STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN HALUSINASI
Pengertian
Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh atau baik (DepKes RI, 1998)
Macam- macam
Halusinasi akustik (dengar)
Merupakan halusinasi yang sering terjadi pada penderita gangguan mental terutama gangguan mental berat.Penderita sering mendengar suara pikiran sendiri dalam keadaan normal kadang orang mendengar namanya dipanggil.
Halusinasi visual (penglihatan)
Merupakan persepsi salah (palsu) pada keadaan mata terbuka di lingkungan penerangan yang cukup. Bayangan yang terlihat pada mata tertutup bukan merupakan halusinasi murni. Demikian pula halusinasi visual (melihat bayangan) pada waktu keadaan menurun juga bukan halusinasi murni.
Halusinasi olfaktorius (penciuman)
Merupakan persepsi bau yang palsu. Umumnya halusinasi bau berupa bau busuk dan harum (bunga).
Halusinasi gustatorium (pengecapan)
` Persepsi palsu terhadap pengecapan. Halusinasi kecap yang sering timbul adalah pada rasa pahit dan asam.
Halusinasi taktil (raba)
Halusinasi taktil paling sering dijumpai pada keadaan lepas alkohol atau pada intoksikasi alkohol. Dapat pula ditemukan pada penderita skizoprenia.
Halusinasi seksual
Persepsi tentang alat genital yang palsu, penderita merasa adanya sensasi luar biasa pada alat genitalnya.
Halusinasi kinesti
Persepsi palsu pada seseorang setelah mengalami operasi besar/ mayor.
Agnosia
Gangguan persepsi yang ditandai dengan ketidakmampuan mengenal dan menginterpretasikan kesan sensorik.
Tahap- tahap halusinasi (Stuart- Sundeen, 1998)
Tahap I
Secara umum bersifat menyenangkan,memberi rasa aman, tingkat kecemasan sedang.
Karakteristik :
Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah, ketakutan.
Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan rasa cemas.
Pikiran dan pengalaman sensori masih dalam kontrol jika cemas dapat diatasi.
Tahap II
Menyalahkan, kecemasan meningkat, secara umum halusinasi menyebabkan rasa antipati.
Karakteristik :
Pengalaman sensasi yang menakutkan.
Merasa kehilangan kontrol
Berusaha menjauhkan diri dari sumber yang dipersepsikan.
Perasaan malu dan menarik diri.
Tahap III
Mengontrol, tingkat kesadaran berat. Pengalaman sensori tidak dapat ditolak.
Karakteristik :
Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori
Terbiasa dengan halusinasinya dan tidak berdaya.
Kesepian bila pengalaman sensori berakhir.
Tahap IV
Menguasai, tingkat kecemasan panik, dipengaruhi oleh delusi / waham.
Karakteristik :
Pengalaman sensori menakutkan dan mengancam.
Dapat berlangsung selama beberapa jam/ hari
Karakteristik perilaku
Bicara, senyum, tertawa sendiri
Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu, dan mersa sesuatu yang tidak nyata.
Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.
Tidak dapat memusatkan perhatian / konsentrasi
Pembicaraan kacau
Sikap curiga dan bermusuhan
Menarik diri, menghindar dari orang lain
Sulit membuat keputusan
Ketakutan
Tidak mampu melaksanakan asuhan mandiri, mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias yang rapi.
Mudah tersinggung, jengkel, marah.
Menyalahkan diri sendiri / orang lain
Muka merah, kadang pucat
Ekspresi wajah tegang
Tekanan darah meningkat
Nafas terengah-engah
Nadi cepat
Banyak keringat
Diagnosa Keperawatan
Gangguan persepsi sensori ( visual, dengar, kinesti, gustatori, taktil, penciuman)
Definisi : kondisi dimana individu mengalami perubahan dalam jumlah atau pola dari stimuli yang dikaitkan dengan penurunan, berlebihan, distorsi atau kerusakan respon terhadap stimulasi (Nurjannah, 2004).
Batasan Karakteristik :
Konsentrasi kurang
Penyimpangan pendengaran
Selalu berubah responnya dari rangsang
Kegelisahan
Laporan atau ukuran penambahan sensori akut
Mudah tersinggung
Disorientasi waktu, tempat atau dengan orang
Perubahan kemampuan memecahkan masalah
Perubahan pola perilaku
Perubahan pola komunikasi
Halusinasi
Penyimpangan penglihatan.
Faktor yang berhubungan :
Perubahan persepsi sensori
Rangsangan lingkungan berlebihan
Stress, psikis
Perubahan penangkapan sensori, transmisi dan atau integrasi
Kurangnya rangsangan lingkungan
Ketidakseimbangan biokimia untuk penyimpangan sensori, misalnya ilusi, halusinasi.
NOC
Visual
Body image
Cognitive orientation
Sensory fungtion= vision
Vision compensation behavior
Auditory
Cognitive orientation
Communicative reseptive ability
Distorted thought control
Hearing compensation behavior
Kriteria Hasil
Menunjukkan pemahaman verbal, tulis, atau sinyal respon
Menunjukkan pergerakkan dan ekspresi wajah yang rileks
Menjelaskan rencana memodifikasi gaya hidup untuk mengakomodasi kerusakan visual dan pendengaran
Bebas dari bahaya fisik karena penurunan keseimbangan pendengaran, penglihatan dan sensasi
Memelihara kontak dengan sumber komunitas yang tepat
NIC
Hallucination management (pengelolaan halusinasi)
Definisi: dukungan keamanan, kenyamanan dan orientasi realita dari pengalaman halusinasi pasien
Aktivitas
bangun hubungan saling percaya dengan klien
monitor dan atur tingkat aktivitas dan stimulasi dari lingkungan
pelihara lingkungan yang aman
sediakan tingkat pengawasan pasien
catat tingkah laku pasien yang mengindikasikan halusinasi
pelihara rutinitas konsisten
atur konsistensipemberi perawatan sehari- hari
dukung komunikasi yang jelas dan terbuka
sediakan kesempatan pasien untuk mendiskusikan halusinasinya
dukung pasien mengekspresikan perasaannya dengan cara tepat
fokuskan kembali pasien pada topik jika komunikasi pasien tidak tepat untuk lingkungan
monitor halusinasi untuk adanya isi halusinasi kekrasan pada diri atau orang lain
dukung pasien untuk mengembagkan kontrol/ tanggung jawab pada tingkah laku sendiri
dukung pasien untuk mendiskusikan perasaan dan impulses dari pada bertindak pada mereka
dukung pasien untuk memvalidasi halusinasi dengan orang yang dipercaya (misalnya resting realita)
tunjukkan jika ditanya bahwa anda tidak mengalami stimuli yang sama. (“ saya percaya kamu mendengar suara itu, Cuma saya tidak mendengar)
Hindari mendebat pasien tentang validitas dari halusinasi
Fokus diskusi pada perasaan saat itu, lebih dari isi halusinasi (kamu tampak ketakutan?)
Sediakan pengobatan rutin PRN antipsikotik dan anti cemas
sediakan pendidikan pengobatan untuk pasien dan significant other
monitor pasien untuk efek samping pengobatan dan efek terapeutik yang diinginkan
sediakan keamanan dan kenyaman pasien dan orang lain pada saat pasien tidak dapat mengontrol tigkah laku (batasi setting, retriksi ana, restrain fisik)
Hentikan atau turunkan pengobatan yang mungkin menyebabkan halusinasi
Sediakan pendidikan hutang peyakit pada pasien atau SO jika halusinasi disebabkan oelh penyakit (misalnya: delirium, schizoprenia, dan depresi)
Didik keuarga dan SO tentang cara untuk mengatasi pasien yang mengalami halusinasi
Monitor kemampuan merawat diri
Bantu perawatan diri jika diperlukan
Monitor status fisik pasien (BB, hidrasi, langkah tapak kaki pasien)
Sediakan istirahat cukup dan nutrisi
Libatkan pasien dalam aktivitas berdasarkan realita yang mngkin mengalihkan dari hausinasi (misalnya mendengarkan musik)
Reality orientation (orientasi realita)
Definisi: peningkatan kesadaran pasien terhadap identitas personal, waktu dan lingkungan.
Aktivitas:
informasikan pada pasien tentang orang, tempat dan waktu sesuai kebutuhan
hindari frustasi pasien dan pertanyaan tentang orientasi yang membingungkan yang tidak dapat dijawab
sediakan lingkungan fisik yang konsisten dan rutinitas harian
sediakan akses obyek yang familier jika memungkinkan
berikan pakaian pribadi klien
hindari situasi yang tidak familier
siapkan pasie untuk perubahan yang akan datang pada rutinitas yang bisa dilakukan dan perubahan pada lingkungan sebelum terjadi
sediakan pemberi perawtan yang familier dengan pasien
penggunaan tanda lingkungan (misalnya tanda, gambar, jam, kalender dan warna sebagai tanda dari lingkungan ) untuk menstimulasi memori, orientasi, dan meningkatkan tingkah laku yang tepat
dukung penggunaan lat yang meningkatkan input sensori
memindahkan stimuli jika memungkinkan yang menciptakan persepsi yang salah pada pasien
sediakan istirahat/ tidur/ tidur siang yang adekuat
batasi pengunjung dan lamanya kunjungan jika pasien mengalami stimulasi berlebihan dan peningkatan disorienatsi
dekati pasien dengan pelan dan dari depan
sapa pasien dengan namanya pada saat mulai interaksi
lakukan pendekatan dengan tenang dantidak terburu- buru pada saat berinteraksi dengan pasien
bicara pada pasien dengan perilaku yang tenang dan volume yang tepat
ulangi verbalisasi jika diperlukan
penggunaan gesture atau obyek untuk meningkatkan pemahaman komunikasi verbal
stimulasi memori dengan mengulangi pikiran terakhir pasien yang diekspresikan
tanyakan satu pertanyaan pada satu waktu
hindari kebutuhan berpikir abstrak jika pasien hanya dapat berpikir hal- hal yang konkrit
batasi kebutuhan untuk membuat keputusan jika membigungkan atau emmbuat frustasi pasien
berikan satu perintah sederhana pada satu waktu
libatkan pasien dalam aktivitas konkrit
libatkan pasien pada grup/ kas orientasi realita, pada saat tepat dan tersedia
monitor untuk perubahan sensasi dan orientasi
Kerusakan interaksi sosial
Definisi: ketidakcukupan atau kuantitas berlebih atau tidak efektifnya kualitas pertukaran sosial
Batasan karakteristik
ungkapan atau observasi ketidakmampuan untuk menerima atau mengkomunikasikan kepuasan rasa memiliki/ menyayangi, tertarik atau pengalaman berbagi
mengungkapkan atau mengobservasi ketidakmampuan situasi sosial
mengamati kegagalan dalam perilaku interaksi sosial
keuarga melaporkan perubahan gaya atau pla interaksi
Faktor yang berhubungan
kurang pengetahuan/ ketrampilan tentang cara untuk meningkatkan hubungan yang menguntungkan
isolasi terapeutik
ketidakcocokan sosial budaya
kurangnya mobilitas fisik
barier lingkungan (rintangan lingkungan)
rintangan komunikasi
perubahan proses berpikir
kurang dapat berhubungan dengan orang lain atau teman sebaya
gangguan konsep diri
NOC
Ketrampilan berinteraksi dengan orang lain (1-5= tidak pernah dilakukan, jarang dilakukan, kadang- kadang dilakukan, sering dilakukan, konsisten dilakukan)
Kriteria hasil
Mengidentifikasi tingkah laku problematik yang menghalangi sosialisasi
Penggantian tingkah laku kostruktif ke tingkah laku sosial yang disruptif (spesifik)
Pasien berpartisipasi dalam aktivitas
NIC
Modifikasi perilaku= ketrampilan sosial
Definisi: bantu pasien untuk mengembangkan atau meningkatkan ketrampilan sosial interpersonal
Aktivitas:
bantu pasien untuk mengidentifikasi masalah dan kurangnya ketrampilan sosial
dukung pasien untuk memverbalisasikan perasaannya berkaitan dengan masalah interpersonal
bantu pasien mengidentifikasi hasil yang diinginkan dalam hubungan interpersonal atau situasi problematik
bantu pasien mengidentifikasi kemungkinan tindakan dan konsekuensi dari hubungan interpersonal/ sosialnya
identifikasi ketrampilan sosial yang spesifik yang akan menjadi fokus training
bantu pasien mengidentifikasi setiap tingkah laku untuk mencapai ketrampilan sosial
Sediakan model yang menunjukkan setiap tingkah laku dalam konteks situasi yang berarti bagi pasien
Bantu pasien bermain peran dalam setiap tingkah laku
Sediakan umpan balik (penghargaan atau reward) bagi pasien jika pasien mampu menunjukkan kemampuan ketrampilan sosial yang ditargetkan
Didik SO pasien ( keluarga, grup dan pimpinan) dengan cara yang tepat
Libatkan SO dalam sesi pelatihan ketrampilan sosial (bermain peran) dengan pasien dengan cara yang tepat
Sediakan umpan balik untuk pasien dan SO tentang ketepatan dari respon sosial dalam situasi training
Dukung pasien/ SO untuk mengevaluasi hasil dari interaksi sosial
Ineffective coping (koping tidak efektif)
Definisi: ketidakmampuan untuk melakukan penaksiran yang valid terhadap stresor, tidak adekuatnya pilihan respon dan atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber yang tersedia
Batasan karakteristik:
Gangguan tidur
Penurunan penggunaan dukungan sosial
Konsentrasi buruk
Kelelahan
Problem solving tidak adekuat
Mengeluhkan ketidakmampuan koping atau ketidakmampuan untuk meminta bantuan
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
Perilaku merusak terhadap diri atau orang lain
Ketidakmampuan memenuhi harapan pesan
Tingkat kesakitan/ penyakit yang tinggi
Perubahan dalam pola komunikasi
Faktor- faktor yang berhubungan:
perbedaan gender dalam strategi koping
tingkatpercaya diri tidak adekuat dalam kemampuan koping
ketidakpastian
dukungan sosial tidakadekuat yang dibentuk dari karakeristik atau hubungan
tingkat kontrol persepsi tidak adekuat
derajat pengobatan tingkat tinggi
krisis situasional atau maturasional
gangguan dalam pola penurunan ketegangan
kesempatan untuk mengantisipasi stresor tidak adekuat
NOC:
Decision making
Impulse control
Information processing
Kriteria hasil:
menyatakan secara verbal tentang perasaan, berhubungan dengan kondisi emosional
mengidentifikasi pola koping dan tingkah laku yang dihasilkan
mengidentifikasi kekuatan personal dan menerima dukungan melalui hubungan dengan perawat
membuat keputusan dan mengikuti tindakan dengan tepat untuk mengubah situasi provokatif dalam lingkungan personal
NIC:
Coping enhancement (Peningkatan koping)
Definisi: bantu pasien untuk beradaptasi dalam menerima stresor, perubahan atau ancaman yang mencampuri pemenuhan kebutuhan hidup dan peran
Aktivitas:
hargai penilaian pasien terhadap perubahan dalam gambaran diri, sesuai indikasi
hargai dampak dari situasi hidup pasien terhadap peran dan hubungan
dukung pasien untuk mengidentifikasi deskripsi realistis dalam perubahan peran
hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit
hargai dan diskusikan alternatif respon terhadap situasi
gunakan pendekatan yang tenang
sediakan atmosfir penerimaan
bantu pasien dalam mengembangkan penghargaan yang obyektif terhadap kejadian
sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini
menurunkan stimuli di lingkungan yang dapat disalahartikan sebagai ancaman
dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi positif untuk mengatasi keterbatasan
bantu pasien untuk megklarifikasi miskonsepsi
dukung pasien untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan tingkah laku yang konstruktif
0 komentar:
Posting Komentar