Rabu, 17 Agustus 2011

NIC Jiwa

| Rabu, 17 Agustus 2011 | 0 komentar

1. Admission care:

  1. Kenalkan perawat

  2. Sediakan privasi untuk klien,keluarga dan orang yang berarti

  3. Orientasikan klien, keluarga orang yang berarti pada lingkungan sekitar

  4. Orientasikan klien,keluarga, orang yang berarti pada agensi fasilitas yang lain

  5. Lakukan pengkajian riwayat

  6. Lakukan pengkajian fisik awal

  7. lakukan pengkajian keuangan awal dengan cara yan gtepat

  8. Lakukan pengkajian psikososial awal dengan tepat

  9. Lakukan pengkajian religius awal dengan epat

  10. Sedaiakn klien dengan hak-hak klien

  11. Dokumentasikan informasi yang didapatkan

  12. Pelihara kerahasiaan data klien

  13. Kenali risiko klien untuk masuk kembali ke unit perawatan

  14. Biatlah diagnosa perawatan

  15. Mulai buat discharge planning

  16. Implementasikan pencegahan keamanan dengan cara yang tepat

  17. Berikan label pada papan klien, ruangan, pintu tempat tidur jika diindikasikan

  18. Beritahukan dokter tentang klien dan status klien

  19. Dapatkan order dari dokter untuk perawatan klien.













































2. Modifikasi perilaku: keterampilan social

  1. Bantu klien mengidentifikasi masalah dari kurangnya keterampilan social

  2. Dukung klien untuk memvebalisasikan perasaannya berkaitan dengan masalah interpersonal

  3. Bantu klien mengidentifikasi hasil yang diinginkan dalam hubungan interpersonal atau situasi yang problematic

  4. Bantu klien mengidentifikasi kemungkinan tindakan dan konsekuensi dari hubungan interpersonal/sosialnya

  5. Identifikasi keterampilan social yang spesifik yang akan menjadi focus training

  6. Bantu klien mengidentifikasi tahapan tingkah laku untyuk mencapai keterampilan social

  7. Sediakan model yang menunjukan tahapan tingkah laku dalam konteks situasi yang berarti bagi klien

  8. Bantu klien bermain peran dalam tahapan tingkah laku

  9. Berikan umpan balik bagi klien jika klien mampu menunjujkan kemampuan keterampialn social yang ditargetkan

  10. Didik orang yang berarti bagi klien klien dengan cara yang tepat mengenai tujuan dan proses training keterampilan social

  11. Libatkan orang yang berarti bagi klien dalam sesi training keterampilan social

  12. Sediakan umpan balik untuk klien dan orang yang berarti tentang ketepatan dari respon social dalam situasi training

  13. Dukung klien dan orang yang berarti untuk mengevaluasi hasil dari interaksi social, memberikan reward pada diri sendiri untuk hasil yan gpositif dan penyelesaian masalah yang hasilnya masih kurang dari yang diharapkan





































3. Membina hubungan yang kompeks

  1. Identifikasi perilaku sendiri terhadap klien dan situasi

  2. Mengatur perasaan pribadi yang ditimbulkan oleh klien yang mempunyai efek negative pada interaksi terapetik

  3. Ciptakan iklim yang hangat dan menerima secara tepat

  4. Sediakan kenyamanan fisik sebelum interaksi

  5. Diskusikan k erahasiaan informasi yang disampaikan dengan cara yan gtepat

  6. Monitor pesan nonverbal klien

  7. Mencari klarifikasi dari pesan nonverbal secara tepat

  8. Berespon pada pesan nonverbal klien dengan cara yang tepat

  9. Atur jarak fisik antara perawat dengan klien dengan cara yang tepat

  10. Memlihara postrur tubuh terbuka

  11. Gunakan periode diam untuk mengkomunikasikan ketertarikan dengan cara yang tepat

  12. Berikan jaminan klien tentang ketertarikan anda padanya dengan cara yang tepat

  13. Gunakan membuka dir dengan cara yang tepat

  14. Bina persetujuan yang dapat saling diterima dalam hal waktu pertemuan dan pertemuan dengan cara yang tepat

  15. Bantu klien untuk mengidentifikasi perasaan seperti marah, cemas, bermusuhan atau kesedihan yang menghalangi kemampuan berinteraksi dengan orang lain

  16. Atur dari pembatasan tingkah laku yang dapat diterima selama sesi terapetik dengan cara yang tepat

  17. Refleksikan ide utama kembali pada klien dengan kata-kata sendiri

  18. Identifikasi topic dari ketertarikan

  19. Kenalkan dirim pada orang yang berarti bagi klien dengan cara yang tepat

  20. Buatlah waktu untuk interaksi berikutnya sebelum saat meninggalkan klien

  21. Simpulkan pembicaraan pada akhir dari diskusi

  22. Gunakan kesimpulan untuk memulai pembicaraan selanjutnya

  23. Kembali pada waktu y ang dibuat sebelumnya untuk mendemonstrasikan ketertarikan anda pada klien

  24. Siapkan terminasi dengan cara yang tepat

  25. Sampaikan pengakuan dan penyelesaian selama hubungan

  26. Sampaikan pengakuan dan penyelesaian selama hubungan

  27. Fasilitasi usaha klien untuk melakukan review pengalaman hubungan terapetik

  28. Dukung klien untuk berinteraksi dengan yang lain dengan menggunakan perilaku yang p;ositif













4. Manajemen Mood

  1. Menentukan apakah klien saat ini berada pada risiko keamanan pada diri sendiri atau orang lai

  2. Memulai tindakan pencegahan yang dibutuhkan untukmengamankan pasien atau orang lain dari bahaya kerusakan fisik

  3. Monitor kemampuan perawatan diri

  4. Monitor asupan cairan dan nutrisi

  5. Bantu klien untuk memelihara hidrasi yang adekuat dan status nutrisi

  6. Monitor status fisik dari pasien (misalnya berat badan dan hidrasi)

  7. Monitor dan atur tingkat aktifitas dan stimulasi lingkungan sesuai dengan kebutuhan klien

  8. Bantu klien memelihar siklus normal dari bangun/tidur

  9. Sediakan kesempatan untuk aktivitas fisik

  10. Monitor fungsi kognitif (konsentrasi, perhatian dan akemampuan untuk membuat keputusan)

  11. Bantu klien untuk secara sadar memonitor perasaan

  12. Dukung klien dengan cara yang tepat untuk mengambil peran sktif dalam penanganan dan rehabilitasi

  13. Bantu klien utnuk mengidentifikasi pemicu dari mood yang terganggu

  14. Bantu klien utnuk mengidentifikasi perasaan yang mendasari gangguan mood

  15. Bantu klien untuk memventilasikan perasaan dengan cara yang tepat (missal memukul sand sack, terapi seni, dan aktifitas fisik yang keras)

  16. Bantu klien untuk mengidentifikasi aspek dari pemicu yang adapat atau tidak dapat dirubah

  17. Bantu klien mengidentifikasi sumber yan gtersedia dan kekuatan peribadi/ kemampuan yang dapat digunakan dalam memodifikasi pemicu gangguan mood

  18. Ajarkan koping baru pemecahan masalah

  19. Sediakan restrukturisasi kognitif yang tepat

  20. Membmerikan pengobatan untuk menstabilkan mood

  21. Monitor klien untuk efek samping pengobatan dan dampaknya pada mood

  22. Bantu dokter dengan menyediakan terapi kejang listrik jika diindikasikan

  23. Monitor status fisik dan mental dari pasien segera setelah ECT

  24. Bantu pelaksanaan photo terapi utnuk meningkatkanmood

  25. Sedaiakan pengajaran procedural pada pasien yang menerima ECT atau phototerapi

  26. Monitor respon mood pasien terhadap ECT dan phototerapi

  27. Sediakan pendidikan pengobatan pada pasien dan orang yang berarti

  28. Sediakan pendidikan penyakit pada klein atau orang yang berarti jika ganngguan mood berdasarkan penyakit (depresi, mania dan premenstrual syndrome)

  29. Sediakan petunjuk tentang perkembangan dann pemeliharaan dari sistgem dukungan (misalnya dukungan group, konselling)



5. Terapi rekreasi

  1. Bantu klien/keluarga mengidentifikasi kekurangan dalam mobilitas

  2. Bantu klien mengeksplorasi arti dari aktivitas rekreasi pavorit

  3. Monitor kapasitas fisik dan mental untuk berpartisipasi dalam aktifitas rekreasi

  4. Libatkan kloien dalam aktivitas rekreasi

  5. Bantu klien untuk memilih aktivitas rekreasi yang konsisten dengan kemampuan fisik, psikologis dan social

  6. Bantu klien untuk mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas rekreasi

  7. Bantu klien mengidentifikasi arti dari aktivitas rekreaasi

  8. Ganbarkankeuntungan dari stimulasi untuk variasi modalitas sensori

  9. Seediakan alat rekreasi yang aman

  10. Observasi keamanan

  11. Awasi sesi rekreasi dengan cara yang tepat

  12. Sediakan aktivitas rekreasi baru yang sesuai dengan usia dan kemampuan

  13. Sediakan aktivitas rekreasi yang memunyai tujuan untuk menurunkan cemas

  14. Bantu dalam mendapatkan transportasi untuk aktivitas rekreasi

  15. Sediakan penguatan positif untuk mereka yang berpartisipasi pada aktivitas rekreasi

  16. Monitor respon emosi, fisik dan social untuk aktivitas rekreasi















































6. Mendengar Aktif:

  1. Buat tujuan yang jelas saat interaksi

  2. Tunjukan ketertarikan pada klien. Dapat dilihat dari ekspresi perawat yaitu: mempertahankan kontakmata, berhadapn, posisi mata sejajar, saat bercakap-cakap perawat membungkuk jika diperlukan.

  3. Dukung ekspresi perasaan

  4. Berfokus secara total pada interaksi dengan menekan persangkaan, bias, asumsi, asyik dengan asumsi peribadi dan distraksi lain

  5. Berhati-hati terhadap kondisi fisik yang menunjukan pesan nonverbal. Hal ini dapat ditunjukan dengan kesejatian perawat

  6. Dengarkan pesan tersembunyi yang tidak nampak saat percakapan

  7. Hati-hatilah terhadap kata-kata yang dihindari seperti juga pesan non verbal yang mengikuti kata yang diekspresikan

  8. Identifikasi tema yang dominant

  9. Tentukan arti dari pesan dengan merefleksikan pada tingkah laku, pengalaman masa lalu dan situasi saat ini

  10. Identiifikasi waktu respon yang merefleksikan pemahaman dari pesan yang diterima

  11. Klarifikasi pesan melalui pertanyaan umpan balik

  12. Periksa/buktikan pemahaman dari klien

  13. Gunakan tahap-tahap interaksi untuk menemukan arti dari tingkah laku

  14. Hindari hambatan untuk mendengar aktif (missalnya meminimalisasi persaan, menawarkan solusi yang mudah, memotong pembicaraan, bicara tentang diri sendiri, kekanak-kanakan)





































7. Bantuan perawatan diri:

  1. Monitor kemampuan klien utnk kemandirian perawatan diri

  2. Monitor kebutuhan pasien untuk perlengkapan adaptif untuk kebersihan personal, berpakaian, berhias, toileting dan makan

  3. Sediakan kebutuhan yang diperlukan personal (deodorant, sikat gigi dan sabun mandi)

  4. Sediakan bantuan samai klien mampu secara penuh melakukan perawatan diri

  5. Bantu klien menerima kebutuhan ketergantungan

  6. Gunakan pengulanagn konsisten dari kesehatan rutinitas sebagi alat untuk menetapkan aktifitas

  7. Dukung klien utnuk melakukan aktivitas normal dari kehidupan sehari-hari sesuai tingkat kemampuan

  8. Dukung kemandirian, tapi intervensi saat klien tidak dapat melakkukan kegiatan.

  9. Ajarkan orang tua atau keluarga untuk mendukung kemandirian untuk mengintervensi hanya pada saat klien tidak dapat melakukan kegiatan

  10. Tetapkan rutinitas untuk aktivitas perawatan diri

  11. Pertimbangkan usia dari klien dengan mendukung aktivitas perawatan diri



















































8. Peningkatan Koping

  1. Hargai Penilaian klien terhadap perubahan dlam gambaran diri sesuai indikasi

  2. Hargai dampak dari situasi hidup klien terhadap peran dan hubungan

  3. Dukung klien untuk mengidentifikasi gambaran realitas dalam perubahan peran

  4. Hargai pemahaman klien tentang proses penyakit

  5. Hargai dan diskusikan respon terhadap situasi

  6. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan

  7. Sediakan atmosfer penerimaan

  8. Bantu klien dalam mengembangkan penghargaan yang objektif terhadap kejadian

  9. Bantu klien mengidentifikasi informasi yang palin menarik untuk didapatkan

  10. Sediakan informasi factual tentang diagnosis, penanganan dan prognosis

  11. Sediakan pilihan yang realilstik tentang aspek perawatn saat ini

  12. Dukung perilaku dari harapn yang realistic sebagai jalan untuk mengatasi perasaan tidak ada yangmembanntu

  13. Evaluasi kemampuan klien membuat keputusan

  14. Catat pemahaman perspektif klien terhadap situasi stressfull

  15. Turunkan kegiatan pengambilan keputusan saat klien berada pada stress berat

  16. Dukung penguasaan situasi secara berangsur

  17. Dukung kesabaran dalam mengembangkan hubungan

  18. Dukung hubungan dengan seseorang yang mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama

  19. Dukung aktifitas sosail dan komunitas

  20. Dukung penerimaan adanya keterbatasan pada orang lain

  21. Akui latar belakang spiritual/budaya

  22. Dukung penggunaan sumber spiritual jika diinginkan

  23. Eksplorasi prestasi sukses klien sebelumnya

  24. Eksplorasi alas an mengkritis diri pasien

  25. KOnfrontasikan ambivalen klien

  26. Dorong mengeluarkan marah dan bermusuhan dengan konstruktif

  27. Mengatur situasi yang mendukung otonomi klien

  28. Bantu klien dalam mengidentifikasi respon positif dari ornag lain

  29. Dukung identifikais nilai hidup yang spesifik

  30. Eksplorasi bersama klien metoda untuk mengatasi masalah hidup yan sebelumnya

  31. Kenalkan klen dengan orang lain/grup yang pernah mengalam I kesuksesan denga pengalaman yang sama

  32. Dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat

  33. Dukung verbalisasi dari perasaan, persepsi dan takut

  34. Diskusikan konsekuensi jika tidak mengatasi perasaan bersalah dan malu

  35. Dukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan diri

  36. Bantu klien utnuk mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang yan tepat

  37. Bantu klien memecah tujuan yang kompleks menjadi lebih kecil dengan tahap yang dapat diatur

  38. Bantu klien memeriksa sumber-sumbr untuk memnuhi tujuan

  39. Menurunkan stimulasi lingkungan yang dapat disalahartikan sebagai ancaman

  40. Hargai kebutuhan/keinginan untuk mendapatkan dukungan social

  41. Bantu kien untuk mengidentifikasi dukungansosial yan tersedia

  42. Tentukan resiko aktivitas menyakiti diri klien

  43. Dukung keterlibatan keluarga dengnan cara yang tepat

  44. Bantu klien untuk mengidentifkasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan mengelola gaya hidup atau perubahan peran

  45. Bantu klien untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan tingkah laku yang konstruktif

  46. Instruksikan klien tentgang penggunaan teknik relaksasi sesuai kebutuhan



























9. Manajemen Halusinasi

  1. Bangun hubungan saling percaya dengan klien

  2. Monitor dan atur tingkat aktifitas dan stimulasi dari lingkungan

  3. Pelihara lingkungan yang aman

  4. Sediakan tingkat pengawasan

  5. Catat tingkah laku klien yang mengindikasikan halusinasi

  6. Pelihara rutinitas konsisten

  7. Atur konsistensi pemberi perawatan sehari-hari

  8. Dukung komunikasi yang jelas dan terbuka

  9. Sediakan kesempatan klien untuk mendiskusikan halusinasinya

  10. Dukung klien untuk mengekspresikan perasaannyadengan cara yang tepat

  11. Fokuskan kembali pasien pada topikjika komunikasi klien tidak tepat untuk lingkungan

  12. Monitor halusinasi untuk adanya isi halusinasi kekerasan pada diri atau orang lain

  13. Dukung klien untuk mengembangkan control/ tanggung jawab pada tingkah laku sendiri

  14. Dukun klien untuk mendiskusikan perasaan dan impuls daripada bertindak pada mereka

  15. Dukung klien untuk memfalidasi halusinasi dengan orang yang dipercaya (misalnya testing realita)

  16. Tunjukan jika ditanya bahwa anda tidak mengalami stimulasi yang sama

  17. Hindari dari mendebat klien dari valilditas dari halusinasi

  18. Fokus diskusi pada perasaan saat itu, lebih dari isi halusinasi (contoh: kamu tampak ketakutan)

  19. Sediakan pengobatan rutin PRN antipsikotik dan anti cemas

  20. Sediakan pendidikan pengobatan untuk klien dan orang yang berarti

  21. Monitor klien untuk efek samping p;engobatan dan efek terapetik yang diinginkan

  22. Sediakan keamanan dan kenyamanan klien dan orang lain pada saat klien tidak dapat mengontrol tingkah laku

  23. Hentikan atau turunkan pengobatan (setelah berkonsultasi dengan pemberi resep) yang mungkin menyebabkan hallusinasi

  24. Sediakan pendidikan tentang penyakit pada klien atau orang yang berarti jika halusinasi disebabkan oleh penyakit (misalnya depresi, delirium dan skizofrenia)

  25. Didik keluarga dan orang terdekat tentang cara untuk mengatasi klien dengan halusinasi

  26. Monitor kemampuan merawat diri

  27. Bantuan perawatan jika diperlukan

  28. Monitor status fisik klien

  29. Sediakan istirahat cukup dan nutrisi

  30. Libatkan klien dalam aktivitas berdasarkan realita yang mungkin mengalihkan dari halusinasi (misalnya mendengarkan musik)









10. Manajemen Waham

  1. Bina hubungan saling percaya

  2. Sediakan klien kesempatan untuk mendiskusikan waham dengan pemberi perawatan

  3. Hindari mendebat tentang kepercayaan yan gsalah

  4. Hindari mendukung ide waham

  5. Fokus diskusi pada perasaan klien dari pada hanya isi dari waham

  6. Sedaiakn rasa nyaman dan jaminan

  7. Dukung klien untuk memvalidasi kepercayaan waham dengan orang yang dipercaya

  8. Dukung klien untuk memverbalisasikan waham pada pemberi perawatan

  9. Bantu klien untuk mengidentifikasi situasi dimana klien secara social dapat diterima untuk mendiskusikan waham

  10. Sedaiakn aktifitas rekreasi atau aktifitas di waktu luang yang membutuhkan perhatian atau keterampilan

  11. Monitor kemampouan perawatan diri

  12. Bantu perawatan diri jika diperlukan

  13. MNonitor status fisik klien

  14. Sediakan istirahat dan nutrisi yang sdekuat

  15. Monitor waham untuk mengetahui adanya isi waham yang membahayakan diri atau kekerasan

  16. Llindungi klien dan orang lain dari waham yang menyebbkN perilaku yang mungkin berbahaya

  17. Pelihara lingkungabn yang aman

  18. Sediakan tingkat yang tepat dari surveillance atau pengawasan untuk memonitor klien

  19. Jamin keamanan klen

  20. Sediakan keamanan dan kenyamanann klien dan orang lain pada saat klien tidak dapat mengontrol tingkah laku

  21. Turunkan stimulasi lilngkungan yang berlebihan sesuai dengan kebutuhan

  22. Bantu klien untuk menghindari atau mengeliminasi stressor yang menciptakan waham

  23. Pelihara rutinitas harian secara konsisten

  24. Atur konsistensi pemberi perawatan setiap hari

  25. Berikan obat anti psikotik dan anti cemas sesuai rutinitas dan sesuai kebutuhan

  26. Sediakan pendidikan mengenai pengobatgan pada klien dan da orang yang berarti

  27. Monitor efek samping obat dan efek terapetik yang diinginkan

  28. Ajarkan kleuarga dan orang terpenting tentang jalan untuk mengatasi klien dengan waham

  29. Sediakan poendidikan tentang penyakit pada klie dan orang yang berarti jika waham berasal dari penyakit













11. Peningkatan sosialisasi

  1. Dukung pengembangan keterlibatan dalam hubungan yang telah terbina, misalnya sikap ramah, murah senyum, sopan, menghormati perkataan misalnya ‘bagaimana perasaannya hari ini?’. Mengajak berbicara hal-hal ytang sederhana.

  2. Meningkatkan kesabaran dalam mengembangkan hubungan misalnya pada saat klien menolak minum obat, perawat tetap sabar

  3. Meningkatkan hubungan dengan orang yang memiliki ketertarikan dan tujuan yang sama

  4. Dukung aktivitas social dan komunitas.

  5. Dukung klien untuk mau berbagi masalah dengan orang lain

  6. Dukung kejujuran dalam menunjukan jati diri klien pada orang lain

  7. Dukukng ketertarikan baru secaramenyeluruh

  8. Dukung menghormati hak orang lain

  9. Rujuk klien pada grup analisis transaksional atau program dimana memahami transaksi dapat ditingkatkan dengan tepat

  10. Mengijinkan pengetesan dari batasan hubungan

  11. Memberikan umpan balik tentang kemajuan dalam perawatan mengenai penampilan personal atau aktivitas lain

  12. Bantu klien meningkatkan kesadaran mengenai kekuatan dan batasan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

  13. Gunakan bermain peran untuk mempraktekan peningkatan keterampilan dan teknik komunikasi

  14. Sedaiakan model peran yang mengekspresikan marah dengan cara yang tepat

  15. Mengkonfrontasikan mengenai kerusakan penilaian oleh klien dengan cara yang tepat

  16. Meminta dan mengharapkan komunikas verbal

  17. memberikan umpan balik positif pada saat klien mampu memahami hal yang lain

  18. Dukung klien utnuk merubah lingkungan seperti keluar untuk jalan-jalan atau melihat film

  19. Memfasilitasi masukan dari klien dan perencanaan untuk aktifitas dimasa depan

  20. Dukung rencana grup kecil untuk aktifitas spesial























12. Peningkatan support system:

  1. Mengkaji respon psikologi terhadap situasi dan ketersediaan system dukungan

  2. menentukan keadekuatan dari jaringan social yang ada

  3. Mengidentifikasi tingkat dukungan keluarga

  4. Menentukan system dukungan yang saat ini digunkan

  5. menentukan tahanann untuk menggunakan system dukungan

  6. Monitor situasi keluarga saat ini

  7. Dukung klien untuk berpartisipasi dalam aktivitas social dan komunitas

  8. Dukung hubungan dengan orang lain yang mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama

  9. Rjuk pada self-help group jika tepat

  10. Mengkaji sumber komunitas yang adekuat untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahn

  11. Libatkan keluarga/orang yang berarti dalam perawatan dan perencanaan.

























































13. Peningkatan harga diri

  1. Monitor pernyataan klien tentang harga dirinya

  2. Tentukan control klien dalam cara mengungkapkan perasaan dan pikiran

  3. Tentukan tingkat kepercayaan diri klien dalam pengambilan keputusan

  4. Anjurkan klien untuk mengidentifikasi kekuatan

  5. Berikan penghargaan saat klien mampu mengenali kekuatannya

  6. Anjurkan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain

  7. Sediakan pengalaman yang dapat meningkatkan otonomi klien secara tepat

  8. Bantu klien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain

  9. Hindari mengkritik secara negative

  10. Hindari mengolok-olok atau mengejek

  11. Bantu klien menentukan setting tujuan yang realistic untuk meningkatkan harga diri

  12. bantu klien menerima ketergantungan pada orang lain secara tepat

  13. Bantu klien untuk reevaluasi persepsi negative terhadap diri

  14. Anjurkan klien meningkatkan tanggung jawab terhadap diri sendiri secara adekuat

  15. Bantu klein untuk mengidentifikasi pengaruh/dampak kelompok sebaya terhadap perasaan harga diri

  16. Eksplorasi kesuksesan/prestasi masa lalu

  17. Eksplorasi alas an kritik terhadap diri atau menyalahkan diri

  18. Anjurkan klien untuk mengecvaluasi perilakunya sendiri

  19. Anjurkan klien untuk menerima perubahan baru

  20. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri

  21. Monitor frekuensi menverbalkan negative diri

  22. Monitor level harga dir setiap saat secara tepat

































14. Dukungan spiritual:

  1. Terbuka terhadap ekspresi kesepian dan ketidakberdayaan.

  2. Anjurkan untuk penggunaan sumber-sumber spiritual.

  3. Fasilitasi pasien dengan artikel-artikel spiritual sesuai dengan pilihan mereka.

  4. Konsultasikan pasien ke penasihat spiritual pilihan pasien.

  5. Gunakan teknik klarifikasi nilai (prinsip) untuk membantu pasien mengklarifikasi nilai dan kepercayaan

  6. Sediakan waktu untuk mendengarkan ungkapan perasaan pasien.

  7. Bersikap empati pada perasaan pasien.

  8. Fasilitasi pasien untuk melakukan meditasi, beribadah, dan aktivitas ritual keagamaan yang lain

  9. Dengarkan baik-baik komunikasi pasien, dan bangun sense of timing untuk beribadah atau ritual spiritual.

  10. Yakinkan pasien bahwa perawat akan bersedia membantu pasien pada waktu sakit/menderita.

  11. Terbuka pada perasaan pasien tentang sakit dan mati.

  12. Bantu pasien untuk mengekspresikan dan mengurangi rasa marah dengan jalan yang tepat dan benar

















































15. Terapi Bermain:

  1. Sediakan alat-alat permainan sesuai dengan tingkat perkembangan klien

  2. sediakan alat p[ermainan yang aman

  3. Sediakan alat-alat permainan yang merangsang kreativitas dan expresi

  4. Sediakan peralatan dalam bermain peran

  5. Sedaiakn peralatan permaian aggressive atau repressive jika tepat

  6. Sediakan alat alat RS sungguhan untuk memfasilitasi ekspresi tentang realitas perawatan, pengobatan ndan penyakit

  7. Sediakan lingkungan yang tenang dan terbebas dari interupsi

  8. Konunikasikan penerimaan perasaan, positif ataupun negative, dan expressikan melalui permainan

  9. Set untuk permainan yang terapetik

  10. Komunikasikan tujuan dari sessi permainan

  11. Awasi sessi permainan

  12. Diskusikan kegiatan bermain pada keluarga

  13. Anjurkan pasien untuk berbagi perasaan, pengetahuan dan persepsi

  14. Observasi penggunaan alat permainan oleh pasien

  15. Catat hasil observasi selama permainan

  16. Validasi perasaan klien yangdiekspresikan selama permainan

  17. Bandingkan data yang didapat saat permainan dengan data yang didapat dari wawancara riwayat











































16. Terapi seni:

  1. Sedaiakn peralatan yang sesuai dengan tujuan terapi dan tingkat perkembangan kien

  2. Sedaikan lingkungan yang tenang dan terbebas dari interupsi

  3. Diskusikan tentag menggambar atau seni yang lain dengan klien

  4. Lewatkan waktu dengan klien selama penggunaan media seni

  5. Observasi pendekatan klien terhadap media seni

  6. Catat komentar verbal dari klien selama terapi seni

  7. Anjurkan klien menjelaskan hassil seni atau hasil gambarnya

  8. Catat interpretasiklien terhadap kreasinya

  9. Diskusikan denganklien apa yang digambar, menggunakan pendekatan langsung ataupun tidak langsung secara tepat

  10. Identifikasi tema-tema dari kreasi klien dari waktu ke waktu

  11. gandakan hasil karya klien dan simpan di file klien sesuai keburtuhan secara tepat

  12. Gunakan figure manusia untuk mengenali konsep diri klien

  13. Gunkaan tema gambar keluarga untuk mengenali pola interkasi keluarga

  14. Gunakan gambar untuk mengenali efek kejadian stress pada klien

  15. Bandingkan hasil gambar klien dengan tingkat perkembangan

  16. Interpretasikan arti aspek yang berarti dari gambar,

  17. Hindari membaca makna gambar sebelum membaca riwayat secara keseluruhan, dasar menggambar, dan kumpulan gambar waktu waktu terdahulu.









































17. Terapi aktivitas

  1. Berkolaborasi dengan okupasi terapi, fisik terapis ata rekreasi terapis dalam merencanakan dan monitor program aktivitas dengan cara yang tepat

  2. Tentukan komitmen klien untuk meningkatkan frekuensi atau rentang aktivitas

  3. Bantu untuk mengeksplorasi arti pribadi dari aktivitas yang biasa dilakukan

  4. Bantu untuk memilih aktifitas konsisten sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

  5. Bantu berfokus pada apa yang pasien dapat lakukan daripada berfokus pada kekurangannya

  6. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktifitas yang diperlukan

  7. Bantu untuk mendapatkan transportasi dengan cara yang tepat

  8. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang disukai

  9. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang penuh arti

  10. Baqntu klien untuk membuat jadual periode yang spesifik dalam hal aktivitas hiburan kedalam rutinitas harian

  11. Bantu klien /keluarga mengidentifikasi kekurangan dalam tingkat aktivitas

  12. Insteruksikan pada klien /keluarga untuk memilih fungsi dan kesehatan sesuai dengan peran dari aktifitas social, spiritual dan kognitif

  13. Instruksikan klien/keluarga bagaimana menunjukan aktifitas yang diinginkan atau disarankan

  14. Bantu klien /keluarga untuk mengadaptasi lingkungan guna mengakomodasi sktifitas yang diinginkan

  15. Sedaiakn aktifitas untuk meningkatkan lapang perhatian dlam berkonsultasi dengan OT

  16. Memfasilitasi pergantian aktifitas pada saat klien mempunyai keterbatasan dalam waktu, energi atau pergerakan

  17. Merujuk pada pusat komuniti atau program aktifitas

  18. Bantu denganaktifitas fisik teratur (misalnya ambulasi, transfer, berpindah dan perawatan diri)

  19. Sediakan aktivitas motorik kasar untuk klien dengan hiperaktif

  20. Buat lingkungan aman untukk pergerakan otot besar sesuai indikasi

  21. Sediakan aktivitas motorik untuk menghilangkan ketegangan otot

  22. Sediakan permainan group yang tidak kompetitif terstruktur dan aktif

  23. Dukung keterlibatan dalam kegiatan rekreasi dan hiburang yang bertujuan untuk menurunkan kecemasan, group menyanyi, volley, pingpong, jalan-jalan, berenang, tugas yang sederhana dan simple, permainan yang sederhana, tugas rutin, mengurus rumah, berdandan, tekateki dan kartu

  24. Sediakan penghargaan positif bagi yang telah aktif berpartisipasi

  25. Bantu klien untuk mengembangkan motivasi diri danpenguatan

  26. Monitor respon emosi, fisik, social dan spiritual, terhadap aktivitas

  27. Bantu klien dan keluarga untuk memonitor sendiri kemajuannya terhadap tujuan yang ingin dicapai.







18. Bantuan Kontrol Marah:

  1. Buat hubungan saling percaya

  2. Gunakan pendekatan kalem dan meyakinkan

  3. Tentukan harapan tingkah laku yang tepat untuk expresi marah, berikan tingkat kognitif dan fungsi fisik

  4. Batasi akses untuk situasi yang membuat frustasi sampai pasien dapat mengekspresikan dengan cara yan gadaptif

  5. Dukung pasien untuk mencari bantuan dari staff perawat atau yang bertanggung jawab selama periode peningkatan ketegangan

  6. Monitor untuk agresi yang tidak tepat dan intervensi sebelum diekspresikan

  7. Cegah menyakiti secara fisik jika marah yang diarahkan pada diri atau orang lain (misalnya restrain dan menghindarkan sebjata yang mematikan)

  8. Sediakan fasilitas untuk mengekspresikan marah seperti sansak, sport, menulis dll

  9. Sedaiakan jaminan untuk pasien bahwa staff perawat akan melakukan intervensi untuk mencegah pasien dari kehilangan control

  10. Gunakan control eksternalk sesuai dengan kebutuhan untuk menenangkan pasien yang mengekspresikan marah dengan perilaku yang mal adaptif

  11. Sediakan umpan balik pada perilaku yang membantu pasien mengidentifikasi marah

  12. Bantu pasien untuk mengidentifikasi sumber kemarhan

  13. Identifikasi fungsi dari marah , frustasi dan kekerasan bagi pasien

  14. Identifikasi konsekuensi dari ekspresi marah yang tidak tepat

  15. Bantu pasien untuk membuat rencana strategis untuk mencegah ekspresi marah yang tidak tepat

  16. Identifikasi bersama dengan pasien keuntungan dari perilaku marah dengan perilaku yang adaptif dan tanpa kekerasan.

  17. Bangun harapan dimana pasien dapat mengeontrol perilakunya

  18. Instruksikan penggunaan time-out dan nafas dalam

  19. Bantu mengembangkan metode yang tepat untuk mengekspresikan marah pada orang lain

  20. Sediakan model peran yang mengekspresikan marah secara tepat

  21. Dukung pasien dalam mengimplementasikan strategi control marah dan ekspresi marah yang tepat

  22. Sediakan reinforcement untuk ekspresi marah yang tepat



















19. Manajemen lingkungan: Pencegahan kekerasan

  1. Jauhkan barang-barang yang dapat dijadikan senjata dari lingkungan

  2. Cari lingkungan rutin yang bebas dari bahaya

  3. Cek pasien bahwa tidak memiliki senjata atau barang yang potensial dijadikan senjata pda saat pasien masuk

  4. Monitor keamanan semua barang yang dibawa oleh pengunjung

  5. Instruksikan pada pengunjung dan pemberi perawatan lain tentang isu keamanan pasien

  6. Batasi pasien untuk menggunakan barang yang potensial yang menjadi senjata

  7. Monitor pasien selama penggunaan barang yang potensial untuk senjata misalnya psau cukur

  8. Tempatkan pasien dengan masalah potensial menyakiti diri dengan teman sekamar lain untuk menurunkan isolasi dan kesempatan bertindak menyakiti diri sesuai dengan fikirannya dengan cara yang tepat

  9. Atur ruangan tunggal untuk pasien dengan potensial menyakiti orang lain

  10. Tempatkan pasien di ruang tidur yang dekat dengan ruang perawat

  11. Batasi akses ke jendela jika tidak dikunci

  12. Penggunaan kunci dan alat penyimpanan

  13. Sedaiakan alat makan dari plastic atau kertas

  14. Tempatkan pasien pada lingkungan yang membatasi untuk tingkat kebutuhan observasi

  15. Sediakan pengawasan pada semua pasien yang mempunyai akses area untuk memelihara keamanan pasien dan intervensi terapeutik sesuai dengan kebutuhan

  16. Pindahkan individu lain dari pasien yang potensial melakuakn kekerasan

  17. Memelihara area aman yang telah direncanakan untuk pasien pada saat melakukan kekerasan

  18. Kenakan milts, splints, helm atau restrain untuk membatasi pergerakan dan kemampuan untuk menyakiti diri jika diperlukan

  19. Sedaiakan plastic sebagai hanger dan bukan dari metal jika diperlukan























20. Discharge Planning

  1. Bantu klien, keluarga untuk menyiapkan kepulangan

  2. Kolaborasi dengan klien,, keluraga, dokter , orang berarti dan tim kesehatan lain dalam merencanakan perawatan kesehatan berkelanjutan

  3. Berkoordinasi dengan pemberi perawatan yang berbeda untuk menjamin waktu kepulangan klien

  4. Identifikasi pemahaman klien dan pemberi perawatan tentang pengetahuan atau skill yang diperlukan setelah klien pulang

  5. Identifikasi kebutuhan pengajaran klien untuk perawatan setelah pulang

  6. Komunikasikan rencana pulang klien, dengan cara yang tepat

  7. Dokumentasikan rencana klien pulang di tempat pendokumentasiannya

  8. Formulasikan rencana pemeliharaan untuk follow Up setelah klien pulang

  9. Bantu klien, orang berarti dan keluarga untuk merencanakan lingkungan suportif yang diperlukan untuk menyediakan perawatan klien setelah pulang dari rumah sakit

  10. Kembangkan rencana yang mempertimbangkan perawatan kesehatan, sosial, dan kebutuhan finansial klien

  11. Atur evaluasi setelah kepulangan dengan cara yang tepat

  12. `Dukung perawtaan diri dengan cara yanng tepat

  13. Atur kepulangan pada tingkat perawatan selanjutnya

  14. Atur dukungan pemberi perawatan dengan cara yang tepat

  15. Diskusikan sumber finansial, jika pengaturan perawatan kesehatan diperlukan setelah pulang

  16. Koordinasikan rujukan terkait yang relevan diantara penyedian perawtan kesehatan.



































Nursing

Intervention

Classivication

(NIC)



Di edit kembali

oleh Tulus Setiono









Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran UGM

Yogyakarta

Related Post



0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Archives

Pengunjung


widgeo.net

Ayat Al Quran

Follower

© Copyright 2010. wahidnh.blogspot.com . All rights reserved | wahidnh.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - zoomtemplate.com| Modified by wahidnh.blogspot.com