ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN (MARAH)
MARAH / PERILAKU KEKERASAN
PENGERTIAN
Marah adalah perasaan yang timbul sebagai respons terhadap perasaan cemas yang dirasakan sebagai ancaman ( Stuart dan Sundeen,1987 cit Keliat 1996).
RENTANG RESPON MARAH
Respon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif-maladaptif, seperti tergambar dibawah ini:
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif Ngamuk
Asertif adalah apabila kemarahan dinyatakan atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain, hal ini akan memberikan kelegaan pada individu dan tidak akan menimbulkan masalah.
Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan, karena tujuan tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan.
Pasif adalah Perilaku yang merasa tidak mampu mengungkapkan perasaannya, sehingga kemarahan tersebut hanya dipendam.
Agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol. perilaku yang tampak dapat berupa muka masam, bicara kasar, menuntut.
Ngamuk adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri, orang lain dan lingkungan.
PROSES MARAH
TANDA-TANDA MARAH
FISIK
muka merah
pandangan tajam
nafas pendek
keringat
sakit fisik
tekanan darah meningkat
EMOSI
tidak adekuat
tidak aman
rasa terganggu
marah
jengkel
INTELEKTUAL
mendominasi
bawel
berdebat
meremehkan
SPIRITUAL
kemahakuasaan
kebenaran diri
keraguan
tak bermoral
kreatifitas terhambat
SOSIAL
menarik diri
pengasingan
penolakan
kekerasan
ejekan
humor
AKIBAT PERILAKU KEKERASAN
a. Merugikan diri sendiri
Apabila kemarahan diekspresikan dengan merusak barang-barang milik sendiri seperti membanting gelas atau kemarahan yang diekspresikan dengan tindakan merusak diri seperti mogok makan, membenturkan kepala dll.
b. Merugikan orang lain
terjadi saat kemaraha dilampiaskan pada orang lain sehingga orang lain menjadi menderita dan terluka.
c. Pemberi motivasi
Merupakan akibat kemarahan yang bersifat positif karena menimbulkan semangat atau motivasi untuk melakukan hal yang lebih berguna, misalnya saat marah motivasi untuk belajar bertambah.
POHON MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko Kekerasan terhadap diri / orang lain b.d tanda-tanda psikotik(halusinasi)
Perubahan persepsi sensori Halusinasi b.d ketidakseimbangan biokimia
Kerusakan Interaksi social b.d perubahan proses berfikir
Harga diri Rendah kronis b.d kegagalan
Koping Individu tidak efektif b.d kesempatan untukmengantisipasi stressor tidak adekuat
Kurang pengetahuan b.d tidak mengenal sumber informasi
RENCANA KEPERAWATAN
Resiko Kekerasan terhadap diri / orang lain
NOC : Kontrol Marah
NIC : Membantu Kontrol Marah
Aktivitas :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kerusakan Interaksi social
NOC : Ketrampilan Berinteraksi social
NIC : Modifikasi perilaku; ketrampilan social
Kegiatannya :
Bantu pasien mengidentifikasi masalah interpersonal yang menyebabkan penurunan berinteraksi dengan orang lain.
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya yang berhubungan dengan problem interpersonal.
Bantu pasien mengidentifikasi pemecahan masalah tersebut.
Bantu pasien mengidentifikasi tindakan yang mungkin dan konsekuensi dari berhubungan dengan orang lain.
Identifikasi ketrampilan berinteraksi dengan orang lain yang spesifik yang akan menjadi focus latihan.
Bantu pasien mengidentifikasi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai target berinteraksi dengan orang lain.
Tetapkan model yang mendemonstrasikan langkah perilaku dalam situasi yang berarti bagi pasien.
Bantu pasien untuk bermain peran berinteraksi dengan orang lain.
Berikan reinforcement atas kemampuan pasien dalam berinteraksi dengan orang lain.
Ajarkan pada keluarga, teman, tentang tujuan dan proses latihan berinteraksi sosial.
Libatkan orang yang berarti bagi pasien dalam latihan berinteraksi sosial (role play) dengan pasien.
Berikan umpan balik kepada pasien dan orang yang berarti bagi pasien tentang kesesuaian dalam latihan.
Anjurkan pasien/orang yang berarti bagi pasien untuk mengevaluasi hasil dari latihan berinteraksi sosial, berikan reward untuk hasil positif dan pemecahan masalah untuk hasil yang negatif.
NIC : Membangun hubungan yang komplek
Kegiatan:
Ciptakan suasana yang hangat dan menerima
Berikan kenyamanan fisik setelah interaksi
Monitor pesan nonverbal dari pasien.
Klarifikasi pesan nonverbal dengan tepat.
Respon pesan nonverbal dengan tepat.
Atur jarak fisik antara perawat pasien dengan tepat.
Pertahankan postur tubuh terbuka.
Gunakan teknik diam dalam komunikasi.
Harga diri Rendah kronis
NOC : Harga Diri
NIC : Peningkatan Harga Diri
Kegiatan:
Monitor pernyataan pasien tentang harga diri
Anjurkan pasien utuk mengidentifikasi kekuatan
Anjurkan kontak mata jika berkomunikasi dengan orang lain
Kuatkan kekuatan pribadi yang pasien identifikasi
Bantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain.
Berikan pengalaman yang meningkatkan otonomi pasien.
Fasilitasi lingkungan dan aktivitas meningkatkan harga diri.
Monitor frekuensi pasien mengucapkan negatif pada diri sendiri.
Yakinkan pasien percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya
Anjurkan pasien untuk tidak mengkritik negatif terhadap dirinya
Jangan mengejek/mengolok-olok pasien
Sampaikan percaya diri terhadap kemampuan pasien mengatasi situasi
Bantu pasien menetapkan tujuan yang realistik dalam mencapai peningkatan harga diri.
Bantu pasien menilai kembali persepsi negatif terhadap dirinya.
Anjurkan pasien untuk meningkatkan tanggung jawab terhadap dirinya.
Gali alasan pasien mengkritik diri sendiri
Anjurkan pasien mengevaluasi perilakunya.
Berikan reward kepada pasien terhadap perkembangan dalam pencapaian tujuan.
Monitor tingkat harga diri.
Koping individu tidak efektif
NOC ; Koping
NIC : Peningkatan Koping
Nilai dampak situasi pasien dalam peran dan hubungan.
Anjurkan pasien mengidentifikasi gambaran yang realistik terhadap perubahan peran.
Nilai pemahaman pasien tentang proses penyakit
Nilai dan diskusikan respon alternative terhadap situasi.
Gunakan ketenangan
Berikan suasana yang menerima.
Berikan informasi tentang diagnosa, perawatan dan prognosa penyakitnya.
Berikan pasien pilihan yang realistic tentang aspek perawatan
Cari pemahaman tentang persepsi pasien terhadap situasi yang penuh dengan stress.
Jangan mengambil keputusan ketika pasien dalam keadaan stress berat.
Anjurkan pasien mengembangkan hubungan dengan orang lain.
Anjurkan pasien berhubungan dengan orang lain yang mempunyai kesamaan tujuan dan kesenangan.
Anjurkan mengikuti kegiatan sosial dan masyarakat
Anjurkan pasien menjalankan agamanya.
Evaluasi kemampuan pasien membuat keputusan.
Konfrontasi pasien apabila mengalami perasaan ambivalen (marah/depresi)
Atur situasi yang meningkatkan otonomi pasien.
Bantu pasien mengidentifikasi respon positif dari orang lain.
Gali cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam kehidupannya.
Dukung penggunaan mekanisme defensive.
Anjurkan pasien mengidentifikasi kekuatan dan kemampuannya.
Bantu pasien memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna (1996), Marah akibat Penyakit yang diderita, editor Rianti Bhaktiyani, Arcan, Jakarta.
Rawlins,Ruth P,Heacock E.Patricia,(1993). Clinical Manual of Psychiatric Nursing, Mosby Year Book
Stuart,Gail Wiscarz.Sundeen,(1998), Buku saku Keperawatan Jiwa ,alih bahasa, Achir Yani S Hamid,Editor Yasmin Asih, Ed 3, EGC,Jakarta
Mc Closkey,J.C. and G.M.Bulechek (1996).Nursing Interventions Classification (NIC). St Louis,Mosby
NANDA,2001, Nursing Diagnosis; Definition and Classification (2001-2002) Philadelphia
Nurjannah, Intansari (2004), Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia, yogyakarta
Johnson&M Maas. (2000).Nursing Outcomes Classification. St. Louis: Mosby
0 komentar:
Posting Komentar