan umpan balik untuk pasien dan SO tentang ketepatan dari respon sosial dalam situasi training
Dukung pasien/ SO untuk mengevaluasi hasil dari interaksi sosial
Ineffective coping (koping tidak efektif)
Definisi: ketidakmampuan untuk melakukan penaksiran yang valid terhadap stresor, tidak adekuatnya pilihan respon dan atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia
Batasan karakteristik:
Gangguan tidur
Penurunan penggunaan dukungan sosial
Konsentrasi buruk
Kelelahan
Problem solving tidak adekuat
Mengeluhkan ketidakmampuan koping atau ketidakmampuan untuk meminta bantuan
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
Perilaku merusak terhadap diri atau orang lain
Ketidakmampuan memenuhi harapan pesan
Tingkat kesakitan/ penyakit yang tinggi
Perubahan dalam pola komunikasi
Faktor- faktor yang berhubungan:
perbedaan gender dalam strategi koping
tingkatpercaya diri tidak adekuat dalam kemampuan koping
ketidakpastian
dukungan sosial tidakadekuat yang dibentuk dari karakeristik atau hubungan
tingkat kontrol persepsi tidak adekuat
derajat pengobatan tingkat tinggi
krisis situasional atau maturasional
gangguan dalam pola penurunan ketegangan
kesempatan untuk mengantisipasi stresor tidak adekuat
NOC:
Decision making
Impulse control
Information processing
Kriteria hasil:
menyatakan secara verbal tentang perasaan, berhubungan dengan kondisi emosional
mengidentifikasi pola koping dan tingkah laku yang dihasilkan
mengidentifikasi kekuatan personal dan menerima dukungan melalui hubungan dengan perawat
membuat keputusan dan mengikuti tindakan dengan tepat untuk mengubah situasi provokatif dalam lingkungan personal
NIC:
Coping enhancement (Peningkatan koping)
Definisi: bantu pasien untuk beradaptasi dalam menerima stresor, perubahan atau ancaman yang mencampuri pemenuhan kebutuhan hidup dan peran
Aktivitas:
hargai penilaian pasien terhadap perubahan dalam gambaran diri, sesuai indikasi
hargai dampak dari situasi hidup pasien terhadap peran dan hubungan
dukung pasien untuk mengidentifikasi deskripsi realistis dalam perubahan peran
hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit
hargai dan diskusikan alternatif respon terhadap situasi
gunakan pendekatan yang tenang
sediakan atmosfir penerimaan
bantu pasien dalam mengembangkan penghargaan yang obyektif terhadap kejadian
sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini
menurunkan stimuli di lingkungan yang dapat disalahartikan sebagai ancaman
dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan
bantu pasien untuk megklarifikasi miskonsepsi
dukung pasien untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan tingkah laku yang konstruktif
0 komentar:
Posting Komentar