Rabu, 17 Agustus 2011

SAK gangguan konsep diri

| Rabu, 17 Agustus 2011 | 0 komentar

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN KONSEP DIRI



      1. Pengertian

Konsep diri adalah semua pikiran , keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, ineraksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai- nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan obyek, tujuan serta keinginannya.



      1. Komponen konsep diri

        1. Citra tubuh

Kumpulan dari sikap individu yangdisadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi.

        1. Ideal diri

Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku berdasarkan standar, tujuan atau nilai personal tertentu.

        1. Harga diri

Penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan tetap merasa sebagai orang yang penting dan berharga.

        1. Penampilan peran

Serangkaian pol aperilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok

        1. Identitas personal

Pengorganisasian prinsip dan kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.



Perilaku yang berhubungan harga diri rendah:

    • mengkritik diri sendiri dan atau orang lain

    • penurunan produktivitas

    • destruktif yang diarahkan pada orang lain

    • gangguan dalam berhubungan

    • rasa diri penting yang berlebihan

    • perasaan tidak mampu

    • rasa bersalah

    • mudah tersinggung atau marah yang berlebihan

    • perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri

    • ketegangan peran yang dirasakan

    • pandangan hidup yang pesimis

    • keluhan fisik

    • pandangan hidup yang bertentangan

    • penolakan terhadap kemampuan personal

    • destruktif terhadap diri sendiri

    • pengurangan diri

    • menarik diri secara sosial

    • penyalahgunaan zat

    • menarik diri dari realitas

    • khawatir



Perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas

    • Tidak ada kode moral

    • sifat kepribadian yang bertentangan

    • hubungan interpersonal yang eksploitatif

    • perasaan hampa

    • perasaan mengambang tentang diri sendiri

    • tingkat kecemasan yang tingi

    • ketidakmampuan untuk simpati terhadap orang lain



Perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi

    • Afektif

Mengalami kehilangan identitas

Perasaan terpisah dari diri sendiri

Perasaan tidak aman, takut, malu

Perasaan tidak realistis

Rasa terisolasi yang kuat

Kurang rasa kesinambungan dalam diri

Ketidakmmapuan untuk mencari kesenangan atau perasaan untukmencapai sesuatu



    • Perseptual

Halusinasi pendengaran dan penglihatan

Kebingungan tentang seksualitas diri sendiri

Kesulitan membedakan diri sendiri dan orang lain

Gangguan citra tubuh



    • Kognitif

Bingung

Disorientasi waktu

Gangguan berpikir

Gangguan daya ingat

Gangguan penilaian

Adanya kepribadian yang terpisah dalam diri orang yang sama



    • Perilaku

Afek yang tumpul

Keadaan emosi yang pasif dan tidak berespons

Komunikasi yang tidak serasi

Kurang spontnitas

Kehilangan kendali terhadap impuls

Kehilangan kemampuan untuk memulai dan membuat keputusan

Menarik diri secara sosial





      1. Diagnosa keperawatan

        1. Harga diri rendah kronik

NOC: Harga diri

Indikator:

    • mengatakan penerimaan diri

    • menerima keterbatasan diri

    • menjaga postur yang terbuka

    • menjaga kontak mata

    • mampu mendeskripsikan keadaan dirinya

    • komunikasi terbuka

    • menghormati orang lain

    • secara seimbang dapat berpartisipasi dan mendengarkan dalam kelompok

    • menerima kritik yang konstruktif

    • menggambarkan keberhasilan dalam bekerja

    • menggambarkan keberhasilan dalam kelompok sosial

    • menggambarkan kebanggaan terhadap diri

NIC: Peningkatan harga diri

Aktivitas:

1. monitor pernyataan pasien tentang harga diri

2. anjurkan pasien untuk mengidentifikasi kekuatan

3. anjurkan kontak mata jika berkomunikasi dengan orang lain

4. kuatkan kekuatan pribadi yang pasien identifikasi

5. bantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain

6. berikan pengalaman yang meningkatkan otonomi pasien

7. fasilitasi lingkungan dan aktivitas meningkatkan harga diri

8. monitor frekuensi pasien mengucapkan negatif pada diri sendiri

9. yakinkan pasien percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya

10. anjurkan pasien untuk tidak mengkritik negatif terhadap dirinya

11. jangan mengejek/ mengolok- olok pasien

12. sampaikan percaya diri terhadap terhadap kemampuan pasien mengatasi situasi

13. bantu pasien menetapkan tujuan yang realistis dalam mencapai peningkatan harga diri

    1. bantu pasien menilai kembali persepsi negatif terhadap dirinya

    2. anjurkan pasien untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap dirinya

    3. gali alasan pasien mengkritik diri sendiri

    4. anjurkan pasien mengevaluasi perilakunya

    5. berikan reward kepada pasien terhadap perkembangan dalam pencapaian tujuan

    6. monitor

    7. tingkat harga diri







2. Koping individu tidak efektif

NOC : KOPING

Indikator:

- Mengidentifikasi pola koping yang efektif

- Mengidentifikasi pola koping yang tidak efektif

- Melaporkan bila stress berkurang

- Mengatakan dapat menerima keadaan

- Mencari informasi tentang penyakit dan perawatannya

- Menggunakan dukungan sosial

- Ikut bekerja untuk mengurangi stress

- Mengidentifikasi strategi koping

- Melaporkan kenyamanan psikologis

- Melaporkan pengurangan perasaan negatif



NIC: PENINGKATAN KOPING

Aktivitas:

1. Nilai dampak situasi pasien dalam peran dan hubungan

2. Anjurkan pasien mengidentifikasi gambaran yang realistik terhadap perubahan peran

3. Nilai pemahaman pasien tentang proses penyakit

4. Nilai dan diskusikan respon alternatif terhadap situasi

5. Gunakan ketenangan

6. Berikan suasana yang menerima

7. Berikan informasi tentang diagnosa,perawatan dan prognosa penyakitnya

8. Berikan pasien pilihan yang realistik tentang aspek perawatan

9. Cari pemahaman tentang persepsi pasien terhadap situasi yang penuh dengan stress

10. Jangan mengambil keputusan ketika pasien dalam keadaan stress berat

11. Anjurkan pasien mengembangkan hubungan dengan orang lain

12. Anjurkan pasien berhubungan dengan orang lain yang mempunyai kesamaan tujuan dan kesenangan

13. Anjurkan mengikuti kegiatan sosial dan masyarakat

14. Anjurkan pasien menjalankan agamanya

15. Evaluasi kemampuan pasien membuat keputusan

16. Konfrontasi pasien apabila mengalami perasaan ambivalen (marah/depresi)

17. Atur situasi yang meningkatkan otonomi pasien

18. Bantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain

19. Gali cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam kehidupannya

20. Dukung penggunaan mekanisme defensif

21. Anjurkan pasien mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan nya

22. Bantu pasien memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif.



3. Penampilan peran tidak efektif

NOC :

  1. Role Performance.

Definisi : kesesuaian antara peran perilaku individu dengan peran yang diharapkan.

Kriteria hasil :

  • Kemampuan untuk memenuhi peran yang diharapkan.

  • Pengetahuan tentang periode transisi peran.

  • Penampilan peran perilaku masyarakat.

  • Penampiran peran perilaku kerja.

  • Penampilan peran perilaku persahabatan.

  • Menggambarkan perubahan perilaku terhadap sakit atau ketidak mampuan.

  • Menggambarkan perubahan perilaku terhadap ketergantungan pada orang yang lebih tua.

  • Menggambarkan perubahan perilaku terhadap anggota keluarga baru.

  • Menggambarkan perubahan perilaku ketika anggota keluarga meninggalkan rumah.

  • Melaporkan strategi untuk perubahan perilaku.

  • Melaporkan kenyamanan terhadap perubahan perilaku.

  1. Psychosocial Adjustment : Life change

Definisi : Adaptasi psikososial individu terhadap perubahan hidup.

Kriteria hasil :

  • Menentukan tujuan yang realistik.

  • Mempertahankan harga diri.

  • Menunjukkan produktivitas.

  • Menunjukkan rasa optimis tentang saat ini.

  • Menunjukkan rasa optimis tentang masa depan.

  • Identifikasi strategi koping yang banyak.

  • Menggunakan strategi koping yang efektif.

  • Mengekspresikan kepuasan terhadap aturan hidup.

  • Menunjukkan dukungan sosial yang adekuat.

  • Mengekspresikan perasaan yang kuat.

NIC :

A.Role enhacement

Definisi : Membantu pasien, SO dan atau keluarga untuk meningkatkan hubungan dengan klarifikasi dan memperjelas peran tingkah laku yang spesifik.

Aktifitas :

  1. Bantu pasien mengidentifikasi bermacam peran dalam hidup.

  2. Bantu pasien mengidentifikasi peran yang biasa dilakukan dalam keluarga.

  3. Bantu pasien mengidentifikasi peran periode transisi selama rentang kehidupan.

  4. Bantu pasien mengidentifikasi kurangnya peran.

  5. Bantu pasien mengidentifikasi tingkah laku yang diperlukan untuk perubahan peran atau peran baru.

  6. Bantu pasien mengidentifikasi perubahan peran yang spesifik sehubungan dengan sakit atau ketidakmampuan.

  7. Bantu anak yang dewasa untuk menerima ketergantungan orang tua yang telah lansia dan perubahan peran yang mungkin terjadi, dengan cara yang tepat.

  8. Dukung pasien untuk mengidentifikasi gambaran realistik dari perubahan peran.

  9. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengelola perubahan peran.

  10. Fasilitas diskusi mengenai adaptasi peran dari keluarga untuk mengatasi perubahan peran anggota keluarga yang sakit.

  11. Bantu pasien untuk membayangkan bagaimana situasi utama yang mungkin terjadi dan bagaimana peran akan terlibat.

  12. Fasilitasi kembali peran dengan mengantisipasi reaksi yang lain terhadap peraturan.

  13. Fasilitasi diskusi bagaimana peran saudara akan berubah dengan kedatangan bayi, dengan cara yang tepat.

  14. Sediakan kesempatan rooming in untuk membantu peran orang tua, dengan cara yang tepat.

  15. Fasilitasi diskusi mengenai adaptasi peran terhadap anak yang meninggalkan rumah, dengan cara yang tepat.

  16. Berikan pelayanan model peran untuk mempelajari tingkah laku baru, dengan cara yang tepat.

  17. Fasilitasi kesempatan bagi pasien untuk melakukan peran baru.

  18. Fasilitas diskusi tentang harapan antara pasien dan SO dalam peran mereka.

  19. Ajarkan tingkah laku baru yang diperlukan oleh pasien atau orang tua untuk memenuhi peran.

  20. Fasilitasi referensi interaksi grup sebagai bagian dari mempelajari peran baru.

  1. Complex Relationship Building. (membina hubungan yang komplek)

Definisi : membangun hubungan terapeutik dengan pasien yang mempunyai kesulitan berinteraksi dengan orang lain.

Aktifitas :

  1. Identifikasi perilaku sendiri terhadap pasien dan situasi.

  2. Mengatur perasaan pribadi yang ditimbulkan oleh pasien yang mempunyai efek negatif pada interaksi terapeutik.

  3. Ciptakan iklim yang hangat dan menerima secara tepat.

  4. Sediakan kenyamanan fisik sebelum interaksi.

  5. Diskusikan kerahasiaan informasi yang disampaikan, dengan cara yang tepat.

  6. Monitor pesan nonverbal pasien.

  7. Mencari klarifikasi dari pesan nonverbal pasien.

  8. Berespon pada pesan nonverbal pasien dengan cara yang tepat.

  9. Atur jarak fisik anatar perawat dan pasien dengan cara yang tepat.

  10. Memelihara postur tubuh terbuka.

  11. Gunakan periode diam untuk mengkomunikasikan ketertarikan, dengan cara yang tepat.

  12. Berikan jaminan pasien tentang ketertarikan anda padanya dengan cara yang tepat.

  13. Gunakan membuka diri dengan cara yang tepat.

  14. Bina persetujuan yang saling dapat diterima dalam hal waktu pertemuan dan dalam pertemuan dengan cara yang tepat.

  15. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perasaan seperti marah, cemas, bermusuhan atau kesedihan yang menghalangi kemampuan beriteraksi dengan orang lain.

  16. Atur pembatasan dari tingkah laku yang dapat diterima selama sessi terapeutik dengan cara yang tepat.

  17. Refleksikan ide utama kembali kepada pasien dengan kata-kata kita sendiri.

  18. Identifikasi topik dari ketertarikan.

  19. Kenalkan dirimu pada SO pasien, dengan cara yang tepat.

  20. Buatlah waktu untuk interaksi berikutnya sebelum saat meninggalkan pasien.

  21. Simpulkan pembicaraan pada akhir diskusi.

  22. Gunakan kesimpulan untuk memulai pembicaraan selanjutnya.

  23. Kembali pada waktu yang buat sebelumnya untuk mendemostrasikan ketertarikan anda pada pasien.

  24. Diskusikan tanggung jawab pasien untuk hubungan 1-1 perawat klien.

  25. Siapkan terminasi dengan cara yang tepat.

  26. Sampaikan pengakuan dan penyelesaian selama hubungan.

  27. Fasilitasiusaha pasien untuk melakukan review pengalaman hubungan terapeutik.

  28. Dukung pasien untuk berinteraksi dengan yang lain dengan menggunakan perilaku yang positif.

4.Gangguan Citra Tubuh

NOC :BODY IMAGE

Indikator:

  • Mengenal diri secara mendalam

  • Kesesuaian antara keadaan tubuh yang sebenarnya dan tubuh yang ideal

  • Menggambarkan bagian tubuh yang dipengaruhi

  • Kepuasan terhadap penampilan tubuh

  • Kepuasan terhadap fungsi tubuh

  • Penyesuaian terhadap perubahan penampilan fisik

  • Penyesuaian terhadap perubahan fungsi tubuh

  • Penyesuaian terhadap perubahan status kesehatan

NIC: PENINGKATAN GAMBARAN DIRI

Aktivitas:

1. Tentukan ketertarikan gambaran diri pasien berdasarkan tahap perkembangannya

2. Gunakan petunjuk sebagai antisipasi perubahan gambaran diri yang dapat diprediksi.

3. Tentukan kemungkinan karakteristik fisik yang tidak disukai yang menimbulkan disfungsi sosial

4. Kaji pasien untuk mendiskusikan perubahan yang disebabkan oleh penyakit atau operasi,jika perlu

5. Bantu pasien menentukan perubahan aktual pada tubuh

6. Identifikasi dukungan kelompok yang diperoleh pasien

7. Kaji pasien terhadap resiko anoreksia atau bulemia untuk meningkatkan gambaran diri yang ada

8. Fasilitasi kontak dengan individu lain yang memiliki perubahan gambaran diri yang sama

9. Kaji pasien untuk menggunakan kosmetik sebelum bertemu pengunjung,kalau perlu

10. Kaji pasien untuk mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan

penampilan diri

11. Kaji pasien dalam mengidentifikasi bagian tubuh yang memberikan persepsi positif terhadap dirinya

12. Tentukan kemungkinan perubahan gambaran diri yang berkontribusi meningkatkan isolasi sosial

13. Tentukan persepsi pasien dan keluarga terhadap gangguan gambaran diri

14. Identifikasi budaya,agama,ras,gender,dan usia pasien terhadap gambaran diri

15. Kaji pasien untuk mendiskusikan stressor yang mempengaruhi gambaran diri karena kondisi bawaan, cedera, penyakit atau operasi.

























































STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN HALUSINASI





  1. Pengertian

Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh atau baik (DepKes RI, 1998)

  1. Macam- macam

  1. Halusinasi akustik (dengar)

Merupakan halusinasi yang sering terjadi pada penderita gangguan mental terutama gangguan mental berat.Penderita sering mendengar suara pikiran sendiri dalam keadaan normal kadang orang mendengar namanya dipanggil.

  1. Halusinasi visual (penglihatan)

Merupakan persepsi salah (palsu) pada keadaan mata terbuka di lingkungan penerangan yang cukup. Bayangan yang terlihat pada mata tertutup bukan merupakan halusinasi murni. Demikian pula halusinasi visual (melihat bayangan) pada waktu keadaan menurun juga bukan halusinasi murni.

  1. Halusinasi olfaktorius (penciuman)

Merupakan persepsi bau yang palsu. Umumnya halusinasi bau berupa bau busuk dan harum (bunga).

  1. Halusinasi gustatorium (pengecapan)

` Persepsi palsu terhadap pengecapan. Halusinasi kecap yang sering timbul adalah pada rasa pahit dan asam.

  1. Halusinasi taktil (raba)

Halusinasi taktil paling sering dijumpai pada keadaan lepas alkohol atau pada intoksikasi alkohol. Dapat pula ditemukan pada penderita skizoprenia.

  1. Halusinasi seksual

Persepsi tentang alat genital yang palsu, penderita merasa adanya sensasi luar biasa pada alat genitalnya.

  1. Halusinasi kinesti

Persepsi palsu pada seseorang setelah mengalami operasi besar/ mayor.

  1. Agnosia

Gangguan persepsi yang ditandai dengan ketidakmampuan mengenal dan menginterpretasikan kesan sensorik.

  1. Tahap- tahap halusinasi (Stuart- Sundeen, 1998)

  1. Tahap I

Secara umum bersifat menyenangkan,memberi rasa aman, tingkat kecemasan sedang.

Karakteristik :

    1. Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah, ketakutan.

    2. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan rasa cemas.

    3. Pikiran dan pengalaman sensori masih dalam kontrol jika cemas dapat diatasi.

  1. Tahap II

Menyalahkan, kecemasan meningkat, secara umum halusinasi menyebabkan rasa antipati.

Karakteristik :

    1. Pengalaman sensasi yang menakutkan.

    2. Merasa kehilangan kontrol

    3. Berusaha menjauhkan diri dari sumber yang dipersepsikan.

    4. Perasaan malu dan menarik diri.

  1. Tahap III

Mengontrol, tingkat kesadaran berat. Pengalaman sensori tidak dapat ditolak.

Karakteristik :

  1. Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori

  2. Terbiasa dengan halusinasinya dan tidak berdaya.

  3. Kesepian bila pengalaman sensori berakhir.

  1. Tahap IV

Menguasai, tingkat kecemasan panik, dipengaruhi oleh delusi / waham.

Karakteristik :

  1. Pengalaman sensori menakutkan dan mengancam.

  2. Dapat berlangsung selama beberapa jam/ hari

  1. Karakteristik perilaku

  • Bicara, senyum, tertawa sendiri

  • Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu, dan mersa sesuatu yang tidak nyata.

  • Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.

  • Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi

  • Pembicaraan kacau

  • Sikap curiga dan bermusuhan

  • Menarik diri, menghindar dari orang lain

  • Sulit membuat keputusan

  • Ketakutan

  • Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri, mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias yang rapi.

  • Mudah tersinggung, jengkel, marah.

  • Menyalahkan diri sendiri / orang lain

  • Muka merah, kadang pucat

  • Ekspresi wajah tegang

  • Tekanan darah meningkat

  • Nafas terengah-engah

  • Nadi cepat

  • Banyak keringat



  1. Diagnosa Keperawatan

      1. Gangguan persepsi sensori ( visual, dengar, kinesti, gustatori, taktil, penciuman)

Definisi : kondisi dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola dari stimuli yang dikaitkan dengan penurunan, berlebihan, distorsi atau kerusakan respon terhadap stimulasi (Nurjannah, 2004).



Batasan Karakteristik :

        • Konsentrasi kurang

        • Penyimpangan pendengaran

        • Selalu berubah responnya dari rangsang

        • Kegelisahan

        • Laporan atau ukuran penambahan sensori akut

        • Mudah tersinggung

        • Disorientasi waktu, tempat atau dengan orang

        • Perubahan kemampuan memecahkan masalah

        • Perubahan pola perilaku

        • Perubahan pola komunikasi

        • Halusinasi

        • Penyimpangan penglihatan.

Faktor yang berhubungan :

  • Perubahan persepsi sensori

  • Rangsangan lingkungan berlebihan

  • Stress, psikis

  • Perubahan penangkapan sensori, transmisi dan atau integrasi

  • Kurangnya rangsangan lingkungan

  • Ketidakseimbangan biokimia untuk penyimpangan sensori, misalnya ilusi, halusinasi.

NOC

Visual

    • Body image

    • Cognitive orientation

    • Sensory fungtion= vision

    • Vision compensation behavior

Auditory

    • Cognitive orientation

    • Communicative reseptive ability

    • Distorted thought control

    • Hearing compensation behavior

Kriteria Hasil

    • Menunjukkan pemahaman verbal, tulis, atau sinyal respon

    • Menunjukkan pergerakkan dan ekspresi wajah yang rileks

    • Menjelaskan rencana memodifikasi gaya hidup untuk mengakomodasi kerusakan visual dan pendengaran

    • Bebas dari bahaya fisik karena penurunan keseimbangan pendengaran, penglihatan dan sensasi

    • Memelihara kontak dengan sumber komunitas yang tepat

NIC

Hallucination management (pengelolaan halusinasi)

Definisi: dukungan keamanan, kenyamanan dan orientasi realita dari pengalaman halusinasi pasien

Aktivitas

    • bangun hubungan saling percaya dengan klien

    • monitor dan atur tingkat aktivitas dan stimulasi dari lingkungan

    • pelihara lingkungan yang aman

    • sediakan tingkat pengawasan pasien

    • catat tingkah laku pasien yang mengindikasikan halusinasi

    • pelihara rutinitas konsisten

    • atur konsistensipemberi perawatan sehari- hari

    • dukung komunikasi yang jelas dan terbuka

    • sediakan kesempatan pasien untuk mendiskusikan halusinasinya

    • dukung pasien mengekspresikan perasaannya dengan cara tepat

    • fokuskan kembali pasien pada topik jika komunikasi pasien tidak tepat untuk lingkungan

    • monitor halusinasi untuk adanya isi halusinasi kekrasan pada diri atau orang lain

    • dukung pasien untuk mengembagkan kontrol/ tanggung jawab pada tingkah laku sendiri

    • dukung pasien untuk mendiskusikan perasaan dan impulses dari pada bertindak pada mereka

    • dukung pasien untuk memvalidasi halusinasi dengan orang yang dipercaya (misalnya resting realita)

    • tunjukkan jika ditanya bahwa anda tidak mengalami stimuli yang sama. (“ saya percaya kamu mendengar suara itu, Cuma saya tidak mendengar)

    • Hindari mendebat pasien tentang validitas dari halusinasi

    • Fokus diskusi pada perasaan saat itu, lebih dari isi halusinasi (kamu tampak ketakutan?)

    • Sediakan pengobatan rutin PRN antipsikotik dan anti cemas

    • sediakan pendidikan pengobatan untuk pasien dan significant other

    • monitor pasien untuk efek samping pengobatan dan efek terapeutik yang diinginkan

    • sediakan keamanan dan kenyaman pasien dan orang lain pada saat pasien tidak dapat mengontrol tigkah laku (batasi setting, retriksi ana, restrain fisik)

    • Hentikan atau turunkan pengobatan yang mungkin menyebabkan halusinasi

    • Sediakan pendidikan hutang peyakit pada pasien atau SO jika halusinasi disebabkan oelh penyakit (misalnya: delirium, schizoprenia, dan depresi)

    • Didik keuarga dan SO tentang cara untuk mengatasi pasien yang mengalami halusinasi

    • Monitor kemampuan merawat diri

    • Bantu perawatan diri jika diperlukan

    • Monitor status fisik pasien (BB, hidrasi, langkah tapak kaki pasien)

    • Sediakan istirahat cukup dan nutrisi

    • Libatkan pasien dalam aktivitas berdasarkan realita yang mngkin mengalihkan dari hausinasi (misalnya mendengarkan musik)





Reality orientation (orientasi realita)

Definisi: peningkatan kesadaran pasien terhadap identitas personal, waktu dan lingkungan.

Aktivitas:

    • informasikan pada pasien tentang orang, tempat dan waktu sesuai kebutuhan

    • hindari frustasi pasien dan pertanyaan tentang orientasi yang membingungkan yang tidak dapat dijawab

    • sediakan lingkungan fisik yang konsisten dan rutinitas harian

    • sediakan akses obyek yang familier jika memungkinkan

    • berikan pakaian pribadi klien

    • hindari situasi yang tidak familier

    • siapkan pasie untuk perubahan yang akan datang pada rutinitas yang bisa dilakukan dan perubahan pada lingkungan sebelum terjadi

    • sediakan pemberi perawtan yang familier dengan pasien

    • penggunaan tanda lingkungan (misalnya tanda, gambar, jam, kalender dan warna sebagai tanda dari lingkungan ) untuk menstimulasi memori, orientasi, dan meningkatkan tingkah laku yang tepat

    • dukung penggunaan lat yang meningkatkan input sensori

    • memindahkan stimuli jika memungkinkan yang menciptakan persepsi yang salah pada pasien

    • sediakan istirahat/ tidur/ tidur siang yang adekuat

    • batasi pengunjung dan lamanya kunjungan jika pasien mengalami stimulasi berlebihan dan peningkatan disorienatsi

    • dekati pasien dengan pelan dan dari depan

    • sapa pasien dengan namanya pada saat mulai interaksi

    • lakukan pendekatan dengan tenang dantidak terburu- buru pada saat berinteraksi dengan pasien

    • bicara pada pasien dengan perilaku yang tenang dan volume yang tepat

    • ulangi verbalisasi jika diperlukan

    • penggunaan gesture atau obyek untuk meningkatkan pemahaman komunikasi verbal

    • stimulasi memori dengan mengulangi pikiran terakhir pasien yang diekspresikan

    • tanyakan satu pertanyaan pada satu waktu

    • hindari kebutuhan berpikir abstrak jika pasien hanya dapat berpikir hal- hal yang konkrit

    • batasi kebutuhan untuk membuat keputusan jika membigungkan atau emmbuat frustasi pasien

    • berikan satu perintah sederhana pada satu waktu

    • libatkan pasien dalam aktivitas konkrit

    • libatkan pasien pada grup/ kas orientasi realita, pada saat tepat dan tersedia

    • monitor untuk perubahan sensasi dan orientasi





      1. Kerusakan interaksi sosial

Definisi: ketidakcukupan atau kuantitas berlebih atau tidak efektifnya kualitas pertukaran sosial



Batasan karakteristik

    • ungkapan atau observasi ketidakmampuan untuk menerima atau mengkomunikasikan kepuasan rasa memiliki/ menyayangi, tertarik atau pengalaman berbagi

    • mengungkapkan atau mengobservasi ketidakmampuan situasi sosial

    • mengamati kegagalan dalam perilaku interaksi sosial

    • keuarga melaporkan perubahan gaya atau pla interaksi

Faktor yang berhubungan

    • kurang pengetahuan/ ketrampilan tentang cara untuk meningkatkan hubungan yang menguntungkan

    • isolasi terapeutik

    • ketidakcocokan sosial budaya

    • kurangnya mobilitas fisik

    • barier lingkungan (rintangan lingkungan)

    • rintangan komunikasi

    • perubahan proses berpikir

    • kurang dapat berhubungan dengan orang lain atau teman sebaya

    • gangguan konsep diri



NOC

Ketrampilan berinteraksi dengan orang lain (1-5= tidak pernah dilakukan, jarang dilakukan, kadang- kadang dilakukan, sering dilakukan, konsisten dilakukan)



Kriteria hasil

    • Mengidentifikasi tingkah laku problematik yang menghalangi sosialisasi

    • Penggantian tingkah laku kostruktif ke tingkah laku sosial yang disruptif (spesifik)

    • Pasien berpartisipasi dalam aktivitas



NIC

Modifikasi perilaku= ketrampilan sosial

Definisi: bantu pasien untuk mengembangkan atau meningkatkan ketrampilan sosial interpersonal



Aktivitas:

    • bantu pasien untuk mengidentifikasi masalah dan kurangnya ketrampilan sosial

    • dukung pasien untuk memverbalisasikan perasaannya berkaitan dengan masalah interpersonal

    • bantu pasien mengidentifikasi hasil yang diinginkan dalam hubungan interpersonal atau situasi problematik

    • bantu pasien mengidentifikasi kemungkinan tindakan dan konsekuensi dari hubungan interpersonal/ sosialnya

    • identifikasi ketrampilan sosial yang spesifik yang akan menjadi fokus training

    • bantu pasien mengidentifikasi setiap tingkah laku untuk mencapai ketrampilan sosial

    • Sediakan model yang menunjukkan setiap tingkah laku dalam konteks situasi yang berarti bagi pasien

    • Bantu pasien bermain peran dalam setiap tingkah laku

    • Sediakan umpan balik (penghargaan atau reward) bagi pasien jika pasien mampu menunjukkan kemampuan ketrampilan sosial yang ditargetkan

    • Didik SO pasien ( keluarga, grup dan pimpinan) dengan cara yang tepat

    • Libatkan SO dalam sesi pelatihan ketrampilan sosial (bermain peran) dengan pasien dengan cara yang tepat

    • Sediakan umpan balik untuk pasien dan SO tentang ketepatan dari respon sosial dalam situasi training

    • Dukung pasien/ SO untuk mengevaluasi hasil dari interaksi sosial



      1. Ineffective coping (koping tidak efektif)

Definisi: ketidakmampuan untuk melakukan penaksiran yang valid terhadap stresor, tidak adekuatnya pilihan respon dan atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia



Batasan karakteristik:

    • Gangguan tidur

    • Penurunan penggunaan dukungan sosial

    • Konsentrasi buruk

    • Kelelahan

    • Problem solving tidak adekuat

    • Mengeluhkan ketidakmampuan koping atau ketidakmampuan untuk meminta bantuan

    • Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar

    • Perilaku merusak terhadap diri atau orang lain

    • Ketidakmampuan memenuhi harapan pesan

    • Tingkat kesakitan/ penyakit yang tinggi

    • Perubahan dalam pola komunikasi



Faktor- faktor yang berhubungan:

    • perbedaan gender dalam strategi koping

    • tingkatpercaya diri tidak adekuat dalam kemampuan koping

    • ketidakpastian

    • dukungan sosial tidakadekuat yang dibentuk dari karakeristik atau hubungan

    • tingkat kontrol persepsi tidak adekuat

    • derajat pengobatan tingkat tinggi

    • krisis situasional atau maturasional

    • gangguan dalam pola penurunan ketegangan

    • kesempatan untuk mengantisipasi stresor tidak adekuat

NOC:

    • Decision making

    • Impulse control

    • Information processing



Kriteria hasil:

    • menyatakan secara verbal tentang perasaan, berhubungan dengan kondisi emosional

    • mengidentifikasi pola koping dan tingkah laku yang dihasilkan

    • mengidentifikasi kekuatan personal dan menerima dukungan melalui hubungan dengan perawat

    • membuat keputusan dan mengikuti tindakan dengan tepat untuk mengubah situasi provokatif dalam lingkungan personal

NIC:

Coping enhancement (Peningkatan koping)

Definisi: bantu pasien untuk beradaptasi dalam menerima stresor, perubahan atau ancaman yang mencampuri pemenuhan kebutuhan hidup dan peran



Aktivitas:

    • hargai penilaian pasien terhadap perubahan dalam gambaran diri, sesuai indikasi

    • hargai dampak dari situasi hidup pasien terhadap peran dan hubungan

    • dukung pasien untuk mengidentifikasi deskripsi realistis dalam perubahan peran

    • hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit

    • hargai dan diskusikan alternatif respon terhadap situasi

    • gunakan pendekatan yang tenang

    • sediakan atmosfir penerimaan

    • bantu pasien dalam mengembangkan penghargaan yang obyektif terhadap kejadian

    • sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini

    • menurunkan stimuli di lingkungan yang dapat disalahartikan sebagai ancaman

    • dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat

    • bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan

    • bantu pasien untuk megklarifikasi miskonsepsi

    • dukung pasien untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan tingkah laku yang konstruktif



















Related Post



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Archives

Pengunjung


widgeo.net

Ayat Al Quran

Follower

© Copyright 2010. wahidnh.blogspot.com . All rights reserved | wahidnh.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com| Modified by wahidnh.blogspot.com